Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Moussa Dadis Camara

Profil Moussa Dadis Camara, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Kapten Moussa Dadis Camara adalah seorang perwira tentara Guinea yang menjabat sebagai presiden  Dewan Nasional untuk Demokrasi dan Pembangunan (Conseil National de la Démocratie et du Développement, CNDD) Republik Guinea, yang melakukan kudeta pada 23 Desember 2008 pasca mangkatnya Presiden Lansana Conté yang telah memerintah lebih dari 2 dekade.

Dadis -begitu ia akrab disapa- dilahirkan pada 1 Januari 1964 dari keluarga petani di Koure, Perfektur Lola, dekat perbatasan Pantai Gading dan Liberia. Ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di Nzérékoré, yang terletak 40 km dari kota kelahirannya. Kemudian ia pindah ke ibukota Conakry untuk menempuh studi hukum dan ekonomi di Abdel Nasser University. 

Pada 1990, Dadis masuk akademi militer Guinea dan mendapatkan jabatan sebagai kopral. Tak lama ia kemudian dipromosikan sebagai Kepala unit pasukan bahan bakar untuk tentara Guinea yang bermarkas di Kindia, 60 mil timur laut Conakry. Pada tahun 2001 sampai 2002, Dadis dikirim ke Sierra Leone sebagai anggota pasukan perdamaian PBB. Tahun 2004, Dadis bersama beberapa tentara Guinea dikirim ke Bremen, Jerman untuk menjalani pelatihan militer. Tahun 2008, dia diangkat sebagai kepala unit pasokan bahan bakar Guinea yang merupakan cabang dari Departemen Pertahanan. 

Sebelum memimpin aksi kudeta pada 2008, nama Dadis tidaklah terkenal bahkan di kalangan para prajurit Guinea. Beberapa teman sekelasnya juga mengatakan bahwa Dadis bukanlah siswa yang cerdas ketika bersekolah. Selama bergabung di militer, pria yang kerap memakai atribut tentara Jerman di seragamnya tersebut, seringkali aktif dalam aksi demonstrasi memprotes pemerintah. Menurut beberapa rekan-rekannya, Dadis adalah salah satu pemimpin pemberontakan tentara pada musim semi 2007 yang menuntut dibayarkannya gaji mereka dan kondisi kerja yang lebih baik. Pada peristiwa tersebut delapan orang meninggal. Dia juga berpartisipasi dalam kerusuhan Mei, ketika tentara yang tidak puas meminta agar bonus yang dijanjikan pemerintah bagi mereka ditunaikan serta membebaskan beberapa rekan militer mereka yang ditahan pemerintah.Selusin meninggal dalam pertempuran antara tentara yang rusuh dan polisi.

Setelah menghabiskan kurang lebih 17 tahun sebagai tentara di bawah rezim Presiden Conte, Dadis melakukan kudeta militer pada 23 Desember 2008. Kudeta tersebut terjadi hanya 6 jam setelah presiden Dewan Nasional, Aboubacar Sompare mengumumkan kematian presiden Conte. Setelah menguasai siaran televisi dan radio, Dadis memberi pengumuman bahwa "pemerintah dan lembaga-lembaga Republik telah dibubarkan". Pernyataan ini juga menyatakan dibatalkannya Konstitusi dan menjanjikan diselenggerakannya pemilihan presiden pada akhir Desember 2010. 

Selanjutnya pada tanggal 3 Desember 2009, Dadis menerima percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Pengawal pribadi dan sopirnya tewas dalam peristiwa itu. Pasca serangan ini, Dadis Camarra dilarikan ke Maroko untuk menerima perawatan intensif. Januari 2010, Dadis dan wakil presiden Sekouba Konate serta presiden Burkina Faso Blaise Compaoré mengumumkan untuk segera mengembalikan pemerintahan kepada masyarakat sipil dalam waktu 6 bulan. Medio 2010, pemilihan presiden pertama yang diselenggarakan secara demokratis di Guinea berhasil memilih Alpha Conde sebagai presiden Guinea selanjutnya.

Oleh: Atiqoh Hasan

Last update 17/12/2013

Profil

  • Nama Lengkap

    Moussa Dadis Camara

  • Alias

    Dadis

  • Agama

    Kristen

  • Tempat Lahir

    Koure

  • Tanggal Lahir

    1964-01-01

  • Zodiak

    Capricorn

  • Warga Negara

    Republik Guinea

  • Biografi

    Kapten Moussa Dadis Camara adalah seorang perwira tentara Guinea yang menjabat sebagai presiden  Dewan Nasional untuk Demokrasi dan Pembangunan (Conseil National de la Démocratie et du Développement, CNDD) Republik Guinea, yang melakukan kudeta pada 23 Desember 2008 pasca mangkatnya Presiden Lansana Conté yang telah memerintah lebih dari 2 dekade.

    Dadis -begitu ia akrab disapa- dilahirkan pada 1 Januari 1964 dari keluarga petani di Koure, Perfektur Lola, dekat perbatasan Pantai Gading dan Liberia. Ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di Nzérékoré, yang terletak 40 km dari kota kelahirannya. Kemudian ia pindah ke ibukota Conakry untuk menempuh studi hukum dan ekonomi di Abdel Nasser University. 

    Pada 1990, Dadis masuk akademi militer Guinea dan mendapatkan jabatan sebagai kopral. Tak lama ia kemudian dipromosikan sebagai Kepala unit pasukan bahan bakar untuk tentara Guinea yang bermarkas di Kindia, 60 mil timur laut Conakry. Pada tahun 2001 sampai 2002, Dadis dikirim ke Sierra Leone sebagai anggota pasukan perdamaian PBB. Tahun 2004, Dadis bersama beberapa tentara Guinea dikirim ke Bremen, Jerman untuk menjalani pelatihan militer. Tahun 2008, dia diangkat sebagai kepala unit pasokan bahan bakar Guinea yang merupakan cabang dari Departemen Pertahanan. 

    Sebelum memimpin aksi kudeta pada 2008, nama Dadis tidaklah terkenal bahkan di kalangan para prajurit Guinea. Beberapa teman sekelasnya juga mengatakan bahwa Dadis bukanlah siswa yang cerdas ketika bersekolah. Selama bergabung di militer, pria yang kerap memakai atribut tentara Jerman di seragamnya tersebut, seringkali aktif dalam aksi demonstrasi memprotes pemerintah. Menurut beberapa rekan-rekannya, Dadis adalah salah satu pemimpin pemberontakan tentara pada musim semi 2007 yang menuntut dibayarkannya gaji mereka dan kondisi kerja yang lebih baik. Pada peristiwa tersebut delapan orang meninggal. Dia juga berpartisipasi dalam kerusuhan Mei, ketika tentara yang tidak puas meminta agar bonus yang dijanjikan pemerintah bagi mereka ditunaikan serta membebaskan beberapa rekan militer mereka yang ditahan pemerintah.Selusin meninggal dalam pertempuran antara tentara yang rusuh dan polisi.

    Setelah menghabiskan kurang lebih 17 tahun sebagai tentara di bawah rezim Presiden Conte, Dadis melakukan kudeta militer pada 23 Desember 2008. Kudeta tersebut terjadi hanya 6 jam setelah presiden Dewan Nasional, Aboubacar Sompare mengumumkan kematian presiden Conte. Setelah menguasai siaran televisi dan radio, Dadis memberi pengumuman bahwa "pemerintah dan lembaga-lembaga Republik telah dibubarkan". Pernyataan ini juga menyatakan dibatalkannya Konstitusi dan menjanjikan diselenggerakannya pemilihan presiden pada akhir Desember 2010. 

    Selanjutnya pada tanggal 3 Desember 2009, Dadis menerima percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Pengawal pribadi dan sopirnya tewas dalam peristiwa itu. Pasca serangan ini, Dadis Camarra dilarikan ke Maroko untuk menerima perawatan intensif. Januari 2010, Dadis dan wakil presiden Sekouba Konate serta presiden Burkina Faso Blaise Compaoré mengumumkan untuk segera mengembalikan pemerintahan kepada masyarakat sipil dalam waktu 6 bulan. Medio 2010, pemilihan presiden pertama yang diselenggarakan secara demokratis di Guinea berhasil memilih Alpha Conde sebagai presiden Guinea selanjutnya.

    Oleh: Atiqoh Hasan

    Last update 17/12/2013

  • Pendidikan

    Universitas Conakry S2 ekonomi

  • Karir

    - Presiden Dewan Nasional Demokrasi Pembangunan, 2008-sekarang

    - Kepala Unit Pasokan Bahan Bakar Tentara dan Anggota Kabinet Menteri Pertahanan, 2008

    - Kopral Angkatan Darat, 1990 

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya