Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Paul Ricoeur

Profil Paul Ricoeur | Merdeka.com

Filosof Perancis ini dilahirkan di Valence, Drome, Perancis di lingkungan keluarga Protestan yang taat. Seperti banyak anak lain, Paul ditinggal mati ayahnya pada perang dunia I. Dibesarkan sebagai yatim piatu oleh kakek dan bibinya di Rennes. Ketika di Lycee, Paul berkenalan dengan Dalbiez, seorang filsuf beraliran Thomistis, yang terkenal berhasil mengadakan studi tentang psikoanalisa Freud. Hidupnya dipenuhi berbagai peristiwa, mulai dari mengikuti wajib militer Perancis hingga menjadi tahanan perang hingga tahun 1945. 

Selama menjadi tahanan, pemikir ulung ini getol mempelajari filsafat eksistensialisme melalui karya-karya Husserl, Heidegger, dan Karl Jaspers. Paul berhasil meraih gelar doktornya di Universitas Strausbourg tahun 1950. Paul merupakan tipe orang yang suka membaca banyak buku sehingga tak heran pandangannya sangat luas dalam berbagai bidang. Ia mendapat gelar Profesor dari Universitas Sorbonne pada 1959. Pada tahun 1968, berkat keahliannya di bidang teologi ia dianugerahi gelar doktor teologi honoris dari Universitas Katolik Nijmegen, Belanda. Karya-karyanya yang paling banyak dibaca seperti The Rule of Metaphor, From Text to Action, dan Oneself As Another. Selain itu ia juga menerbitkan tiga serial Time and Narrative, Hermeneutics and the Human Sciences, Conflict of Interpretations, The Symbolism of Evil, Freud and Philosophy, and Freedom and Nature: The Voluntary and the Involuntary.

Paul Ricouer memiliki beberapa sumbangan khas dalam proyek filsafatnya. Diantarannya adalah pemikirannya mengenai hermeneutika yang dianggap filsosof yang dianugerahi banyak penghargaan ini sebagai usaha penafsiran yang dilakukan manusia dengan kemampuannya untuk menerobos jarak budaya di mana seseorang akan sampai pada konteks historis sesuatu yang ditafsirinya. Proses tersebut menurut Paul memakai pendekatan bahasa semantik dengan metode fenomenologi. Hermeneutika Paul Ricouer menyangkut teori-teori tentang manusia dan Tuhan dalam pendekatan strukturalisme, psikoanalisis, fenomenologi, simbol, agama, dan iman. 

Ricoeur juga memiliki sumbangan ide tentang identitas dan narasi. Pemikir yang saleh ini membedakan dua macam identitas; yaitu identitas idem dan identitas ipse. Dengan yang dimaksud pertama adalah identitas tentang sesuatu yang tetap dan tidak berubah (substansial), seperti susunan kode genetik kita, identitas kebangsaan, ras, dan keluarga. Sedangkan identitas ipse mengindikasikan suatu perubahan, mengandung variabilitas perasaan, kecenderungan, dan keinginan. Kedua identitas tersebut kemudian dihubungkannya dengan konsep waktu, atau diistilahkannya dengan identitas naratif. Maksudnya ialah kedua identitas tersebut diatas bukanlah hal-hal yang hanya tinggal permanen dalam diri manusia, tetapi menjadi 'identitas yang dinarasikan' kepada yang lain dalam hidup. Saya sebagai pribadi memiliki identitas idem, yaitu sebagai substansi, alas, dasar, atau penopang dan itu ditampakkan (walaupun tidak menyeluruh) dalam identitas ipse yang berbentuk rangkaian seluruh kejadian dalam perjalanan (semacam auto-biografi) kehidupan. Rangkaian kejadian dalam auto-biografi inilah yang dilihat sebagai narasi atau cerita (yang terus bersambung) yang juga sekaligus membangun dan memformat diri dan pribadi kita secara terus.

Selain itu Paul Ricoeur banyak berjasa di bidang-bidang yang lain seperti; pendidikan, moral, linguistik, teologi. Kematiannya merupakan sebuah kehilangan  seorang humanis besar Eropa yang sangat bertalenta, sebut Perdana Menteri Perancis Jean Poerre Raffarin pada pemakamannya di Chatenay Malabry, Perancis pada 20 Mei 2005.

Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.

Profil

  • Nama Lengkap

    Paul Ricoeur

  • Alias

    Paul

  • Agama

    Katolik

  • Tempat Lahir

    Valence, Drome, Perancis

  • Tanggal Lahir

    1913-02-27

  • Zodiak

    Pisces

  • Warga Negara

    Perancis

  • Biografi

    Filosof Perancis ini dilahirkan di Valence, Drome, Perancis di lingkungan keluarga Protestan yang taat. Seperti banyak anak lain, Paul ditinggal mati ayahnya pada perang dunia I. Dibesarkan sebagai yatim piatu oleh kakek dan bibinya di Rennes. Ketika di Lycee, Paul berkenalan dengan Dalbiez, seorang filsuf beraliran Thomistis, yang terkenal berhasil mengadakan studi tentang psikoanalisa Freud. Hidupnya dipenuhi berbagai peristiwa, mulai dari mengikuti wajib militer Perancis hingga menjadi tahanan perang hingga tahun 1945. 

    Selama menjadi tahanan, pemikir ulung ini getol mempelajari filsafat eksistensialisme melalui karya-karya Husserl, Heidegger, dan Karl Jaspers. Paul berhasil meraih gelar doktornya di Universitas Strausbourg tahun 1950. Paul merupakan tipe orang yang suka membaca banyak buku sehingga tak heran pandangannya sangat luas dalam berbagai bidang. Ia mendapat gelar Profesor dari Universitas Sorbonne pada 1959. Pada tahun 1968, berkat keahliannya di bidang teologi ia dianugerahi gelar doktor teologi honoris dari Universitas Katolik Nijmegen, Belanda. Karya-karyanya yang paling banyak dibaca seperti The Rule of Metaphor, From Text to Action, dan Oneself As Another. Selain itu ia juga menerbitkan tiga serial Time and Narrative, Hermeneutics and the Human Sciences, Conflict of Interpretations, The Symbolism of Evil, Freud and Philosophy, and Freedom and Nature: The Voluntary and the Involuntary.

    Paul Ricouer memiliki beberapa sumbangan khas dalam proyek filsafatnya. Diantarannya adalah pemikirannya mengenai hermeneutika yang dianggap filsosof yang dianugerahi banyak penghargaan ini sebagai usaha penafsiran yang dilakukan manusia dengan kemampuannya untuk menerobos jarak budaya di mana seseorang akan sampai pada konteks historis sesuatu yang ditafsirinya. Proses tersebut menurut Paul memakai pendekatan bahasa semantik dengan metode fenomenologi. Hermeneutika Paul Ricouer menyangkut teori-teori tentang manusia dan Tuhan dalam pendekatan strukturalisme, psikoanalisis, fenomenologi, simbol, agama, dan iman. 

    Ricoeur juga memiliki sumbangan ide tentang identitas dan narasi. Pemikir yang saleh ini membedakan dua macam identitas; yaitu identitas idem dan identitas ipse. Dengan yang dimaksud pertama adalah identitas tentang sesuatu yang tetap dan tidak berubah (substansial), seperti susunan kode genetik kita, identitas kebangsaan, ras, dan keluarga. Sedangkan identitas ipse mengindikasikan suatu perubahan, mengandung variabilitas perasaan, kecenderungan, dan keinginan. Kedua identitas tersebut kemudian dihubungkannya dengan konsep waktu, atau diistilahkannya dengan identitas naratif. Maksudnya ialah kedua identitas tersebut diatas bukanlah hal-hal yang hanya tinggal permanen dalam diri manusia, tetapi menjadi 'identitas yang dinarasikan' kepada yang lain dalam hidup. Saya sebagai pribadi memiliki identitas idem, yaitu sebagai substansi, alas, dasar, atau penopang dan itu ditampakkan (walaupun tidak menyeluruh) dalam identitas ipse yang berbentuk rangkaian seluruh kejadian dalam perjalanan (semacam auto-biografi) kehidupan. Rangkaian kejadian dalam auto-biografi inilah yang dilihat sebagai narasi atau cerita (yang terus bersambung) yang juga sekaligus membangun dan memformat diri dan pribadi kita secara terus.

    Selain itu Paul Ricoeur banyak berjasa di bidang-bidang yang lain seperti; pendidikan, moral, linguistik, teologi. Kematiannya merupakan sebuah kehilangan  seorang humanis besar Eropa yang sangat bertalenta, sebut Perdana Menteri Perancis Jean Poerre Raffarin pada pemakamannya di Chatenay Malabry, Perancis pada 20 Mei 2005.

    Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.

  • Pendidikan

    • Universitas Rennes (1933)
    • Universitas Sorbonne (1935)
    • Universitas Starsbourg (1950)

  • Karir

    • Dosen undangan di Universitas Lauven, Universitas Chicago dan menjadi direktur di Pusat studi tentang fenomenologi dan hermeneutika
    • Divinity School, Universitas Chicago (1970-1985)
    • Universitas Katolik Leuven Belgia (1970)
    • Universitas Nanterre (1965-1970)
    • Dosen di universitas Strasbourg (1948-1956)
    • Wajib militer Perancis (1937-1939)

  • Penghargaan

    • John W. Kluge Prize for Lifetime Achievement in the Human Sciences (bersama Jaroslav Pelikan) (2004)
    • Balzan Prize for Philosophy (1999)
    • Doktor honoris causa bidang teologi dari Universitas Katolik Nijmegen di Belanda (1968).
    • Profesor Filsafat dari Universitas Sorbonne (1959)

Geser ke atas Berita Selanjutnya