Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Mara Karma Thalib

Profil Mara Karma Thalib | Merdeka.com

Mara Karma Thalib atau yang kondang di sapa Mara Karma merupakan salah satu legenda di dunia seni dan jurnalistik tanah air.

Seniman asal Bukit Tinggi, Sumatera barat ini tersohor sebagai salah satu pelukis dan pengarang buku di Indonesia. Mara Karma juga dikenal sebagai kritikus seni di Indonesia dan terjun ke dunia jurnalistik sebagai wartawan, editor, dan kolumnis.

Jiwa seni sosok seniman ini memang telah diasah sejak dini. Lulusan Indonesisch Nederlansche School (INS) Kayutanam, Sumatera Barat ini sempat melanglang buana hingga Eropa untuk mengasah jiwa seninya secara otodidak.

Karir di dunia jurnalistik pun tak kalah moncer. Di 1950, Mara Karma sukses mendirikan majalah Mutiara bersama rekannya, Mochtar Lubis. Salah satu ciri khas dari sosok satu ini adalah keberaniannya mengkritik pemerintahan sehingga kantornya sempat di breidel oleh rezim orde lama kala itu.

Namun hal tersebut tak menghentikannya untuk terus berkarya. Di masa orde baru karir jurnalistiknya terus bergabung dengan menjadi bagian dari harian Abadi, Pelopor Baru, hingga menjadi pemimpin redaksi Harian Angkatan Bersenjata di tahun 1971 hingga 1974. 

Sosok pria kelahiran 1926 ini juga memiliki jasa besar di era kemerdekaan Indonesia. Saat masih berusia 19 tahun, Mara Karma telah ikut andil dalam pengibaran bendera Merah Putih di kota Bukit Tinggi yang masih dikuasai Jepang kala itu.

Sosok seniman dan jurnalis yang berjasa besar di awal era terbentuknya Indonesia ini akhirnya menutup usia di Jakarta pada 24 Desember 2001 saat menginjak 75 tahun.

Riset dan analisis oleh Dwi Zain Musofa

Profil

  • Nama Lengkap

    Mara Karma Thalib

  • Alias

    Mara Karma

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Bukit Tinggi, Sumatera Barat

  • Tanggal Lahir

    0000-00-00

  • Zodiak

    -

  • Warga Negara

  • Biografi

    Mara Karma Thalib atau yang kondang di sapa Mara Karma merupakan salah satu legenda di dunia seni dan jurnalistik tanah air.

    Seniman asal Bukit Tinggi, Sumatera barat ini tersohor sebagai salah satu pelukis dan pengarang buku di Indonesia. Mara Karma juga dikenal sebagai kritikus seni di Indonesia dan terjun ke dunia jurnalistik sebagai wartawan, editor, dan kolumnis.

    Jiwa seni sosok seniman ini memang telah diasah sejak dini. Lulusan Indonesisch Nederlansche School (INS) Kayutanam, Sumatera Barat ini sempat melanglang buana hingga Eropa untuk mengasah jiwa seninya secara otodidak.

    Karir di dunia jurnalistik pun tak kalah moncer. Di 1950, Mara Karma sukses mendirikan majalah Mutiara bersama rekannya, Mochtar Lubis. Salah satu ciri khas dari sosok satu ini adalah keberaniannya mengkritik pemerintahan sehingga kantornya sempat di breidel oleh rezim orde lama kala itu.

    Namun hal tersebut tak menghentikannya untuk terus berkarya. Di masa orde baru karir jurnalistiknya terus bergabung dengan menjadi bagian dari harian Abadi, Pelopor Baru, hingga menjadi pemimpin redaksi Harian Angkatan Bersenjata di tahun 1971 hingga 1974. 

    Sosok pria kelahiran 1926 ini juga memiliki jasa besar di era kemerdekaan Indonesia. Saat masih berusia 19 tahun, Mara Karma telah ikut andil dalam pengibaran bendera Merah Putih di kota Bukit Tinggi yang masih dikuasai Jepang kala itu.

    Sosok seniman dan jurnalis yang berjasa besar di awal era terbentuknya Indonesia ini akhirnya menutup usia di Jakarta pada 24 Desember 2001 saat menginjak 75 tahun.

    Riset dan analisis oleh Dwi Zain Musofa

  • Pendidikan

    • Indonesisch Nederlansche School

  • Karir

    • Pelukis
    • Pengarang buku
    • Kritikus
    • Wartawan
    • Pemimpin Redaksi Harian Angkatan Bersenjata

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya