Merdeka.com - Pasar mobil listrik atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia masih sedikit. Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), populasi BEV di Indonesia baru 800 unit per Juni tahun ini.

"Pada 2019, penjualan mobil listrik di Indonesia masih nihil. Kemudian paada 2020, ada penjualan sebanyak 300 unit dan di periode Januari-Juni tahun ini, penjualannya mencapai 500 unit, jadi total ada sekitar 800 unit di Indonesia saat ini," kata Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo, dalam acara Investor Daily Summit, pekan lalu (14/7).

Menurut Nangoi, mobil BEV di Indonesia cocok untuk kebutuhan perkotaan atau urban area. Namun, bisa konsumen butuh bepergian jarak menengah atau jauh, maka BEV belum tepat, tapi mobil hybrid lah yang paling tepat karena jarak tempuhnya lebih jauh.

Sementara itu, Hyundai Motor Asia Pasifik memprediksi pasar mobil listrik di Indonesia pada tahun ini 1.000 unit dengan fasilitas pengisian dayanya sebanyak 200 unit.

"Pasar mobil listrik ini tergantung kebijakan pemerintah, misalnya bagaimana menurunkan harga jual mobil listrik yang mahal, khususnya harga baterai," ujar Lee Kang Hyun, Chief Operating Officer Hyundai Motor Asia Pacific, pada acara yang sama.

Lee menjelaskan, di dunia total penjualan mobil BEV mencapai 2 juta unit pada tahun lalu. Pangsa pasarnya hanya 3 persen di pasar otomotif global. Namun, diprediksi pasar mobil listrik akan tumbuh menjadi 39 juta unit di dunia pada 2030 dengan pangsa pasar mencapai 31 persen. Pertumbuhan ini didorong visi menjaga lingkungan dan mengurangi emisi karbon dioksida (CO2).

"Kami melihat pada 2035, pangsa pasar mobil listrik akan mencapai 44 persen dengan pasar utama di China, Eropa, dan Amerika Serikat," katanya.

Pemain Baterai Global

Saat ini harga jual BEV tergantung sekali dengan harga jual baterai yang menjadi komponen utama. Saat ini harga jual baterai masih tinggi, mencapai US$ 150 per kWh, yang diprediksi turun menjadi US$ 100 per kWh pada 2024.

Dalam konteks ini, kata Lee, Indonesia dan India akan menjad pemain baterai BEV terbesar di dunia semain Baterai Globaltelah 2030, karena cadangan nikel --bahan baku baterai, terbesar di dunia ada di Indonesia.

"Peran Cina akan makin turun, sedangkan Indonesia naik," pungkas Lee.

Hyundai Indonesia sendiri berencana memasarkan mobil listrik baterai buatan pabrik Cikarang, Jawa Barat, pada tahun depan (2022). Rencana ini melengkapi peluncuran produk perdana dari pabrik Cikarang, yakni mobil bermesin konvensional, pada Desember tahun ini.

Pada tahun depan, Hyundai Indonesia akan meluncurkan dua mobil berteknologi mesin konvensional dan satu mobil listrik (BEV). Menariknya, kata Lee, mobil-mobil baru tersebut akan dipasarkan Maret 2022 dan merupakan hasil perakitan pabrik Indonesia atau completely knock down (CKD).