Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Omar Hassan al-Bashir

Profil Omar Hassan al-Bashir | Merdeka.com

Letnan Jenderal Omar Hassan Al-Bashir adalah Presiden Sudan sekaligus pimpinan Partai Kongres Nasional (National Congress Party). Dia memerintah sejak tahun 1989 ketika dia memimpin kudeta militer tak berdarah atas pemerintahan perdana menteri saat itu, Sadiq Al-Mahdi. Sejak saat itu Bashir menjadi kepala negara Sudan sampai tahun 1993, dan menjabat sebagai Presiden Sudan dari tahun 1993 hingga saat ini. 

Tantangan utama pemerintahan Bashir di awal masa kekuasaannya adalah mengakhiri perang sipil berdarah yang telah berkecamuk sejak 1983. Pada perang antara penduduk Sudan Utara dan Selatan tersebut kurang lebih 2 juta manusia tak berdosa meregang nyawa. Namun, pada saat rezim Bashir menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri konflik tersebut pada 2005, pertempuran brutal lain terjadi di Darfur, provinsi gurun sebelah barat Sudan.

Pemberontakan tersebut dipicu oleh rasa ketidakpuasan yang dirasakan penduduk Darfur kepada pemerintahan pusat Khartoum. Mereka menganggap bahwa pemerintahan Bashir cenderung menganakemaskan penduduk keturunan Arab sehingga menyingkirkan penduduk Afrika asli yang banyak mendiami wilayah kaya minyak tersebut. Pertempuran tersebut semakin meningkat eskalasinya tatkala pemerintahan Bashir mengirim milisi Janjaweed untuk memadamkan pemberontakan.

 

Presiden kelahiran Hosh Bannaga, 68 tahun silam tersebut menerima tuduhan pembunuhan massal dan genosida terkait kebijakannya dalam menyelesaikan konflik Darfur. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menuduh Pemimpin dari klan Ja'alin itu bertanggung jawab atas pemerkosaan yang dilakukan tentaranya kepada penduduk sipil Darfur, pengusiran paksa jutaan orang dari tanah-tanah tradisional mereka serta pembunuhan massal dan sistematis. Meskipun demikian, jebolan akademi militer Kairo itu membantah dengan keras dan menolak bertanggung jawab. Bashir menolak tekanan internasional terkait masalah itu dengan mengulur-ulur waktu untuk mengizinkan kedatangan pasukan penjaga perdamaian PBB-Uni Afrika ke daerahnya. 

Dalam sebuah analisis dari investigasi kejahatan perang, Julie Flint dan Alex de Waal, penulis buku tentang Sudan modern menjelaskan Bashir sebagai tipikal pemimpin yang tak mau terikat ideologi tertentu dalam menjalankan sikap politiknya. Mereka menganggap suami Fatima Khaled dan Widad Babiker Omer itu adalah seorang pragmatis, keras kepala, dan hirau atas harkat dan martabat dirinya. Beberapa komentator menggunakan kata 'setan' untuk menggambarkan Bashir.

Sisi fleksibilitas Bashir  terlihat saat ia memberikan pengampunan kepada Gillian Gibson, seorang guru Inggris yang dipenjara karena menghina Islam dengan menamakan sekolahnya 'Teddy Bear Muhammad'. Para pengamat mencatat bahwa Pria yang tak dikaruniai anak kandung ini melakukan amnesti tersebut untuk menghindari protes Internasional yang menyorot dirinya secara massif.

Disamping itu Bashir juga terlihat melunak ketika ia setuju untuk mengakhiri konflik darfur dengan menandatangani perjanjian yang memberikan otonomi kepada rakyat Sudan Selatan tahun 2005 dan menjanjikan akan diselenggarakan referendum untuk menentukan nasib mereka. Pada referendum yang digelar tahun 2011 tersebut, rakyat Sudan Selatan akhirnya memilih opsi merdeka dan melepaskan diri dari pemerintahan Omar Al-Bashir.

Oleh: Atiqoh Hasan

Profil

  • Nama Lengkap

    Omar Hassan al-Bashir

  • Alias

    Omar Bashir

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Hosh Bannaga, Sudan

  • Tanggal Lahir

    1944-01-01

  • Zodiak

    Capricorn

  • Warga Negara

    Sudan

  • Istri

    Fatima Khaled, Widad Babiker Omer

  • Biografi

    Letnan Jenderal Omar Hassan Al-Bashir adalah Presiden Sudan sekaligus pimpinan Partai Kongres Nasional (National Congress Party). Dia memerintah sejak tahun 1989 ketika dia memimpin kudeta militer tak berdarah atas pemerintahan perdana menteri saat itu, Sadiq Al-Mahdi. Sejak saat itu Bashir menjadi kepala negara Sudan sampai tahun 1993, dan menjabat sebagai Presiden Sudan dari tahun 1993 hingga saat ini. 

    Tantangan utama pemerintahan Bashir di awal masa kekuasaannya adalah mengakhiri perang sipil berdarah yang telah berkecamuk sejak 1983. Pada perang antara penduduk Sudan Utara dan Selatan tersebut kurang lebih 2 juta manusia tak berdosa meregang nyawa. Namun, pada saat rezim Bashir menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri konflik tersebut pada 2005, pertempuran brutal lain terjadi di Darfur, provinsi gurun sebelah barat Sudan.

    Pemberontakan tersebut dipicu oleh rasa ketidakpuasan yang dirasakan penduduk Darfur kepada pemerintahan pusat Khartoum. Mereka menganggap bahwa pemerintahan Bashir cenderung menganakemaskan penduduk keturunan Arab sehingga menyingkirkan penduduk Afrika asli yang banyak mendiami wilayah kaya minyak tersebut. Pertempuran tersebut semakin meningkat eskalasinya tatkala pemerintahan Bashir mengirim milisi Janjaweed untuk memadamkan pemberontakan.

     

    Presiden kelahiran Hosh Bannaga, 68 tahun silam tersebut menerima tuduhan pembunuhan massal dan genosida terkait kebijakannya dalam menyelesaikan konflik Darfur. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menuduh Pemimpin dari klan Ja'alin itu bertanggung jawab atas pemerkosaan yang dilakukan tentaranya kepada penduduk sipil Darfur, pengusiran paksa jutaan orang dari tanah-tanah tradisional mereka serta pembunuhan massal dan sistematis. Meskipun demikian, jebolan akademi militer Kairo itu membantah dengan keras dan menolak bertanggung jawab. Bashir menolak tekanan internasional terkait masalah itu dengan mengulur-ulur waktu untuk mengizinkan kedatangan pasukan penjaga perdamaian PBB-Uni Afrika ke daerahnya. 

    Dalam sebuah analisis dari investigasi kejahatan perang, Julie Flint dan Alex de Waal, penulis buku tentang Sudan modern menjelaskan Bashir sebagai tipikal pemimpin yang tak mau terikat ideologi tertentu dalam menjalankan sikap politiknya. Mereka menganggap suami Fatima Khaled dan Widad Babiker Omer itu adalah seorang pragmatis, keras kepala, dan hirau atas harkat dan martabat dirinya. Beberapa komentator menggunakan kata 'setan' untuk menggambarkan Bashir.

    Sisi fleksibilitas Bashir  terlihat saat ia memberikan pengampunan kepada Gillian Gibson, seorang guru Inggris yang dipenjara karena menghina Islam dengan menamakan sekolahnya 'Teddy Bear Muhammad'. Para pengamat mencatat bahwa Pria yang tak dikaruniai anak kandung ini melakukan amnesti tersebut untuk menghindari protes Internasional yang menyorot dirinya secara massif.

    Disamping itu Bashir juga terlihat melunak ketika ia setuju untuk mengakhiri konflik darfur dengan menandatangani perjanjian yang memberikan otonomi kepada rakyat Sudan Selatan tahun 2005 dan menjanjikan akan diselenggarakan referendum untuk menentukan nasib mereka. Pada referendum yang digelar tahun 2011 tersebut, rakyat Sudan Selatan akhirnya memilih opsi merdeka dan melepaskan diri dari pemerintahan Omar Al-Bashir.

    Oleh: Atiqoh Hasan

  • Pendidikan

    - Sekolah Dasar di Hosh Bannaga

    - Sekolah Menengah di Khartoum

    - Pasukan Militer Sudan

    - Akademi Militer Mesir di Kairo

    - Akademi Militer Sudan di Khartoum

  • Karir

    - Presiden Sudan, sejak 16 Oktober 1993 sampai sekarang

    - Pemimpin Komisi Revolusioner Penyelamatan Negara, 30 Juni 1989-16 Oktober 1993

    - Komandan Brigade Parasut Bersenjata, 1981

    - Atase Militer Sudan di Uni Emirat Arab, 1975

    - Pasukan Militer Mesir pada perang Yom Kippur melawan Israel, 1973

    - Kepala Divisi Terjun Payung Sudan, 1966

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya