Bank Syariah Indonesia Ungkap 4 Masalah Utama UMKM
Merdeka.com - Sektor UMKM sangat berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Jumlahnya yang mencapai 64,3 juta ini menyerap 97 persen tenaga kerja. Namun hal ini tidak berarti UMKM terbebas dari berbagai tantangan dalam persaingan usaha. Sebaliknya sektor UMKM dinilai paling rentan terhadap gejolak ekonomi.
Kepala Grup Bisnis Mikro Bank Syariah Indonesia, Muhammad Isnaeni menyebut, ada 4 masalah utama yang dihadapi UMKM. Antara lain akses permodalan usaha, inovasi dan teknologi, layanan keuangan dan transaksional serta akses pasar.
"Masalahnya ini ada di akses permodalan, bagaimana mereka menggunakan teknologi, bagaimana akses layanan keuangan sementara mereka masih tradisional," kata Isnaeni dalam Webinar Dapatkan Pendanaan USaha Bersama Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Jumat (15/10).
Isnaeni menjelaskan ada tiga permasalahan yang sering dihadapi UMKM yakni kurang inovasi, tidak memiliki izin usaha, serta modal dan akses pembiayaan. Kurangnya inovasi pelaku UMKM ini membuat para pelaku usaha jarang memiliki rencana usaha. Sehingga model bisnisnya menjadi tidak jelas.
"UMKM ini jarang memiliki rencana usaha yang menyebabkan model bisnisnya tidak jelas," kata dia.
Pelaku UMKM yang tidak memiliki izin usaha biasanya tidak memiliki struktur organisasi formal atau yang masih sederhana. Dalam hal ini tidak jarang adaptasi teknologinya masih relatif lambat. Untuk itu BSI mengambil peran dengan memberikan pendampingan.
"Kita ajarkan ini dengan pendampingan sampai mereka bisa membuka toko online di e-commerce, dari yang gak bisa sampai bisa," kata dia.
Dalam hal modal dan akses pembiayaan, Isnaeni mengatakan sudah menjadi keharusan bagi BSI untuk bisa memberikan modal. Namun masalahnya, kualitas SDM dan mentalitas pelaku UMKM seringnya mudah menyerah.
Hal-hal yang Dibutuhkan UMKM
Untuk mengatasi masalah tersebut, UMKM membutuhkan transformasi usaha dengan cepat agar bisa berjualan secara online dan menghadapi tantangan di era digital. Sebab saat ini penjualan secara offline tidak selaris sebelum pandemi.
"Makanya kita ajarkan nasabah buat go digital," katanya.
Secara khusus, saat ini sudah mendampingi 450 ribu nasabah UMKM untuk beralih ke pasar online. Isnaeni mengatakan mereka diberikan pendampingan dari tidak mengerti teknologi sama sekali sampai membuka toko online mahir.
"Dari gaptek (gagap teknologi) sampai bisa bisa jualan, kita dampingi terus. Tadinya jualan lokal, sekarang jualannya nasional. Tadinya pendapatan sedikit, sekarang bisa naik drastis," kata dia.
Setelah itu UMKM membutuhkan pendampingan yang berkelanjutan dalam memulai mengoperasikan dan pengembangan usaha. Isnaeni mengatakan pendampingan yang dilakukan BSI sudah mampu membuat UMKM naik kelas. Bahkan beberapa produknya telah masuk rantai bisnis korporasi.
"Dari kita ada yang kecil sampai besar. Ada yang beberapa naik kelas, dari usaha kerajinan sampai bisa suplai ke korporasi. Ada nasabah kami produksi tahun dan tempe dari kecil sampai besar dan serap tenaga kerja," katanya.
Terpenting, pelaku UMKM sangat membutuhkan pengetahuan cara mengelola keuangan yang benar. Ini sangat dibutuhkan untuk agar pelaku usaha tidak kehabisan modal karena mencampur hasil usaha dengan keuangan pribadi. Sehingga tidak jarang mereka kehabisan modal.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Hanya UMKM, Amar Bank Bakal Salurkan Kredit ke Sektor Korporasi dan Komersil
Amar Bank juga telah memiliki tim kerja yang berfokus untuk menggarap segmen korporasi dan komersil.
Baca SelengkapnyaIkut Bangun Ekonomi, UMKM Disabilitas Dapat Tambahan Modal dan Bisa Konsultasi Bisnis
Bank DKI akan menyediakan berbagai fasilitas, termasuk akses permodalan yang lebih mudah dan dukungan konsultasi bisnis.
Baca SelengkapnyaMiris, Sri Mulyani Catat 29,2 Juta UMKM Belum Tersentuh Akses Kredit Bank
Sebanyak 29,2 juta pelaku UMKM saat ini belum memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dorong Pelaku UMKM Tembus Pasar Internasional, Perbankan Ciptakan Wadah untuk Menetaskan Bisnis Potensial
Pelaku UMKM diharapkan bukan saja maju di bidang bisnis, tapi dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaHore, Pengusaha UMKM Bisa Pinjam KUR Rp500 Juta Tanpa Agunan
Saat ini Kemenkop UKM tengah mengumpulkan data - data calon penerima KUR untuk menilai perilaku mereka dalam bertransaksi.
Baca SelengkapnyaKisah Nasabah PNM Mekaar, Ambil Kredit Rp5 Juta Kini Bisa Ekspor Produk Hingga ke Malaysia dan Brunei Darussalam
Jokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca SelengkapnyaJokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen
Padahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP
Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaSiti Atikoh Ganjar Beberkan Kendala UMKM di Indonesia Susah Berkembang
Atikoh menyampaikan, pelaku UMKM juga perlu melakukan digitalisasi untuk menjangkau lebih banyak konsumen
Baca Selengkapnya