Profil
Lonnie George Johnson
Lonnie George Johnson bagi masyarakat Amerika tentu populer karena dia adalah pencipta mainan pistol air paling terkenal di negara tersebut, Super Soaker. Lahir pada 6 Oktober 1949 di kota Mobile, negara bagian Alabama, Amerika Serikat, pemegang gelar Master untuk Rekayasa Nuklir ini pertama kali menemukan pistol mainannya pada 1982 dan berhasil memperoleh paten 7 tahun berikutnya silam di bawah naungan perusahaan paten, Larami Corporation. Sedemikian terkenalnya mainan ini, sejak diproduksi secara massal pertama kali sekitar 1990an hingga saat profil diunggah, Super Soaker tidak pernah gagal duduk di antara daftar 20 mainan paling laku sedunia.
Kesuksesan menggiurkan tersebut membuat sebuah perusahaan mainan terbesar kedua di Amerika Serikat, Hasbro, berminat membeli paten sekaligus perusahaan payung Super Soaker. Usai perundingan dan kesepakatan alih perusahaan, Super Soaker semakin diminati di bawah manajemen raksasa Hasbro dan, dikabarkan, sempat meraup keuntungan sebesar 1 milyar dollar; angka sangat fantastis untuk sebuah semprotan air!
Berdasar sukses tersebut, The Professor, panggilan akrab teman sekolahnya dulu, terus berkarya dan mendirikan Johnson Research & Development (JRD Center). Tak kurang dari 100 paten dihasilkan Johnson bersama lembaga yang dibentuknya sendiri ini seperti baterei berbahan keramik dan penggulung rambut tanpa pemanas. Menariknya, seperti kisah para jenius agung lainnya, cerita sukses Johnson juga kembaran kegagalan: termasuk salah satu produk inovatif, diaper yang bisa bernyanyi ketika basah, tidak laku di pasaran.
Pesan si jenius Thomas Alva Edison berupa 99% keringat dan 1% keberuntungan ini juga berlaku bagi Johnson. Sejak kecil sudah berjibaku dengan percobaan 'nekad', Johnson sempat membuat rumahnya hampir terbakar ketika mencoba memanggang bahan bakar roket di atas wajan milik ibunya. Ia bahkan tega merobek boneka adiknya hanya untuk mengetahui mengapa mata boneka bisa tertutup secara otomatis.
Tak pelak, kerja keras dan perbedaan tipis 'nekad/tekad' ini mengantar Johnson sebagai salah satu penemu paling sukses di dunia saat ini. Sempat menjadi peneliti Angkatan Udara Amerika Serikat dan tergabung dalam beberapa proyek penelitian ruang angkasa, hingga profil diunggah Johnson tengah mengembangkan salah satu proyek paling ambisiusnya, pengubah energi panas listrik atau Johnson Thermoelectric Energy Converter (JTEC). Merupakan mesin penghasil panas super canggih, alat ini dikabarkan mampu mengubah energi matahari menjadi listrik dengan tingkat efisiensi dua kali lebih besar dari semua mesin sejenis yang pernah diciptakan.
Meski masih dalam ujud purwarupa, JTEC jelas memiliki potensi mengubah panas matahari menjadi saingan berat batu bara bahkan minyak bumi. Dan meski masih bertaraf impian, dedikasi dan 'kenekatan' Johnson setidaknya telah turut membangun harapan dunia terhadap keberadaan energi efektif yang terbarukan.
Riset dan Analisis: Meilia Hardianti - Mochamad Nasrul Chotib