Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Nurhayati Ali Assegaf

Profil Nurhayati Ali Assegaf | Merdeka.com

Nurhayati Ali Assegaf lahir di Solo 17 Juli 1963.Dia merupakan salah satu pendiri Partai Demokrat. Karirnya di politik cukup cemerlang. Saat ini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Demokrat. 

Di DPR RI, dia menjadi Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen. Nurhayati juga pernah menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat sebelum digantikan Edhie Baskoro Yudhoyono.

Tahun 2016, Nurhayati terpilih menjadi Presiden International Humanitarian Law di Jenewa, Swiss.

Latar belakang

Nurhayati dibesarkan di Solo. Ayahnya, Ali Assegaf adalah seorang pengusaha mobil dan politikus Partai Nasional Indonesia (PNI). Ali berkawan baik dengan Presiden Soekarno. Dia juga aktif berpolitik dan bergerak dalam bidang sosial. Dari sana rupanya darah politik dan sosial Nurhayati mengalir.

Jika ke Solo, Ali Assegaf selalu meminjami Presiden Soekarno mobil Chevrolet Impala. Tahun 1950an, mobil itu sangat mewah. Ali lah orang Indonesia pertama yang mengimpor mobil tersebut dari luar negeri.

Nurhayati senang membaca sejak kecil. Saat duduk di bangku SMP, dia sudah punya cita-cita jadi Sekjen PBB. Cita-cita yang tidak lazim bagi remaja seusianya pada waktu itu. 

Saat beranjak remaja dan masuk SMA, Nurhayati pindah ke Kota Malang, Jawa Timur. Kota ini punya sejarah penting dalam karirnya kelak selain Jakarta. 

Anak ke 11 dari 15 bersaudara ini tercatat sebagai mahasiswi kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Dia juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Nurhayati lalu merintis karir di kantor Associate Winarto Soemarto & Associates (1993-1998) kemudian Managing Director Bisnis dan Konsultan Keuangan (Assegaf & Partners Ltd, 1998-2004). Dia juga pernah menjadi peneliti di Universitas Indonesia.

Karir Politik dan kisah sukses

Sebagai aktivis, banyak partai politik yang menawari Nurhayati bergabung. Namun akhirnya tahun 2003, dia mantap memilih Partai Demokrat bersama Susilo Bambang Yudhoyono. 

Alasannya, Nurhayati ingin partai politik bercorak nasionalis agamis. Perpaduan dari ayahnya yang nasionalis dan dirinya yang aktivis HMI.

Saat SBY menjadi Presiden tahun 2004, Nurhayati menjadi staf Ibu Ani Yudhoyono. Salah satu tugasnya adalah menyiapkan pidato kenegaraan untuk Ibu Ani. Nurhayati mengaku belajar banyak dari Ibu Ani yang menjadi idolanya. Dia mengaku bisa seperti ini karena terinspirasi oleh istri SBY tersebut.

Karir politik Nurhayati cukup cemerlang. Dia dipercaya menjadi juru bicara Partai Demokrat dan menggantikan Jafar Hafsah yang meninggal dunia sebagai Ketua Fraksi Demokrat.

Nurhayati berhasil menjadi anggota DPR RI 2009-2014 setelah memperoleh suara sebanyak 52.112 suara untuk daerah pemilihan Jawa Timur V. Nurhayati kembali terpilih menjadi anggota DPR 2014-2019 dari dapil yang sama dengan perolehan 18.162 suara. 

Saat menjadi anggota DPR 2009-2014, Nurhayati berada di komisi I (Luar Negeri, Pertahanan Keamanan, Komunikasi), tapi sejak akhir 2013 seiring posisinya sebagai Ketua Fraksi, dirinya dipindah ke Komisi VIII (kesejahteraan sosial) utamanya untuk mengawal kebijakan BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat). 

Nurhayati tidak pernah dipindah dalam hal jabatan badan kelengkapan, Dia selalu berada di Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) dan menjabat wakil ketua BKSAP sejak 2009-2012. Setelah terpilih menjadi Ketua Fraksi Demokrat menggantikan Jafar Hafsah, dirinya menyerahkan jabatan wakil ketua BKSAP dan memilih duduk sebagai anggota BKSAP, untuk lebih berkonsentrasi pada internal fraksi Demokrat.

Di 2014-2019, Nurhayati kembali bertugas di Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi dan informatika.

Fokus perjuangan di DPR dan parlemen dunia

Nurhayati fokus mengangkat isu wanita dalam parlemen. Dia mendesak agar wanita diberi kesempatan dalam politik. Nurhayati juga meminta wanita diberi kesempatan berusaha dalam usaha kecil menengah.

Di Parlemen dunia, Nurhayati memperjuangkan peran Indonesia membantu menyelesaikan masalah dunia. Tahun 2016, Nurhayati terpilih menjadi Presiden International Humanitarian Law. Dia akan membantu nasib para pengungsi dari negara konflik seperti Suriah, Palestina dan Yaman.

Tokoh yang dikagumi

Tokoh yang menjadi idola Nurhayati adalah Benazir Bhutto, Margareth Thatcher. "Keduanya wanita di dunia politik yang kemampuannya diakui dunia," kata Nurhayati.

Untuk di Indonesia, Nurhayati mengaku selama ini terinspirasi oleh sosok Ani Yudhoyono.

Moto hidup

Nurhayati selalu mengingat pesan ibunya. Jadilah berlian, karena sinarnya akan selalu terlihat bahkan di tempat yang kotor. Jaga nama baik, jangan menjadi berlian yang rusak karena berlian yang rusak tak ada nilainya.

Profil

  • Nama Lengkap

    Nurhayati Ali Assegaf

  • Alias

    Nurhayati Assegaf

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Solo

  • Tanggal Lahir

    1963-07-17

  • Zodiak

    Cancer

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Suami

    Hasan Alatas

  • Anak

    Muhammad Rahadian Syarif

  • Biografi

    Nurhayati Ali Assegaf lahir di Solo 17 Juli 1963.Dia merupakan salah satu pendiri Partai Demokrat. Karirnya di politik cukup cemerlang. Saat ini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Demokrat. 

    Di DPR RI, dia menjadi Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen. Nurhayati juga pernah menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat sebelum digantikan Edhie Baskoro Yudhoyono.

    Tahun 2016, Nurhayati terpilih menjadi Presiden International Humanitarian Law di Jenewa, Swiss.

    Latar belakang

    Nurhayati dibesarkan di Solo. Ayahnya, Ali Assegaf adalah seorang pengusaha mobil dan politikus Partai Nasional Indonesia (PNI). Ali berkawan baik dengan Presiden Soekarno. Dia juga aktif berpolitik dan bergerak dalam bidang sosial. Dari sana rupanya darah politik dan sosial Nurhayati mengalir.

    Jika ke Solo, Ali Assegaf selalu meminjami Presiden Soekarno mobil Chevrolet Impala. Tahun 1950an, mobil itu sangat mewah. Ali lah orang Indonesia pertama yang mengimpor mobil tersebut dari luar negeri.

    Nurhayati senang membaca sejak kecil. Saat duduk di bangku SMP, dia sudah punya cita-cita jadi Sekjen PBB. Cita-cita yang tidak lazim bagi remaja seusianya pada waktu itu. 

    Saat beranjak remaja dan masuk SMA, Nurhayati pindah ke Kota Malang, Jawa Timur. Kota ini punya sejarah penting dalam karirnya kelak selain Jakarta. 

    Anak ke 11 dari 15 bersaudara ini tercatat sebagai mahasiswi kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Dia juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

    Nurhayati lalu merintis karir di kantor Associate Winarto Soemarto & Associates (1993-1998) kemudian Managing Director Bisnis dan Konsultan Keuangan (Assegaf & Partners Ltd, 1998-2004). Dia juga pernah menjadi peneliti di Universitas Indonesia.

    Karir Politik dan kisah sukses

    Sebagai aktivis, banyak partai politik yang menawari Nurhayati bergabung. Namun akhirnya tahun 2003, dia mantap memilih Partai Demokrat bersama Susilo Bambang Yudhoyono. 

    Alasannya, Nurhayati ingin partai politik bercorak nasionalis agamis. Perpaduan dari ayahnya yang nasionalis dan dirinya yang aktivis HMI.

    Saat SBY menjadi Presiden tahun 2004, Nurhayati menjadi staf Ibu Ani Yudhoyono. Salah satu tugasnya adalah menyiapkan pidato kenegaraan untuk Ibu Ani. Nurhayati mengaku belajar banyak dari Ibu Ani yang menjadi idolanya. Dia mengaku bisa seperti ini karena terinspirasi oleh istri SBY tersebut.

    Karir politik Nurhayati cukup cemerlang. Dia dipercaya menjadi juru bicara Partai Demokrat dan menggantikan Jafar Hafsah yang meninggal dunia sebagai Ketua Fraksi Demokrat.

    Nurhayati berhasil menjadi anggota DPR RI 2009-2014 setelah memperoleh suara sebanyak 52.112 suara untuk daerah pemilihan Jawa Timur V. Nurhayati kembali terpilih menjadi anggota DPR 2014-2019 dari dapil yang sama dengan perolehan 18.162 suara. 

    Saat menjadi anggota DPR 2009-2014, Nurhayati berada di komisi I (Luar Negeri, Pertahanan Keamanan, Komunikasi), tapi sejak akhir 2013 seiring posisinya sebagai Ketua Fraksi, dirinya dipindah ke Komisi VIII (kesejahteraan sosial) utamanya untuk mengawal kebijakan BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat). 

    Nurhayati tidak pernah dipindah dalam hal jabatan badan kelengkapan, Dia selalu berada di Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) dan menjabat wakil ketua BKSAP sejak 2009-2012. Setelah terpilih menjadi Ketua Fraksi Demokrat menggantikan Jafar Hafsah, dirinya menyerahkan jabatan wakil ketua BKSAP dan memilih duduk sebagai anggota BKSAP, untuk lebih berkonsentrasi pada internal fraksi Demokrat.

    Di 2014-2019, Nurhayati kembali bertugas di Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi dan informatika.

    Fokus perjuangan di DPR dan parlemen dunia

    Nurhayati fokus mengangkat isu wanita dalam parlemen. Dia mendesak agar wanita diberi kesempatan dalam politik. Nurhayati juga meminta wanita diberi kesempatan berusaha dalam usaha kecil menengah.

    Di Parlemen dunia, Nurhayati memperjuangkan peran Indonesia membantu menyelesaikan masalah dunia. Tahun 2016, Nurhayati terpilih menjadi Presiden International Humanitarian Law. Dia akan membantu nasib para pengungsi dari negara konflik seperti Suriah, Palestina dan Yaman.

    Tokoh yang dikagumi

    Tokoh yang menjadi idola Nurhayati adalah Benazir Bhutto, Margareth Thatcher. "Keduanya wanita di dunia politik yang kemampuannya diakui dunia," kata Nurhayati.

    Untuk di Indonesia, Nurhayati mengaku selama ini terinspirasi oleh sosok Ani Yudhoyono.

    Moto hidup

    Nurhayati selalu mengingat pesan ibunya. Jadilah berlian, karena sinarnya akan selalu terlihat bahkan di tempat yang kotor. Jaga nama baik, jangan menjadi berlian yang rusak karena berlian yang rusak tak ada nilainya.

  • Pendidikan

    • Doktor dalam bidang Ilmu Sosial dan ilmu Politik, FISIPOL Universitas Gadjah Mada
    • Master dalam bidang Kajian Amerika, Universitas Indonesia (2010)
    • Diploma Public Relation, Los Angeles City College
    • Harvard Kennedy School Executive Education, Leaders in Development: Managing Change in a Dynamic World, USA, June 2010

  • Karir

    • Wakil Ketua Panitia Kerjasama Antar Parlemen DPR RI
    • Anggota DPR
    • Staf Khusus Ibu Negara Republik Indonesia Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono
    • Managing Direktur Bisnis dan Konsultan Keuangan (Assegaf & Partners Ltd, 1998-2004) dan Associate Winarto Soemarto & Associates (1993-1998)
    • Ketua Inter-Parliamentary Union (IPU-Indonesia) dan Kelompok Kerja untuk Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs)
    • Focal Point dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk Konvensi PBB dalam Memerangi Desertifikasi
    • Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat (2013-2015)
    • Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (2014-2019)
    • Anggota DPR RI Komisi I (2014-2019)

    Organisasi:

    • Presiden International Humanitarian Law (2016)
    • Presiden Inter-Parliamentary Union 2010-2012 & 2012-2014
    • Ketua Panja Millenium Development Goals (MDGs), 2010 - sekarang
    • Ketua WAIPA (Women of Asean Inter-parliamentary Assembly)
    • Ketua PUIC (Parliamentary Union of Islamic Countries)

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya