Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Lewis Carroll

Profil Lewis Carroll, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Charles Lutwidge Dodgson, atau yang lebih banyak dikenal dengan nama pena Lewis Carroll, adalah seorang penulis, ahli matematika dan logika, seorang pendeta anglikan, dan ahli fotografi. Carroll adalah seorang penulis yang unik yang manadia menggunakan kata-kata yang tidak ada dalam bahasa Inggris dan terkadang membuat kata baru untuk ditulis di dalam puisi maupun novelnya. Carroll membuat sebuah trend baru dalam dunia sastra dengan memunculkan sebuah genre baru yang dinamakan “literary nonsense”.

Lahir dengan nama Charles Dodgson yang juga merupakan nama dari ayah, kakak laki-laki, kakek, dan kakek buyutnya, Carroll merupakan keturunan dari keluarga anglikan yang memiliki darah Irlandia dalam garis keturunannya. Ibunya, Frances Jane Lutwidge, menikah dengan Charles Dodgson dan Carroll kecil lahir di kota kecil Daresbury. Seperti halnya ayahnya, Carroll memiliki kelebihan dalam ilmu pengetahuan terutama matematika dan logika. Masa kecilnya dihabiskan dengan memperoleh didikan ayahnya yang selain cerdas juga merupakan pendeta anglikan di kota tempat tinggal mereka.

Ketika berusia 12 tahun, Carroll masuk ke Richmond Grammar School. Pada tahun 1846, Carroll masuk ke Rugby School dan, sayangnya, merasa kurang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sekolah tersebut. Akan tetapi kesulitan selama tiga tahun bersekolah di Rugby tidak tampak dari pencapaian penulis yang lekat dengan image fantasi dan dunia surreal ini. Pada tahun 1849, Carroll keluar dari Rugby dan masuk ke Oxford. Belum sempat memperoleh kelas, pada hari kedua Carroll berada di Oxford, dia sudah harus pulang akibat ibunya, meninggal dunia.

Ketika masih bersekolah, Carroll sering memperoleh nilai baik karena memang secara intelektual penulis Alice In Wonderland ini terbilang berbakat. Tidak pernah bekerja keras, namun selalu memperoleh pujian, itulah masa muda Carroll di sekolah. Setelah lulus dari Christ Church, Carroll tetap berada untuk mengajar dan melanjutkan menempuh pendidikan, meski banyak ahli sejarah yang mengatakan Carroll tidak merasa senang berada di sana.

Semenjak masih muda, Carroll sudah terbilang sering menulis puisi dan cerita pendek yang kebanyakan diterbitkan dalam berbagai majalah seperti Mischmasch. Pada tahun 1856 lah nama Lewis Carroll pertama dikenal oleh publik lewat puisinya yang berjudul Solitude yang terbit dalam majalah The Train. Pada saat itulah Carroll mulai menggunakan nama penanya, yang dia ambil dari salah satu naskah drama ciptaannya. Tahun itulah, Henry Liddell dan keluarganya sampai ke Christ Church, di mana Henry menjadi dekan di sana. Kedekatan Carroll kepada keluarga tersebut lah yang nantinya menjadi inspirasi dari Alice in Wonderland, yang mana nama Alice sendiri diambil dari nama putri bungsu keluarga tersebut, Alice Liddell. Menulis manuskrip pertama Alice pada tahun 1862 dan berhasil mempublikasikannya pada tahun 1865, Alice in Wonderland menjadi sebuah sukses besar yang bahkan anggota kerajaan Inggris menikmati tulisan dari alter-ego Dodgson tersebut. pada tahun 1871, Carroll menulis sekuel dengan judul Through The Looking Glass and What Alice Found There, dengan atmosfer yang lebih gelap dan gaya penceritaan yang jauh lebih berat. Banyak ahli menganggap ini adalah cerminan dari depresi yang dialami Carroll setelah ayahnya meninggal pada tahun 1868.

Pada tahun 1876, Carroll yang selain hobi menulis juga menyukai fotografi ini, menerbitkan The Hunting of the Snark, sebuah nonsense poem yang banyak dianggap sebagai mahakarya terakhir Carroll. Selain dalam dunia sastra, Carroll juga seorang penemu, di antara temuannya adalah Postage-Stamp Case, nyctograph, dan cikal bakal permainan yang sekarang kita kenal dengan Scrabble. Kontribusinya dalam ilmu matematika dan logika banyak muncul dalam bidang geometri, algebra, dan logika. Salah satu temuan matematikanya yang Dodgson Condensation, menjadi sebuah teorema yang sekarang dikenal dengan nama Alternating Sign Matrix theorem.

Tahun-tahun terakhirnya dihabiskan sebagai seorang pengajar di Christ Church. Selain itu, Carroll juga melakukan perjalanan ke sejumlah negara Eropa seperti, Belgia, Jerman, Polandia, Rusia, dan Perancis, pada periode 1867-1880. Pada tahun 1889 dan 1893, dua volume novel terakhirnya terbit, Sylvie and Bruno. Kesehatannya yang terus memburuk setelah mengalami migraine pada tahun 1880an yang banyak ahli menyimpulkan sebagai akibat dari epilepsy yang dideritanya. Penulis absurd yang berani melihat kenyataan dari sisi lain teropong ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di rumah saudarinya di Guildford akibat pneumonia dan influenza, dan dimakamkan di Mount Cemetery di kota tersebut.

Riset dan Analisis: Mamor Adi Pradhana

Profil

  • Nama Lengkap

    Lewis Carroll

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Daresbury, Cheshire

  • Tanggal Lahir

    1832-01-27

  • Zodiak

    Aquarius

  • Warga Negara

    Inggris

  • Biografi

    Charles Lutwidge Dodgson, atau yang lebih banyak dikenal dengan nama pena Lewis Carroll, adalah seorang penulis, ahli matematika dan logika, seorang pendeta anglikan, dan ahli fotografi. Carroll adalah seorang penulis yang unik yang manadia menggunakan kata-kata yang tidak ada dalam bahasa Inggris dan terkadang membuat kata baru untuk ditulis di dalam puisi maupun novelnya. Carroll membuat sebuah trend baru dalam dunia sastra dengan memunculkan sebuah genre baru yang dinamakan “literary nonsense”.

    Lahir dengan nama Charles Dodgson yang juga merupakan nama dari ayah, kakak laki-laki, kakek, dan kakek buyutnya, Carroll merupakan keturunan dari keluarga anglikan yang memiliki darah Irlandia dalam garis keturunannya. Ibunya, Frances Jane Lutwidge, menikah dengan Charles Dodgson dan Carroll kecil lahir di kota kecil Daresbury. Seperti halnya ayahnya, Carroll memiliki kelebihan dalam ilmu pengetahuan terutama matematika dan logika. Masa kecilnya dihabiskan dengan memperoleh didikan ayahnya yang selain cerdas juga merupakan pendeta anglikan di kota tempat tinggal mereka.

    Ketika berusia 12 tahun, Carroll masuk ke Richmond Grammar School. Pada tahun 1846, Carroll masuk ke Rugby School dan, sayangnya, merasa kurang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sekolah tersebut. Akan tetapi kesulitan selama tiga tahun bersekolah di Rugby tidak tampak dari pencapaian penulis yang lekat dengan image fantasi dan dunia surreal ini. Pada tahun 1849, Carroll keluar dari Rugby dan masuk ke Oxford. Belum sempat memperoleh kelas, pada hari kedua Carroll berada di Oxford, dia sudah harus pulang akibat ibunya, meninggal dunia.

    Ketika masih bersekolah, Carroll sering memperoleh nilai baik karena memang secara intelektual penulis Alice In Wonderland ini terbilang berbakat. Tidak pernah bekerja keras, namun selalu memperoleh pujian, itulah masa muda Carroll di sekolah. Setelah lulus dari Christ Church, Carroll tetap berada untuk mengajar dan melanjutkan menempuh pendidikan, meski banyak ahli sejarah yang mengatakan Carroll tidak merasa senang berada di sana.

    Semenjak masih muda, Carroll sudah terbilang sering menulis puisi dan cerita pendek yang kebanyakan diterbitkan dalam berbagai majalah seperti Mischmasch. Pada tahun 1856 lah nama Lewis Carroll pertama dikenal oleh publik lewat puisinya yang berjudul Solitude yang terbit dalam majalah The Train. Pada saat itulah Carroll mulai menggunakan nama penanya, yang dia ambil dari salah satu naskah drama ciptaannya. Tahun itulah, Henry Liddell dan keluarganya sampai ke Christ Church, di mana Henry menjadi dekan di sana. Kedekatan Carroll kepada keluarga tersebut lah yang nantinya menjadi inspirasi dari Alice in Wonderland, yang mana nama Alice sendiri diambil dari nama putri bungsu keluarga tersebut, Alice Liddell. Menulis manuskrip pertama Alice pada tahun 1862 dan berhasil mempublikasikannya pada tahun 1865, Alice in Wonderland menjadi sebuah sukses besar yang bahkan anggota kerajaan Inggris menikmati tulisan dari alter-ego Dodgson tersebut. pada tahun 1871, Carroll menulis sekuel dengan judul Through The Looking Glass and What Alice Found There, dengan atmosfer yang lebih gelap dan gaya penceritaan yang jauh lebih berat. Banyak ahli menganggap ini adalah cerminan dari depresi yang dialami Carroll setelah ayahnya meninggal pada tahun 1868.

    Pada tahun 1876, Carroll yang selain hobi menulis juga menyukai fotografi ini, menerbitkan The Hunting of the Snark, sebuah nonsense poem yang banyak dianggap sebagai mahakarya terakhir Carroll. Selain dalam dunia sastra, Carroll juga seorang penemu, di antara temuannya adalah Postage-Stamp Case, nyctograph, dan cikal bakal permainan yang sekarang kita kenal dengan Scrabble. Kontribusinya dalam ilmu matematika dan logika banyak muncul dalam bidang geometri, algebra, dan logika. Salah satu temuan matematikanya yang Dodgson Condensation, menjadi sebuah teorema yang sekarang dikenal dengan nama Alternating Sign Matrix theorem.

    Tahun-tahun terakhirnya dihabiskan sebagai seorang pengajar di Christ Church. Selain itu, Carroll juga melakukan perjalanan ke sejumlah negara Eropa seperti, Belgia, Jerman, Polandia, Rusia, dan Perancis, pada periode 1867-1880. Pada tahun 1889 dan 1893, dua volume novel terakhirnya terbit, Sylvie and Bruno. Kesehatannya yang terus memburuk setelah mengalami migraine pada tahun 1880an yang banyak ahli menyimpulkan sebagai akibat dari epilepsy yang dideritanya. Penulis absurd yang berani melihat kenyataan dari sisi lain teropong ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di rumah saudarinya di Guildford akibat pneumonia dan influenza, dan dimakamkan di Mount Cemetery di kota tersebut.

    Riset dan Analisis: Mamor Adi Pradhana

  • Pendidikan

  • Karir

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya