Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bank Indonesia Bertahap Kurangi Likuditas Perbankan Mulai Tahun Depan

Bank Indonesia Bertahap Kurangi Likuditas Perbankan Mulai Tahun Depan Rupiah. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) berencana untuk mengurangi secara bertahap suntikan likuiditas di pasar keuangan pada 2022 mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo.

"Kami sampaikan secara jelas arah bauran kebijakan moneter tahun depan, secara bertahap akan mengurangi likuiditas sedikit-sedikit," ungkapnya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021, Kamis (2/12).

Meski begitu, Perry memastikan, kebijakan pengurangan likuiditas akan dilakukan secara terukur dan berhati-hati. Hal ini dimaksudkan agar kemampuan perbankan tetap terjaga dalam menyalurkan kredit.

"Kami pastikan likuiditas di perbankan masih lebih," tekannya.

Perry menyatakan, keputusan tersebut perlu diambil guna memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan dalam negeri. Mengingat, kondisi likuiditas saat ini terbilang berlebih.

"Kami sampaikan secara jelas arah bauran Bank Indonesia tahun depan ialah menjaga stabilitas," tekannya.

Selain memangkas likuiditas, Bank Indonesia (BI) juga berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRRR di level 3,50 persen hingga munculnya tanda-tanda lonjakan inflasi. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo.

"Suku bunga (acuan) rendah 3,5 persen akan dipertahankan sampai ada tanda-tanda terjadi kenaikan inflasi," tegasnya.

Perry menyampaikan, keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan rendah ini diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kami sampaikan secara jelas arah bauran kebijakan BI tahun depan, dengan menyikapi ketidakpastian global tentu saja kepentingan negeri ini memerlukan stabilitas," tandasnya.

OJK Khawatir Likuiditas Melimpah Timbulkan Beban Bagi Bank

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Anung Herlianto menyoroti kondisi likuiditas di perbankan nasional yang berlebih selama pandemi Covid-19.

Sebab, tingkat likuiditas yang berlebih bisa menimbulkan beban tersendiri bagi pihak bank. Meski demikian, dia tidak menyebutkan berapa besar tingkat likuiditas yang saat ini di perbankan nasional.

"Selama ini likuiditas berlebih nih, likuiditas di sisi lain bisa menimbulkan beban bagi bank," ujarnya dalam webinar IDX, Selasa (21/9).

Anung pun meminta pihak perbankan untuk bisa segera menyalurkan dana yang menumpuk tersebut. Di antaranya mendorong pertumbuhan kredit baru dengan memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional. "Oleh karena itu harus ada outlet segera yang untuk disalurkan. Bank saya kira sudah tidak sabar untuk itu," tutupnya.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun

Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun

Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP

Bank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP

Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).

Baca Selengkapnya
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100

Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100

Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.

Baca Selengkapnya