Merdeka.com - Mobil listrik populer, Tesla, mendapat skor buruk dari 32 merek kendaraan dari survei J.D. Power bertajuk Initial Quality Study yang menyoal beragam problem dari para pemilik mobil di Amerika Serikat.

Studi kali ke-34 ini dilakukan terhadap performa kendaraan baru dalam waktu 90 hari pertama, sekaligus menandai kali pertama J.D. Power menilai Tesla.

Mobil Tesla memiliki skor 250 problem per 100 kendaraan, lebih rendah dari rata-rata industri yang 166 kendaraan.

Berikut ini adalah daftar lima merek otomotif yang mencatat skor buruk:

1. Land Rover (228)2. Audi (225)3. Volvo (210)4. Mercedes-Benz (202)5. Jaguar (190)

Secara umum, merek premium berjuang keras di studi awal ini untuk mengatasi problem sistem infotainment-nya.

Doug Betts, Presiden J.D.Power, mengatakan dalam kasus Tesla, problemnya termasuk cat bodi yang cacat, panel bodi yang buruk, gangguan suara angin yang besar di kabin, trunks dan hoods yang sulit dibuka dan ditutup, dan sebagainya.

"Masalah ini terutama hasil dari kualitas pabrik," kata Betss dalam e-mailnya pada Usatoday.com, akhir Juni lalu.

Pihak Tesla belum merespons atau mengomentari hasil studi ini.

Dave Sargent, Vice President J.D. Power, menambahkan penting untuk dicatat bahwa alasan utama dari skor Tesla ini tidak terkait dengan kinerja kendaraan listrik (EV), yang justru memiliki performa baik.

Responden Pemilik Tesla di 35 Negara Bagian

J.D. Power mengumpulkan para pemilik Tesla di 35 negara bagian di Amerika Serikat.

Sekadar memastikan, kualitas awal ini tidak berkorelasi dengan popularitas merek atau durabilitasnya. Banyak warga Amerika membeli mobil karena faktor lain, seperti gaya, dimensi kendaraan, efisiensi bahan bakat, utilitas, harga jual, dan status.

Contohnya, peringkat tertinggi di merek premium dalam survei tersebut adalah Hyundai's Genesis. Padahal Genesis masih berjuang keras untuk menarik konsumen otomotif, sedangkan Tesla tidak.

Secara keseluruhan, survei J.D. Power dilakukan pada Februari hingga Mei tahun ini terhadap model kendaraan tahun produksi 2020 selama 90 hari pertama sejak kendaraan tersebut terjual. Survei diajukan sebanyak 223 pertanyaan dan lebih dari 87 ribu kendaraan.