Merdeka.com - Perusahaan raksasa Astra Grup meraih pendapatan bersih Rp 221,4 triliun per kuartal III tahun ini. Naik 32 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Laba bersih Grup, tanpa memperhitungkan keuntungan nilai wajar atas investasi pada GoTo, mencapai Rp 22,2 triliun. Naik 49 persen.

Jika memperhitungkan keuntungan nilai wajar tersebut, laba bersih Grup naik 56 persen menjadi Rp 23,3 triliun. Kenaikan ini mencerminkan kinerja lebih baik dari hampir semua divisi bisnis termasuk otomotif.

“Kinerja Grup pada sembilan bulan pertama 2022 cukup baik, terutama didukung pemulihan ekonomi dan harga komoditas lebih tinggi. Kinerja bisnis pada sisa tahun ini diperkirakan tetap baik. Namun, prospek bisnis ke depan dapat menghadapi tantangan akibat tingkat inflasi lebih tinggi, kenaikan suku bunga, dan tekanan ekonomi makro global,” ujar Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, dalam rilisnya.

Lantas seperti apa kinerja bisnis otomotifnya?

Dalam rilisnya, laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 23 persen menjadi Rp 6,8 triliun.

Kenaikan ini disebabkan beberapa variabel, antara lain penjualan mobil nasional meningkat 21 persen menjadi 758.000 unit per kuartal III.

Penjualan mobil Astra naik 20 persen menjadi 413.000 unit, dengan pangsa pasar 55 persen. 27 model baru dan 21 model revamped diluncurkan sepanjang periode tersebut.

Saat ini Astra mengelola merek Toyota, Daihatsu, Peugeot, Isuzu, dan UD Trucks di bisnis mobilnya.

Sedangkan penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor turun 8 persen menjadi 2,7 juta unit. Gangguan sementara terhadap pasokan semikonduktor menjadi penyebab penurunan itu.

Ada tiga model baru dan sembilan model revamped telah diluncurkan sepanjang periode tersebut.

Sementara bisnis komponen otomotif Grup (PT Astra Otoparts Tbk) mencatat laba bersih Rp 832 miliar. Naik 86 persen, terutama disebabkan peningkatan pendapatan dari segmen pabrikan atau original equipment manufacturer (OEM) dan pasar suku cadang pengganti (replacement market).