Merdeka.com - PT Sokonindo Automobile, agen pemegang merek mobil DFSK di Indonesia, tidak main-main ekspansi ke pasar otomotif Indonesia. Setelah mengoperasikan pabrik perakitan di Cikande, Banten, senilai US$ 150 juta dengan kapasitas produksi 50 ribu unit per tahun, merek otomotif asal China ini memberikan garansi kendaraan selama tujuh tahun atau 150 ribu kilometer bagi pembeli mobil SUV Glory 580, yang dirilis April lalu.

Menariknya, tujuh tahun merupakan garansi mobil terlama yang diberikan pabrikan otomotif di pasar Indonesia. Selama ini belum ada pabrikan yang berani memberikan garansi selama tujuh tahun. Yang paling mendekati adalah garansi yang diberikan APM Korea, tapi itu pun hanya lima tahun. Sementara rata-rata APM hanya menawarkan masa garansi 3 tahun atau 100.000 kilometer.

Hebatnya lagi, komponen yang digaransi selama 7 tahun itu terbilang lengkap karena meliputi komponen utama mobil dan aksesorisnya, seperti bodi, komponen utama mesin, transmisi, sasis, elektrik, dan aksesoris. Padahal pengadaan suku cadang dan komponennya memiliki standar internasional, lantaran hasil kerja sama dengan penyalur komponen global, macam Bosch, TRW, Delphi, dan Yanfeng Johnson.

Garansi tersebut juga berlaku untuk mobil bekas. Artinya, jika dalam periode garansi mobil dijual, maka super warranty Glory 580 akan berlanjut kepada pemilik selanjutnya alias tidak gugur. Ini dimaksudkan untuk memberikan ketenangan bagi pemilik mobil, karena dapat memberikan peningkatan nilai jual sebesar 5-10 persen.

"Ada penghematan senilai Rp 12 juta per tahun dengan program super warranty. Ini bentuk penghormatan kami kepada konsumen yang percaya terhadap kendaraan kami," ujar Franz Wang, Managing Director Sokonindo Automobile, saat merilis harga jual Glory 580 di Indonesia, April lalu.

Mengapa Sokonindo berani memberikan garansi 7 tahun, padahal Glory 580 merupakan model global?

Ya, Glory 580 dipasarkan pertama kali di China pada Juni 2016. Dalam tempo kurang dari dua tahun, mobil city SUV tujuh penumpang ini terjual lebih dari 400 ribu unit dan diekspor ke Mesir, Chile, Kolombia, dan 20 negara lainnya di dunia.

Di Indonesia sendiri, Glory 580 sudah dirakit di Cikande, Serang, Banten, alias "made in Indonesia". Bahkan dalam rencana bisnisnya, Glory 580 "made in Indonesia" akan diekspor ke kawasan Asia Tenggara dan kawasan lainnya di dunia. Sebab pabrik DFSK Cikande ingin menjadi basis produksi mobil DFSK setir kanan untuk pasar ekspor, setelah basis produksi mobil setir kiri berada di pabrik Amerika Serikat dan China.

Sokonindo Glory 580 ©2017 Merdeka.com

Pabrik DFSK Cikande memang terbilang canggih dengan mendekati standar industri 4.0 dan menggunakan robotic system, sehingga memiliki jaminan produk berkualitas, presisi, dan konsistensi. Kelebihan lainnya, karena robotic system tersebut, pabrik juga fleksibel, jika ada model baru yang ingin diproduksi. Tinggal melakukan penyesuaian modul saja. Latar pabrik nan canggih inilah yang menjadi alasan Sokonindo berani memberikan garansi selama 7 tahun.

"Keberanian kami memberikan garansi 7 tahun datang dari pabrik Cikande yang memiliki teknologi canggih dan robotic system sehingga mampu menghasilkan produk berkualitas, presisi, dan konsisten di pasar. Artinya konsumen tidak perlu cemas baik dari sisi produksi maupun pascaproduksi," ujar Alexander Barus, Co-CEO Sokonindo.

Membangun Kredibilitas

Memberikan garansi tujuh tahun ini penting bagi DFSK Indonesia demi membangun layanan purnajual berkualitas. Dalam visi-misi besarnya, lanjut Alex, DFSK peduli terhadap layanan purnajual di Indonesia, terutama membangun kredibilitas layanan purnajualnya. Namun, ini bukan masalah mudah, karena pihaknya baru memasarkan satu model kendaraan penumpang, yakni DFSK Glory 580.

"Kredibilitas layanan purnajual sangat strategis. Sebab kami ingin konsumen percaya terhadap kualitas, harga jual, delivery time, dan layanan purnajual. Ini empat faktor yang kami yakin bisa bersaing di pasar Indonesia secara jangka panjang. Bukan jangka pendek, yang mana kami sedang berjuang," ucap Alex.

Maka itu, DFSK tampak serius mengembangkan jaringan diler dan layanan purnajual di Indonesia. Hingga akhir tahun ini, perusahaan berencana membangun 50 diler, dari 20 diler eksisting saat ini. Selain kawasan Jabodetabek, diler-diler DFSK telah hadir di beberapa kota besar, seperti Bandung, Cirebon, Semarang, dan Yogyakarta.

Yuswohady, Managing Partner Inventure, lembaga konsultan manajemen, mengakui mobil merek China belum memiliki kredibilitas di Indonesia. Kemudian kesan sebagai mobil murah menjadikan mobil China memiliki tantangan lebih untuk bisa sukses di Indonesia.

"Kredibilitas harus dibangun pabrikan mobil China di Indonesia, salah satunya bisa lewat membangun jaringan purnajual yang baik," ungkap Yuswohady kepada Merdeka.com.

Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mengamini bahwa layanan purnajual yang baik, salah satu faktor kunci untuk bisa bersaing di pasar otomotif Indonesia, selain strategi harga jual yang tepat dan kemampuan memenuhi selera konsumen otomotif. Sebab saat ini bisnis otomotif bukan sekadar menjual mobil.

"Jangan lupakan jaringan purnajual. Ini faktor dominan keberhasilan sebuah merek otomotif di Indonesia. Saat ini, menjual mobil, bukan saja menjual produk, tapi juga menjual layanan," ucap Kukuh kepada Merdeka.com.