Merdeka.com - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso melaporkan, realisasi program restrukturisasi kredit mencapai lebih dari Rp241 triliun hingga saat. Nilai tersebut menjangkau sebanyak 2,9 juta lebih debitur.

"Jadi, restrukturisasi kredit lebih dari Rp241 triliun dan itu diberikan kepada lebih dari 2,9 juta nasabah, terutama UMKM," ucapnya dalam Press Conference UMKM EXPO(RT) - BRIlianpreneur 2021, Rabu (1/12).

Sunarso menyatakan, program restrukturisasi kredit yang disalurkan BRI sukses dilaksanakan. Hal ini tercermin dari sukses rate yang masih bercokol diangka 94 persen.

"Artinya (UMKM) yang benar-benar gagal tidak bisa direstrukturisasi tidak lebih dari 4 persen," tekannya.

Oleh karena itu, dia berharap program restrukturisasi kredit bisa mendukung proses pemulihan sektor UMKM. Dengan demikian, ekonomi nasional bisa segera pulih lebih cepat.

"Kita sampaikan juga terima kasih kepada pemerintah yang sudah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memulihkan UMKM. Antara lain dengan fokus mempertahankan dan membangun resiliensi UMKM seperti melalui restrukturisasi," tutupnya.

Alasan OJK Perpanjang Restrukturisasi Kredit Hingga Maret 2022

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperpanjang restrukturisasi kredit hingga Maret 2022, sehingga dapat membantu meringankan beban para debitur perbankan dan non perbankan di tengah dampak Covid-19. Diperpanjangnya program ini, karena pertimbangan pandemi yang masih berlangsung.

"Kita lihat angka Covid-19 ini masih naik dan kita belum tahu kapan Covid-19 ini berakhir, sehingga stimulus ini diperpanjang," kata Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK, Bambang Widjanarko dalam media briefing OJK, Jumat (26/2).

Bambang melanjutkan, dengan adanya restrukturisasi kredit, maka para debitur memiliki momentum untuk bangkit dan mengelola finansialnya kembali. Terutama bagi para pelaku usaha, restrukturisasi kredit bakal membantu mereka mengatur kembali keuangan bisnisnya yang sempat kacau gegara pandemi.

"Restrukturisasi ini jadi momentum bagi debistur untuk selamat dan mempertahankan bisnisnya. Debitur juga sudah bisa mengatur bagaimana pengelolaan keuangannya, jadi ini untuk antisipasi," jelasnya.

Adapun per 8 Februari, OJK mencatat nilai restrukturisasi kredit perbankan telah mencapai Rp 987,5 triliun yang dilakukan oleh 101 bank di seluruh Indonesia. Nilai restrukturisasi terbesar ada di segmen UMKM dengan nilai Rp 388,3 triliun kepada 6,2 juta debitur. Untuk segmen non UMKM, nilainya Rp 599,15 triliun kepada 1,8 juta debitur.