OJK: Bank Syariah Siap Hadapi Kenaikan Suku Bunga BI
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate di level 3,5 persen selama 14 bulan berturut-turut. Meski demikian, sektor bank syariah tampaknya bakal tetap siap jika Bank Indonesia nantinya akan menaikkan suku bunga acuan.
"Data menjawab, bahwa kondisi perbankan syariah Insya Allah sangat siap, baik dari kondisi likuiditas, DPK, maupun dari penyaluran pembiayaan dalam menghadapi rencana kenaikan suku bunga BI. Semuanya masih managable," ujar Kepala Departemen Pengawas Bank Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jasmi dalam sesi webinar, Jumat (22/4).
Jasmi memaparkan, kesiapan itu terpancar dari likuiditas perbankan syariah dalam konteks risiko, permodalan, efisiensi, maupun penyaluran pembiayaan.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, share total aset perbankan syariah per Februari 2022 mencapai Rp 681,95 triliun. Jumlah itu setara 6,65 persen dari share total aset perbankan nasional yang sebesar Rp 10.249 triliun.
Di sisi lain, share dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah mencapai Rp 543,11 triliun, atau setara 7,23 persen perbankan nasional senilai Rp 7.515 triliun. Begitu pun untuk share pembiayaan yang disalurkan (PYD) bank-bank syariah per Februari 2022, yang mencapai Rp 423,46 triliun. Itu setara 7,18 persen dari perbankan nasional dengan nilai Rp 5.849 triliun.
"Angka-angkanya menunjukan masih begitu. Kecuali ada tantangan baru, kita juga enggak tahu ke depan bagaimana. Insya Allah, mudah-mudahan betul-betul siap," imbuhnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaBSI Siapkan Uang Tunai Rp45 Triliun untuk Penukaran Uang Baru
Bank Syariah Indonesia menyiapkan dana Rp45 triliun untuk kebutuhan nasabah selama bulan Ramadan hingga lebaran.
Baca SelengkapnyaRUPST Bank Bengkulu Angkat Beni Harjono Jadi Dirut, Bank BJB: Kinerja Positif Harus Terus Ditingkatkan
Bank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca SelengkapnyaOJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan OJK Cabut Izin BPR Bank Purworejo
OJK telah menetapkan Perumda BPR Bank Purworejo dalam status pengawasan Bank Dalam Penyehatan dengan pertimbangan Tingkat Kesehatan (TKS).
Baca Selengkapnya