Profil
Leszek Balcerowicz
Leszek Balcerowicz adalah salah satu motor reformasi ekonomi di Republik Polandia pada 1989. Pada September 1989, Balcerowicz diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri Polandia sekaligus Menteri Keuangan dalam pemerintahan non-komunis pertama di Polandia setelah Perang Dunia II.
Sejak April 1995 sampai Desember 2000, alumnus Central School of Planning and Statistics (CSPS) Warsawa ini menjabat Presiden Freedom Union, partai berorientasi pasar bebas, sekaligus bertindak selaku Gubernur Bank Sentral Polandia selama periode 2001-2007.
Ketika Polandia bebas dari pengaruh krisis keuangan dan politik Uni Soviet, Balcerowicz menjadi aktor utama politik dan keuangan negaranya yang memberlakukan kebijakan keras namun terbukti mampu memulihkan perekonomian Polandia dengan cepat. Strateginya membawa Polandia terhindar dari berbagai masalah yang justru mengguncang beberapa negara Eropa pada era 1990-an, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia di periode 2000-an. Diampu Balcerowicz, ekonomi Polandia bisa disebut berkembang bahkan ketika ekonomi negara Eropa lain cenderung menurun atau justru stagnan.
Reformasi keuangan yang diterapkan suami Ewa Balcerowicz ini sekaligus mampu membisakan Polandia berhasil melewati hiper-inflasi. The Balcerowicz Plan, sebutan lazim reformasi yang dilancarkan ekonom sekaligus politisi dari mantan negara komunis tersebut, memang bertujuan mengakhiri hiper-inflasi dan menyeimbangkan anggaran negara. Tentu saja, reformasi radikal tersebut bukan tanpa hargayang harus dibayar, bahkan oleh Balcerowicz sendiri.
Kenaikan harga dalam barang di dalam negeri disertai perubahan iklim ekonomi yang memaksa perusahaan negara berkompetisi jelas mengejutkan pasar internal Polandia sendiri dan sempat membuat Balcerowicz menuai banyak kritik tajam justru dari dalam negaranya sendiri. Namun, kebijakan moneter radikal ini juga diakui banyak pakar dan ekonom dunia lainnya sebagai langkah tegas yang mampu memulihkan ekonomi Polandia. Buktinya, sejak 1989 pertumbuhan ekonomi Polandia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara pasca-komunisme dan Polandia bahkan tidak mengalami resesi ekonomi.
Riset dan analisis: Swasti P. M. - Mochamad Nasrul Chotib