Merdeka.com - Alur atau plot, sangat penting karena inilah unsur yang akan sangat mengikat pembaca, bikin para pembacanya nggak mau berhenti untuk membacanya karena ingin tahu seperti apa jalan ceritanya. Ada beberapa jenis alur yang akan dibahas di Kelas Merdeka kali ini:

1. Plot keras

Pada plot ini, akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca, jalan ceritanya bisa jauh dari prediksi. Ada beberapa cerpenis yang luar biasa dalam mengolah plot keras yang tergolong sulit ini. Misalnya aja cerpen-cerpen karya Anton Chekov, pengarang Rusia legendaris, cerpen-cerpen Trisnoyuwono yang terkumpul dalam Laki-laki dan Mesiu, cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulannya Kejantanan di Sumbing.

2. Plot lembut

Akhir cerita pada plot ini berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mengesan sehingga seperti terus tergiang di telinga pembaca. Contoh, cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan karya Umar Kayam, cerpen-cerpen Danarto dalam Godlob, dan hampir semua cerpen Guy de Maupassant, pengarang Perancis, menggunakan plot berbisik.

3. Plot lembut-meledak

Kombinasi yang menarik dalam plot meledak-lembut punya sensasi yang beda. Contoh: cerpen Krawang-Bekasi milik Gerson Poyk, cerpen Bulan Mati karya R. Siyaranamual, dan cerpen Putu Wijaya berjudul Topeng. Untuk membuat cerpen dengan plot ini, seorang cerpenis harus pintar memilih kata-kata, agar cerpen selalu menarik minat pembaca.

Nah, ternyata banyak juga ya, jenis plot yang ada pada cerpen. Masing-masing plot itu punya kesulitannya masing-masing, dan di saat yang sama, punya keindahan yang berbeda-beda juga. Untuk kamu yang sedang belajar mengapresiasi cerpen, nggak ada salahnya mulai menganalisis, kira-kira cerpen favoritmu punya jenis plot yang mana? Dengan terbiasa membedakan jenis plot, kamu juga akan bisa mencoba membuat cerpen dengan plot khasmu sendiri.