Mengenal Tsunehiro Kunimoto dan Desain Dynamic Shield Mitsubishi Masa Depan

Merdeka.com - Salah satu kunci keberhasilan mobil penumpang Mitsubishi Xpander di Indonesia dan dunia adalah desainnya yang berkesan tangguh. Dengan garis lampu yang sipit memanjang dan menyatu dengan gril dan bemper, terkesan futuristik bagi sebuah mobil keluarga misalnya.

Desain ini terus-terang mengubah desain mobil keluarga di Indonesia yang menjadi tempat kelahiran mobil global Mitsubishi Xpander. Bahasa desain ala Mitsubishi ini dinamakan Dynamic Shield. Konsep desain ini juga dipakai di model lainnya sebagai signature desain Mitsubishi, seperti model SUV Pajero Sport, Triton, dan sebagainya.

Desain Dynamic Shield lahir tidak sembarangan. Dia lahir dari studi panjang dan pengalaman mengesankan seorang Tsunehiro Kunimoto, Chief Desainer mobil penumpang Mitsubishi Motors Corp.

Kunimoto menjelaskan jika Dynamic Shield bukan sekadar nama desain. Namun lebih ke filosofi berkendara yang memberikan perlindungan bagi pengemudi dan juga orang lain di sekitarnya, dengan mempertahankan tampilan sporty dengan performa tinggi.

“Dynamic Shield itu dikembangkan dari warisan Mitsubishi yang sudah mengakar sejak dulu. Jadi filosofi saya membuat desain berdasarkan dari warisan tersebut dan menciptakan sebuah identitas dari Mitsubishi. Satu-satunya cara memperkenalkannya adalah melalui tampilan depan kendaraan," ujar Kunimoto dalam keterangan persnya, baru-baru ini.

Tak heran, bahasa desain Dynamic Shield dipergunakan di kendaraan-kendaraan baru Mitsubishi, selain Xpander, ada Pajero Sport dan Triton yang sangat popular di Indonesia.

Menurutnya pengembangan desain Xpander itu paling menantang karena benar-benar desain baru.

“60 tahun saya mendesain mobil, tapi proyek yang paling menantang adalah Xpander, karena benar-benar desain baru bagi Mitsubishi. Yang mana setiap struktur membutuhkan inovasi dan sentuhan berbeda, sehingga ini pengalaman paling menarik bagi saya,” ungkapnya senang.

Menariknya lagi, lanjut dia, kalau biasanya mobil konsep dan versi produksi itu akan jauh berbeda hasilnya, tapi tidak dengan Xpander, yang mobil konsepnya bernama yaitu XM Concept. Sangat sedikit perbedaan ketika masih berupa konsep dan saat sudah diproduksi massal.

“Karena saya ingin menyamakan dengan strategi desain Mitsubishi. Saya tidak akan menunjukkan desain yang tidak masuk akal, tapi saya ingin menunjukkan yang benar-benar mungkin terwujud," tegas alumnus Musashino Art University, Jepang.

Filosopi Desain Mobil

2020 Merdeka.com

Sebagai desainer produk otomotif, Kunimoto punya filosofi bahwa seorang desainer mobil harus bisa membuat sebuah karya yang benar-benar baru dan inovatif, tapi tetap bisa menerjemahkan ekspektasi dari konsumen. "Itu merupakan sudut pandang yang fundamental bagi seorang desainer," ucapnya.

Filosofi itu terus dipegang pria kelahiran 1950 dengan pengelaman sekitar 45 tahun mendesain kendaraan.

Kunimoto muda tertarik terhadap dunia desain sejak kecil. Tepatnya saat sang ayah sering pergi ke luar negeri dan membawakan oleh-oleh beragam peralatan serta perkakas dari Eropa dan Amerika.

Kunimoto melihat oeh-oleh sang ayahnya itu memiliki desain sangat indah, berbeda dengan barang yang ada di Jepang saat itu.

Dari peralatan yang dibawa ayah, memicu saya menyukai dunia desain. Karena produk yang memiliki desain indah itu ternyata juga fungsional. Desain yang ergonomis dan fungsional itu benar-benar berkualitas bagus. Sejak itulah saya memutuskan untuk menjadi seorang desainer," ungkapnya.

Lalu saat di bangku kuliah, Kunimoto merasakan krisis minyak di era 1970-an yang mana industri otomotif terkena dampaknya. Namun, Kunimoto percaya jika industri otomotif ini akan tetap bertahan dan terus berkembang. Saya percaya di masa depan orang tetap membutuhkan pengalaman berkendara, meski teknologi mobil sudah lebih canggih. Mobil di masa depan tetap akan memiliki desain bagus dan sistem modern. Hal-hal seperti ini yang membuat saya tertarik menjadi desainer mobil.

Desain Mobil Konsep Mitsubishi e-Evolution

2020 Merdeka.com

Singkat cerita, Kunimoto bergabung dengan Mitsubishi Motors Corporation (MMC) pada 2014. Dia langsung berinteraksi dengan konsumen Mitsubishi di seluruh dunia. Tujuannya hanya satu, dia ingin mengetahui apa ekspektasi konsumen terhadap produk Mitsubishi nantinya.

Saat baru bergabung dengan Mitsubishi, saya langsung mengunjungi negara yang penjualan Mitsubishi sangat kuat, seperti Eropa, Asia, termasuk Indonesia. Di situlah saya menemukan kunci penting dalam kendaraan Mitsubishi, yaitu tangguh dan perawatannya mudah, ujar Kunimoto.

Menurutnya, banyak perbedaan desain mobil sekarang dengan awal-awal dia menjadi desainer mobil. Pada awal karirnya mendesain mobil, konsumen melihat pada desain yang unik, inovatif, dan sangat berbeda. Namun sekarang, dengan ekspansi di industri otomotif, selain desain berbeda, unik dan inovatif, konsumen juga memikirkan fungsi dan daya tahan, serta keamanan kendaraan.

Perubahan seperti itu membuat saya berkembang, sekarang satu merek dapat membuat satu desain utama yang dapat diaplikasikan terhadap banyak kendaraannya, demikian juga dengan Mitsubishi. Di sinilah tercipta konsep Dynamic Shield, yang akan terus bertahan sebagai ciri khas desain Mitsubishi hingga ke depan, ujarnya.

Desain Mitsubishi e-Evolution

Kata Kunimoto, mobil konsep Mitsubishi e-Evolution akan kurang lebih sama seperti konsepnya. Nanti lihat saja konsep e-Evolution akan jadi seperti apa.

Menurut pria yang menyukai arsitektur ini, memang tidak semua mobil konsep bisa diaplikasikan menjadi produksi massal. Namun dirinya selalu berusaha menghasilkan desain mobil konsep yang tidak akan jauh berbeda dengan versi produksinya.

Yang pasti desain Dynamic Shield akan selalu hadir di setiap mobil baru Mitsubishi ke depannya, meskipun desain bisa terus berevolusi, namun filosofinya tetap sama.Seluruh kendaraan Mitsubishi akan diciptakan dengan perbedaan, namun filosofinya tetap sama baik untuk kendaraan kecil maupun besar, sehingga hanya dengan melihat tampilan luarnya saja, public bisa langsung kenal ooo itu pasti mobil Mitsubishi, pungkasnya sumringah.