Target Pasar Mobil 2 Juta Unit di 2025, Mimpi atau Realitas?
Merdeka.com - Pasar otomotif Indonesia berangsur pulih pasca-pandemi. Setelah terpuruk dua tahun terakhir, pasar otomotif kembali tembus 1 juta unit pada tahun lalu.
Gairah kembali berlanjut pada tahun ini. Lihat saja rencana pemerintah yang menargetkan volume produksi mobil tembus 2 juta unit pada 2025 dan 3 juta unit pada 2030. Pasar domestik tetap mayoritas. Sisanya pasar ekspor termasuk mobil listrik berbasis baterai (BEV).
Peraturan Menteri Perindustian No 6/2022 menyebutkan, target produksi BEV mencapai 400.000 unit pada 2025. Volumenya meningkat menjadi 600.000 unit pada 2030 dan satu juta unit pada 2035.
Pertanyaannya, realistis atau mimpikah target 2 juta unit produksi mobil?
Sebab pasar otomotif nasional stagnan selama 10 tahun terakhir di level satu juta unit. Padahal beragam program dibuat untuk mendongkrak pasar, seperti program low cost and green car (LCGC) sejak 2013.
Dodiet Prasetyo, Kasubdit Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, mengatakan target produksi 2 juta unit memang sudah disebutkan, tapi tidak ditentukan waktunya dalam lembar negara.
Saat iniindustri otomotif Indonesia didukung 23 perusahaan roda empat dengan total kapasitas terpasang 2,35 juta unit per tahun. Namun, kapasitas produksi terkini 1,5 juta unit per tahun.
"Pemerintah mendorong pabrikan otomotif di Indonesia untuk menambah produksi dengan stimulus kebijakan," ujar Dodiet saat diskusi Forwin bertajuk 'Tancap Gas Kejar Target Pasar Mobil 2 Juta Unit' di Jakarta, kemarin (24/2).
Suara Toyota
©2022 Merdeka.com
Anton Jimmi Suwandhy, Direktur Marketing dan Sales PT Toyota-Astra Motor, berpendapat target itu perlu didukung iklim berusaha di Indonesia.
Untuk itu, produk domestik bruto (GDP) per kapita Indonesia harus bertumbuh. Sebab kenaikan GDP per kapita dapat memicu kenaikan pasar otomotif nasional.
Selain pasar domestik, pasar ekspor juga mesti didorong. Apalagi volume ekspor mobil utuh (CBU) made in Indonesia terus meningkat. Tahun lalu jumlahnya naik menjadi 400 ribu unit.
"Jadi kami optimistis target produksi 2 juta unit dicapai. Rinciannya pasar domestik 1,5 juta unit dan pasar ekspor 500 ribu unit," ujar Anton pada diskusi serupa.
Menurut Anton, pasar domestik akan berkembang terutama dari segmen A dan B. Segmen mobil ukuran kecil-sedang. Sebab segmen ini punya harga jual terjangkau, Rp 300 jutaan ke bawah. Segmen ini diwakili mobil LCGC, Low MPV, dan Low SUV. Di pasar nasional, segmen ini mencapai 48 persen. Di Toyota sendiri, segmen ini berkontribusi 70 persen.
Segmen berikutnya, mobil 4x2 dengan kapasitas mesin di atas 1.500 cc dan kendaraan elektrifikasi; hybrid (HEV), PHEV, dan BEV.
Ada peluang, tapi ada pula tantangan.
"Tantangan target ini banyak. Inflasi atau kenaikan harga barang/jasa, perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan harga material naik, serta menimbulkan situasi ketidakpastian," ujar Anton.
Asumsi Makro
©2023 Merdeka.com/Iqbal Nugroho
Pengamat otomotif dari LPEM Universitas Indonesia (UI) Riyanto mengatakan, bila produksi ingin mencapai 2 juta unit, maka GDP per kapita Indonesia mesti US$ 5.000-6.000 dari sekitar US$ 4 ribu saat ini. Asumsi lainnya, pertumbuhan ekonomi nasional juga di atas 5,5 persen.
Sebab berdasarkan simulasi LPEM UI, setiap pertumbuhan ekonomi naik 1 persen, maka penjualan mobil naik 1,7-2 persen, tanpa ada masalah makro ekonomi.
Kemudian rasio kepemilikan mobil di Indonesia juga masih rendah. Data LPEM UI, saat ini rasio kepemilikan mobil di RI adalah setiap 380 orang mampu beli satu mobil. Bila ingin mencapai 2 juta unit, maka rasionya: setiap 200 orang beli 1 mobil.
"Jadi target 2 juta unit dapat dicapai secara makro ekonomi dengan asumsi GDP kita US$ 6 ribuan per kapita dan pertumbuhan ekonomi 5,5 persen minimal. Bila tidak tercapai, something wrong di mikronya," jelas Riyanto.
Faktor mikro yang dimaksud, antara lain daya beli konsumen. Ini penting terutama di segmen mobil yang sensitif harga jual seperti Low MPV.
Segmen ini, bila harga jualnya dapat diturunkan, Ryanto meyakini volume pasarnya akan naik. "Simulasi kami, bila segmen ini dapat insentif harga 10 persen, maka pasarmya akan tumbuh 35 persen."
Selain itu, pemeritah mesti mendorng segmen kendaraan elektrifikasi. Perlu edukasi soal biaya kepemilikan kendaraan elektrifikasi lebih murah dibandingkan mobil mesin konvensional (ICE).
Terakhir, Anton berpendapat, pasar domestik akan bertumbuh bila segmen C semakin berkembang. Segmen ini juga perlu stimulus di luar pajak penjualan atas barang meah (PPnBM).
"Segmen C itu misalnya mobil dengan teknologi hybrid (HEV) sehingga harga jualnya dapat turun menjadi di level Rp 300 jutaan, bila ada insentif," pungkas Anton.
Jadi mimpi atau realitas?
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
10 Mobil Hybrid Paling Laris 2023, Irit Bensinnya Bikin Takjub
Mobil hybrid makin populer di Indonesia sejak era elektrifikasi. Volume penjualannya tumbuh hingga mencapai hampir 70 ribu unit di tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten: Industri Otomotif Sumbang Rp311 Triliun ke Ekonomi Indonesia
Melihat hal itu, tren industri Electric Vehicle (EV) atau mobil listrik, kata Teten juga memberi peluang bagi usaha kecil dan menengah.
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Daihatsu Indonesia: Produksi Pasar Domestik Normal dan Distribusi Ekspor Kembali Normal sejak 26 Desember
Bersama prinsipal, ADM memastikan semua mobil Daihatsu yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak punya masalah kualitas dankeselamatan.
Baca SelengkapnyaPuluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah
Puluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah
Baca SelengkapnyaBuka IIMS 2024, Jokowi Minta Semua Perusahaan Otomotif Dunia Produksi Mobil Listrik di Indonesia
Jokowi menyampaikan, pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMelihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaBenarkah Pemerintah akan Naikkan Pajak Sepeda Motor? Begini Penjelasan Jubir Menko Luhut
Rencana menaikkan pajak sepeda motor jadi salah satu strategi untuk menekan angka polusi di kota-kota besar seperti Jakarta.
Baca SelengkapnyaUMKM Otomotif Bakal Dikasih Modal Rp2 Triliun untuk Rakit Komponen Mobil Listrik
Dengan pendanaan itu, UMKM otomotif nantinya bisa dipertemukan dengan pelaku industri kendaraan listrik.
Baca Selengkapnya