Merdeka.com - Berstatus sebagai orang terkaya di dunia di masanya ternyata masih belum membuat Bill Gates, pendiri Microsoft melek dengan informasi yang terjadi di seluruh dunia. Sebuah kejadian pun akhirnya menjadi titik balik kehidupannya sebagai seorang tokoh besar.

Melepas masa lajang, Bill menikah dengan Melinda di Hawaii pada tanggal 01 Januari 1994. Usia keduanya terpaut 10 tahun, Bill berusia 39 tahun dan Melinda 29 tahun. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai dua orang putri dan seorang putra. Setelah menikah, Bill dan Melinda berlibur ke Afrika untuk melihat savana dan binatang di sana.

Bill akhirnya menyadari bahwa liburan tersebut adalah titik balik dalam hidupnya. Segala sesuatu yang dilihatnya di Afrika, telah mengubah pemikiran dan hidupnya. Ia melihat orang Afrika hidup penuh dengan kemiskinan, jauh dari kata sehat, kotor, penyakitan, dan lain sebagainya.

Tak lama setelah liburan, Gates mendapatkan informasi dari majalah mengenai jutaan anak di Afrika sekarat akibat penyakit seperti campak, hepatitis B, kolera. Melihat fakta miris itu, Bill tertarik untuk memikirkannya dengan mencari data-data yang diperlukan dari website, majalah, dan lain-lain.

Bill mulai berpikir untuk memanfaatkan kekayaan yang dimilikinya demi membantu mengatasi masalah seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, pangan, energi, dan masalah penting lainnya di seluruh dunia. Ia mulai serius untuk melakukan filantropi, kegiatan amal untuk menyejahterakan orang lain. Oleh karena itu Bill mulai membuat yayasan bernama Bill & Melinda Gates Foundation dengan moto 'All Lives have Equal Value' (semua nyawa mempunyai nilai yang sama).

Di tahun 2000, Bill mundur dari jabatannya sebagai CEO Microsoft untuk menjadi kepala Software Achitecture sehingga Bill bisa lebih banyak beraktifitas di yayasannya. CEO Microsoft dipegang oleh Steve Ballmer, teman kosnya pada saat kuliah di Harvard. Tanggal 27 Juni 2008, Bill memutuskan untuk tidak lagi bekerja di Microsoft untuk fokus sepenuhnya di yayasan.

Berbeda dengan di Microsoft, Bill tidak bekerja sebagai CEO di yayasannya sendiri. Dia menjadi pemilik sekaligus pengawas yayasan. Ia memiliki wewenang untuk menyetujui dan mengarahkan strategi yayasan dan menentukan arah jalannya yayasan secara keseluruhan. Salah satu pengawas di yayasan tersebut adalah Warren Buffett yang pernah jadi orang terkaya sedunia juga. Buffett berjanji akan menyumbangkan 99% kekayaannya untuk berfilantropi terutama lewat Bill & Melinda Gates Foundation. Bill dan Melinda pun telah berjanji akan menyumbangkan sebagian besar hartanya jika mereka meninggal dan hanya akan menyisakan sedikit untuk anak-anak mereka.

Bill, Melinda, dan Buffett juga mengajak orang kaya lainnya untuk ikut program Giving Pledge, yaitu sebuah kampanye untuk berikrar melakukan sumbangan minimal separuh dari kekayaan yang dimilikinya. Sampai dengan. Salah satu miliarder yang telah berikrar adalah Mark Zuckerberg, CEO Facebook. Berkat aksi sosialnya yang mulia tersebut, Bill bahkan mendapat gelar doktor (S3) sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi positifnya kepada dunia dari Harvard. Unik ya, padahal dulu ia pernah Drop out dari universitas tersebut.