Fasilitas R&D Otomotif Indonesia kalah telak dari Thailand dan India
Merdeka.com - Indonesia dikenal sebagai pusat atau basis produksi banyak pabrikan otomotif dunia. Sebut saja Toyota, Daihatsu, Suzuki, Honda, Mitsubishi, Nissan, Fuso, Hino, Isuzu, Mercedes-Benz hingga pendatang baru Wuling asal China.
Namun, basis produksi itu tidak berbanding lurus dengan fasilitas rancang-bangun (R&D). Padahal fasilitas R&D ini sangat penting dalam proses perencanaan dan pengembangan produk otomotif, karena melibatkan insinyur, teknologi, komponen, dan vendor lokal sebagai pendukungnya.
Ternyata dalam hal fasilitas R&D, Indonesia kalah jauh dibandingkan Thailand, apalagi India, berdasarkan data yang diperoleh Merdeka.com dari tim riset Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bidang Industri Otomotif.
Begini gambarannya:
Thailand memiliki fasilitas R&D dari lima pabrikan dunia, yakni Isuzu, Honda, Toyota, Nissan, dan Mitsubishi. Sedangkan Indonesia hanya dua; Isuzu dan Daihatsu.
RnD Daihatsu ©2017 Merdeka.comSedangkan India lebih banyak lagi fasilitas R&D-nya, meski sebagian adalah pabrikan otomotif India. Seperti Tata, Mahindra, Ashok Leyland, Eicher, Hindustan, Hyundai, Mercedes-Benz, Suzuki, Renault-Nissan, dan Honda.
Bagaimana kemampuan fasilitas R&D setiap negara?
Di Thailand, R&D milik Isuzu, Honda, Nissan, Mitsubishi, dan Toyota memiliki kemampuan rancang bangun sebagian kendaraan dan komponen. Sedangkan fasilitas R&D Isuzu dan Daihatsu di Indonesia berkemampuan rancang bangun komponen.
Di India, R&D milik Tata dan Mahindra, mampu merancang bangung seuruh kendaraan. sementara R&D Hyundai, Mercedes-Benz, Suzuki, dan Renault-Nissan di Negeri Bollywood mampu ranvang bangun sebagian kendaraan (bodi), teknologi informasi (IT) kendaraan, dan komponen.
Ada pula data R&D di Malaysia, tapi kondisinya mirip Indonesia. Lantaran negeri jiran ini hanya memiliki dua R&D, dari prinsipal Proton dan Perodua. Fasilitas R&D Proton mampu merancang bagun seuruh kendaraan, sedangkan Perodua hanya mampu merancang bangun sebagian kendaraan (bodi).
Keunggulan fasilitas R&D tersebut berdampak terhadap kemampuan produksi Thailand dan India. Berdasarkan kinerja 2016, volume produksi Thailand sebanyak 1,94 juta unit, dengan rincian untuk pasar domestik 769 ribu unit dan ekspor 1,2 juta. India lebih besar lagi. Volume produksinya 4,49 juta unit; untuk pasar domestik 3,67 juta unit dan ekspor 800 ribu.
Indonesia, volume produksinya baru 1,2 juta unit; untuk pasar domestik 1,04 juta unit dan ekspor 200 ribu unit.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daihatsu membukukan penjualan ritel 194.108 unit pada tahun lalu, naik 2,9 persen.
Baca SelengkapnyaPihak Daihatsu juga menegaskan bahwa kendaraan Daihatsu memenuhi regulasi yang berlaku.
Baca SelengkapnyaBersama prinsipal, ADM memastikan semua mobil Daihatsu yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak punya masalah kualitas dankeselamatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Merek otomotif asal China makin ekspansif ke Indonesia. Tahun ini BYD masuk, setelah merek GWM, Neta, Chery masuk ke Indonesia dalam 2 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSejarah Pemilik Motor Pertama di Indonesia yang Dianggap ‘Ajaib’
Baca SelengkapnyaSalah satu perusahaan otomotif asal China, BYD akan segera masuk ke pasar Indonesia mulai 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan, pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, masing-masing perusahaan mobil listrik tersebut tengah melakukan kajian lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaForum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot) merilispara pemenang setiap kategori Forwot Cars dan Motorcycle of the Year 2023, kemarin.
Baca Selengkapnya