Rencana Subsidi Harga Mobil Listrik Kala Pasarnya Belum Terbentuk di Indonesia

Selasa, 31 Januari 2023 11:59 Reporter : Syakur Usman
Rencana Subsidi Harga Mobil Listrik Kala Pasarnya Belum Terbentuk di Indonesia mobil listrik Hyundai Ioniq 5 made in Indonesia. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Rencana subsidi harga jual kendaraan elektrifikasi baik mobil maupun motor segera direalisasikan pemerintah. Finalisasi antardepartemen kabarnya sudah disepakati. Tinggal urusan teknis.

Rencananya pemerintah memberikan subsidi Rp 80 juta per unit untuk pembelian mobil listriik berbasis baterai (BEV). Kemudian Rp 40 juta untuk mobil hibrida (HEV) dan Rp 7 juta untuk sepeda motor listrik.

Namun, pasar BEV di Indonesia belum terbentuk. Pasarnya baru matang 3-4 tahun kemudian, menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Yohanes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo, mengaku mendukung rencana tersebut dengan memberikan data kepada pemerintah mengenai pasar mobil listrik di Tanah Air.

"Gaikindo happy luar biasa jika rencana subsidi ini diimplementasikan pemerintah," ujar Yohanes Nangoi, pers Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2023 di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Nangoi, kebijakan subsidi ke mobil listrik juga dilakukan beberapa negara. Contohnya Australia yang memberikan subsidi Rp 30 juta untuk BEV.

Subsidi yang dikeluarkan nanti berasal dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) impor yang dikurangi nilainya dan dialihkan ke subsidi mobil listrik.

Peningkatan pasar mobil listrik di Indonesia dinilai penting untuk meningkatkan kontribusi manufaktur otomotif menurunkan emisi karbon dari produk otomotif. Apalagi tren pasar mobil listrik di Tanah Air juga meningkat.

Pada 2021, BEV yang terjual di pasar otomotif Indonesia hanya 800 unit. Namun, volumenya meroket di tahun berikutnya (2022) dengan 10.000 unit.

2 dari 2 halaman

Pasar EV Belum Terbentuk

test drive mobil listrik mini wuling air ev di jakarta
©2022 Merdeka.com

Namun, Nangoi enggan memprediksi pasar mobil listrik tahun ini. Alasannya, pasar BEV di republik ini belum terbentuk ketimbang mobil mesin konvensional (ICE).

"Terus terang Gaikindo belum punya pengalaman. Pasarnya juga belum terbentuk. Jadi kita lihat saja berapa pasarnya tahun ini sambil menunggu 3-4 tahun ke depan pasar BEV di Indonesia baru terbentuk," ujarnya.

Dari sekitar 21 anggota Gaikindo, baru tiga pabrikan yang "berani" memproduksi mobil elektrifikasi di Indonesia. Pertama, Hyundai dengan model BEV Ioniq 5 di pabrik Cikarang, Wuling dengan model Air ev di Cikarang, dan Toyoto dengan Kijang Innova Zenix Hybrid di Karawang.

Artinya mayoritas anggota Gaikindo masih memproduksi mobil mesin konvensional. Total kapasitas produksinya sekitar 2,1 juta unit. Sebanyak 1,4 juta unit untuk pasar domestik dan ekspor.

[sya]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini