Profil
Paul Joseph Goebbels
Paul Joseph Goebbels adalah pendukung Hitler yang sering kali tampil cerdas, cerdik, dan fanatik di depan umum. Ia bergabung dengan Nazi pada tahun 1924. Karena dianggap patuh dengan Hitler, ia akhirnya diberi kepercayaan sebagai Menteri Propaganda Nazi.
Lahir di Rheydt, Prussia, 29 Oktober 1897, Goebbels menuntaskan pendidikan formalnya di University of Heidelberg lalu memutuskan untuk bergabung dengan partai politik yang kala itu berkibar. Sebelumnya, orang tuanya berkeinginan bahwa Goebbels akan menjadi pastor, namun, keinginan tersebut ditolaknya lantaran ia lebih memilih karir politik. Ketertarikannya pada dunia politik bermula saat dirinya mendengar pidato Hitler yang berapi-api. Saat itu, ia langsung merasa tertarik dengan organisasi politik yang dipimpin Hitler.
Minatnya pada dunia politik ternyata disambut dengan tangan terbuka oleh Gregor Strasser, pemimpin Nazi cabang utara. Ia kemudian diajak untuk menyelam lebih jauh pada dunia politik. Benar saja, minat tersebut ternyata tampak dan Hitler segera mempercayainya dengan memberikan jabatan Gauleiter of Berlin sejak tahun 1926-1945 dan menteri propaganda yang mulai menjabat sejak tahun 1933-1945. Selama menjabat sebagai menteri propaganda, Goebbels dinilai cemerlang dalam mengembangkan teknik propaganda modern. Ia dinilai jitu dalam menyebarkan teknik yang ia namai Big Lie di mana ia menyebarkan banyak kebohongan yang seolah-olah merupakan kebenaran. Tekniknya tersebut kemudian banyak diikuti oleh banyak orang hampir di seluruh penjuru dunia.
Menjabat sebagai kanselir Jerman pada 30 April 1945, Goebbels akhirnya mengakhiri hidupnya mengikuti jejak Hitler yang sebelumnya menembak mati dirinya sendiri lantaran partai yang ia pimpin mengalami kekalahan pada tahun 1945. Goebbels mengakhiri hidupnya bersama dengan istrinya setelah sebelumnya enam anaknya dibunuh dengan morfin yang disuntikkan oleh dokter gigi Helmut Kunz atas perintahnya.
Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.