Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Maria Theresa

Profil Maria Theresa, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Maria Theresa adalah seorang ratu Romawi, dan ratu Hungaria sekaligus Bohemia. Ia adalah penguasa Habsburg paling sukses. Putri sulung dari Kaisar Romawi Suci Charles VI ini adalah satu satu nya penguasa wanita dalam sejarah dinasti Habsburg. Secara teknis, ia adalah anggota terakhir Wangsa Habsburg, digantikan oleh Joseph II dari Wangsa Lothringen.
Dalam peraturan Eropa Lama, undang undang Salic, seorang wanita dilarang mewarisi kerajaan ayahnya. Khawatir akan hal tersebut, ayahnya, Charles VI mengeluarkan surat keputusan pada tahun 1713, yang dikenal sebagai Sanksi Pragmatis. Surat keputusan itu berisi akan diwariskannya tahta Charles VI pada putrinya. Kematian Charles VI pada tahun 1740, menyebabkan perang di Austria
Tahun tahun terakhir kepemimpinan ayahnya, telah terjadi dua peperangan, yang mengakibatkan perekonomian melemah, begitu juga dengan tentara. Charles VI percaya, bahwa putrinya kelak akan mempercayai suaminya, Stephen Francis dari Lorraine, untuk memimpin kerajaan. Hal itu menyebabkan Charles VI tidak meluangkan waktu untuk mengajari Maria Theresia cara kerja sistem pemerintahan, membentuk tentara yang kuat, dan pengetahuan tentang urusan negara. Maria Theresa tahu ia harus mengandalkan kata hatinya dan kekuatan karakter.
Raja Frederick II dari Prusia adalah penantang pertama, saat ia berusaha mengambil kesempatan setelah kematian Charles VI untuk menduduki Silesia, perang pengambilan kekuasaan ini berlangsung sekitar tahun 1740 sampai 1748. Bavaria dan Perancis bergabung dan menyerang tanah Maria Theresa dari barat. Maria Theresa tidak menyerah kepada musuh musushnya, ia bertekad untuk merebut kembali tanah kerajaannya. Hal pertama yang dilakukannya adalah memperkuat tentara dengan menggandakan jumlah pasukan dari pemerintahan ayahnya. Merubah struktur pajak untuk menambah penghasilan tahunan negara dan juga dipergunakan untuk menambah kekuatan militer. Perang berakhir dengan hilangnya Silesia, namun negara itu utuh, dan suaminya dikenal sebagai Kaisar Romawi Suci.
Maria Theresa sangat terpukul ketika suaminya meninggal pada tahun 1765. Cintanya sangat mendalam,  sampai kematiannya sendiri pada tahun 1780, ia masih dalam suasana berkabung. Setelah lima belas tahun perang dan frustrasi, Maria Theresa enggan untuk terlibat dalam konflik. Ia menunjuk anaknya, Joseph II, sebagai kaisar. Banyak perbedaan mendasar antara Maria Theresa dan Joseph II, yang menyebabkan kecemasan. Maria Theresa dianggap melepaskan tahta, namun ia tak pernah sekalipun turun tahta. Sebaliknya, ia memberikan kekuasaan terbatas kepada Joseph II, karena ia merasa keputusannya terlalu terburu buru.
Maria Theresa dikenal sebagai pribadi yang berani, baik dan murah hati. Ditahun tahun terakhir masa kepemimpinannya, ia lebih fokus dalam hal kemanusiaan, perbaikan keuangan dan administrasi. Maria Theresa meninggal pada tanggal 29 November 1780. Beberapa sejarawan menyebut sang permaisuri sebagai ebagai penyelamat dari Dinasti Habsburg. Maria Theresa membangun fondasi yang kuat untuk kelanjutan Dinasti Habsburg ke era modern. Ia bertahta selama empat puluh tahun.

Riset dan analisa oleh Bobby Reza S.

Profil

  • Nama Lengkap

    Maria Theresa

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Katolik

  • Tempat Lahir

    Wina, AustriaWina, Austria

  • Tanggal Lahir

    1780-11-29

  • Zodiak

    Sagittarius

  • Warga Negara

  • Suami

    Stephen Francis

  • Anak

    Maria Elisabeth, Maria Anna, Maria Karolina, Joseph II, Maria Christina, Adipati Teschen, Maria Elisabeth Josepha, Karl Joseph, Maria Amalia , Leopold II, Maria Karolina, Johanna Gabriela, Maria Josepha, Maria Karolina, Marie Antoinette, Maximilian Franz

  • Biografi

    Maria Theresa adalah seorang ratu Romawi, dan ratu Hungaria sekaligus Bohemia. Ia adalah penguasa Habsburg paling sukses. Putri sulung dari Kaisar Romawi Suci Charles VI ini adalah satu satu nya penguasa wanita dalam sejarah dinasti Habsburg. Secara teknis, ia adalah anggota terakhir Wangsa Habsburg, digantikan oleh Joseph II dari Wangsa Lothringen.
    Dalam peraturan Eropa Lama, undang undang Salic, seorang wanita dilarang mewarisi kerajaan ayahnya. Khawatir akan hal tersebut, ayahnya, Charles VI mengeluarkan surat keputusan pada tahun 1713, yang dikenal sebagai Sanksi Pragmatis. Surat keputusan itu berisi akan diwariskannya tahta Charles VI pada putrinya. Kematian Charles VI pada tahun 1740, menyebabkan perang di Austria
    Tahun tahun terakhir kepemimpinan ayahnya, telah terjadi dua peperangan, yang mengakibatkan perekonomian melemah, begitu juga dengan tentara. Charles VI percaya, bahwa putrinya kelak akan mempercayai suaminya, Stephen Francis dari Lorraine, untuk memimpin kerajaan. Hal itu menyebabkan Charles VI tidak meluangkan waktu untuk mengajari Maria Theresia cara kerja sistem pemerintahan, membentuk tentara yang kuat, dan pengetahuan tentang urusan negara. Maria Theresa tahu ia harus mengandalkan kata hatinya dan kekuatan karakter.
    Raja Frederick II dari Prusia adalah penantang pertama, saat ia berusaha mengambil kesempatan setelah kematian Charles VI untuk menduduki Silesia, perang pengambilan kekuasaan ini berlangsung sekitar tahun 1740 sampai 1748. Bavaria dan Perancis bergabung dan menyerang tanah Maria Theresa dari barat. Maria Theresa tidak menyerah kepada musuh musushnya, ia bertekad untuk merebut kembali tanah kerajaannya. Hal pertama yang dilakukannya adalah memperkuat tentara dengan menggandakan jumlah pasukan dari pemerintahan ayahnya. Merubah struktur pajak untuk menambah penghasilan tahunan negara dan juga dipergunakan untuk menambah kekuatan militer. Perang berakhir dengan hilangnya Silesia, namun negara itu utuh, dan suaminya dikenal sebagai Kaisar Romawi Suci.
    Maria Theresa sangat terpukul ketika suaminya meninggal pada tahun 1765. Cintanya sangat mendalam,  sampai kematiannya sendiri pada tahun 1780, ia masih dalam suasana berkabung. Setelah lima belas tahun perang dan frustrasi, Maria Theresa enggan untuk terlibat dalam konflik. Ia menunjuk anaknya, Joseph II, sebagai kaisar. Banyak perbedaan mendasar antara Maria Theresa dan Joseph II, yang menyebabkan kecemasan. Maria Theresa dianggap melepaskan tahta, namun ia tak pernah sekalipun turun tahta. Sebaliknya, ia memberikan kekuasaan terbatas kepada Joseph II, karena ia merasa keputusannya terlalu terburu buru.
    Maria Theresa dikenal sebagai pribadi yang berani, baik dan murah hati. Ditahun tahun terakhir masa kepemimpinannya, ia lebih fokus dalam hal kemanusiaan, perbaikan keuangan dan administrasi. Maria Theresa meninggal pada tanggal 29 November 1780. Beberapa sejarawan menyebut sang permaisuri sebagai ebagai penyelamat dari Dinasti Habsburg. Maria Theresa membangun fondasi yang kuat untuk kelanjutan Dinasti Habsburg ke era modern. Ia bertahta selama empat puluh tahun.

    Riset dan analisa oleh Bobby Reza S.

  • Pendidikan

  • Karir

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya