Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Yogyakarta mulai dikepung banjir dan macet

Yogyakarta mulai dikepung banjir dan macet Banjir di Jalan Ring Road Utara, Yogyakarta. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Sebagai kota tujuan wisata, Yogyakarta kini sudah tidak lagi menarik. Selain karena modernisasi yang masif dan meninggalkan budaya, banjir dan macet juga sudah merambah ke Kota Gudeg ini.

Bila hujan deras, beberapa ruas jalan di Kota Yogyakarta dipastikan akan selalu tergenang. Sistem drainase yang buruk serta semakin menipisnya lahan terbuka yang berfungsi sebagai resapan jadi penyebab.

Beberapa ruas jalan seperti di Jalan Nyi Pembayun, Jalan Tegalgendu, Jalan Kusumanegara, Jalan Kenari, dan Jalan Babaran selalu banjir bila hujan deras mengguyur selama 2 jam. Meski cepat suruh di lalu lintas menjadi kacau beberapa waktu saat banjir melanda.

Banjir tak cuma di wilayah kota, bahkan di perempatan Gejayan, Sleman juga sering dilanda banjir saat hujan deras melanda. Di perempatan ring road tersebut air bahkan merendam knalpot motor yang nekat melaju.

"Nek lagi banjir akeh motor sing podo mogok. Lha wong airnya tinggi mas, sampai se dengkul," ujar Pak Sukri (56), penjaja warung yang tak jauh dari perempatan Gejayan saat berbincang dengan merdeka.com, beberapa waktu lalu.

Sukri tak terlalu paham soal penyebab banjir yang selalu menggenangi sekitaran tempatnya berjualan, hanya saja bagi dia, banjir tersebut sangat mengganggu. Jika banjir datang, maka motornya yang dia gunakan untuk wara-wiri terpaksa harus dia titipkan di tempat yang lebih tinggi. Tak jarang warungnya juga tutup.

"Ya kadang nongkrong di atas, kalau air sampai atas malah kadang tutup. Barang-barang saya naikin ke atas semua," ujarnya.

Memantau banjir di Kota Yogya dan sekitarnya juga tidak sulit. Bila hujan turun dengan intensitas yang tinggi, banyak warga yang akan mengabarkan lokasi banjir lewat media sosial.

Lewat akun Twitter misalnya, banyak warga Kota pelajar ini yang mengabarkan lokasi-lokasi banjir yang mereka ketahui. Wilayah yang sering dilaporkan banjir adalah daerah di sekitaran Ring Road Utara dekat kampus UPN, pertigaan Jalan Gambiran dan Jalan Pramuka, jalanan Kota Gede, Selatan UPN Seturan, Jalan Karanglo Kotagede, Jalan Colombo, perempatan Condongcatur, juga perempatan Gejayan.

Banyaknya bangunan tinggi terutama di Kota Yogya dan Kabupaten Sleman membuat air hujan yang turun tidak mudah meresap ke tanah. Hal ini diperparah drainase yang buruk karena sudah lama tidak dirawat.

Banjir bahkan juga terjadi di wilayah paling kesohor di Malioboro, jantung kota Yogya. Di Jalan Sosrowijayan misalnya, bila hujan deras daerah yang banyak hotel dan motel itu sering terendam meski tidak tinggi dan cepat surut.

"Dulu nggak pernah sekarang-sekarang ini saja kalau hujan deras kadang semata kaki (banjir), tapi ya paling sejam sudah surut," ujar Mbah Kasto, tukang becak yang mangkal di salah satu hotel kecil di Jalan Sosrowijayan.

Menurut Mbah Kasto, dulunya setiap rumah di kawasan Malioboro seperti di Jalan Sosrowijayan, Dagen dan Pajeksan memiliki sumur resapan. Air hujan yang tumpah ke bumi ditampung ke sumur resapan bila penuh baru meluber ke saluran pembuangan yang bermuara ke kali-kali besar.

Namun hal itu kini sudah banyak yang hilang. Mahalnya harga tanah di kawasan jantung Kota Yogyakarta itu membuat para pemilik rumah tidak lagi peduli soal sumur resapan. Banyak rumah yang di ring satu Malioboro itu kini menjadi hotel-hotel kecil atau home stay karena nilai ekonomisnya.

"Ya seharusnya tidak apa-apa jadi hotel atau home stay, tetapi soal lingkungan juga harus diperhatikan. Kalau sak niki (sekarang) ndak begitu. Asal bangun, asal payu (laku) asal dapat duit saja. Urusan banjir atau tidak biar pemerintah. Semua mikirnya gitu," ujar pria yang sudah 25 tahun menarik becak itu.

Aktivis Jogja Asat, Dodo Putra Bangsa menyebut banjir yang kerap melanda wilayah Yogya baik di Kota maupun di Sleman karena semakin tingginya pembangunan gedung-gedung tinggi tanpa kendali. Pemerintah baik tingkat provinsi dan kabupaten kota tidak mengatur arah pembangunan dengan bijak.

"Yogyakarta itu hujan deras satu dua jam saja langsung banjir. Padahal mestinya Yogyakarta itu bukan tempatnya banjir, tetapi karena pembangunan sudah semakin serakah jadinya begitu, banjir meskipun kalau banjir memang cepat surut itu karena kemiringan Yogya yang tinggi. Kalau kemiringannya rendah pasti lama surut," ujar Dodo.

Tak cuma banjir, macet pun sudah merambah ke Kota Yogya. Tengok saja saat long weekend, jalan-jalan protokol dipenuhi mobil dan bus dari luar kota. Perang klakson pun membuat Yogya tak ubahnya seperti Jakarta.

"Kalau libur panjang wis to mesti macet. Mbecak saja dari Jalan Pasar Kembang ke Jalan Abu Bakar Ali macet. Banyak yang liburan malah macet, nek sepi juga ngeluh," tambah Mbah Kasto.

Semestinya semakin tingginya laju kendaraan yang masuk ke Yogyakarta dibarengi dengan aturan. Namun yang terjadi tidak demikian di Kota Yogya. Bus-bus besar terlihat hilir mudik di jalanan tengah kota bahkan di jalan-jalan kecil yang berimbas macet.

"Kita bukan tidak ada solusi dan cuma asal bisa ngritik, kita berikan solusi, misalnya untuk bus-bus besar seharusnya tidak masuk ke tengah kota. Bus-bus besar bisa di Ring Road saja, lalu untuk ke kota bisa disediakan andong-andong atau becak motor atau becak sehingga tidak macet tetapi juga ada unsur budaya yakni melestarikan budaya," ujar Dodo lagi.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran

Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran

Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.

Baca Selengkapnya
Jakarta Diguyur Hujan Deras Sejak Malam, Ini Titik-Titik Banjir di Hari Pencoblosan Pemilu

Jakarta Diguyur Hujan Deras Sejak Malam, Ini Titik-Titik Banjir di Hari Pencoblosan Pemilu

BPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.

Baca Selengkapnya
Waspada! Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Jakarta pada 8-14 Maret 2024

Waspada! Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Jakarta pada 8-14 Maret 2024

Jakarta diprediksi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Hujan di Jakarta Merata Sejak Pagi Hari Ini, Bagini Penjelasan BMKG

Hujan di Jakarta Merata Sejak Pagi Hari Ini, Bagini Penjelasan BMKG

Meningkatnya frekuensi hujan diakibatkan adanya aktivitas Monsun Asia Musim Dingin

Baca Selengkapnya
FOTO: Ngeri! Ini Penampakan Luapan Kali Mampang sampai Banjiri Kawasan Kemang Setinggi Pinggang Orang Dewasa

FOTO: Ngeri! Ini Penampakan Luapan Kali Mampang sampai Banjiri Kawasan Kemang Setinggi Pinggang Orang Dewasa

Ketinggian air banjir yang melanda kawasan tersebut mulai dari 20 sampai 90 centimeter.

Baca Selengkapnya
Hujan Mengguyur Sejak Subuh, Ini Daftar Titik Genangan di Jakarta Hingga Pukul 10

Hujan Mengguyur Sejak Subuh, Ini Daftar Titik Genangan di Jakarta Hingga Pukul 10

BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

Baca Selengkapnya
Penuh Rintangan Berat, Begini Detik-Detik Penyerbuan Tentara Belanda dari Salatiga ke Yogyakarta pada Agresi Militer II

Penuh Rintangan Berat, Begini Detik-Detik Penyerbuan Tentara Belanda dari Salatiga ke Yogyakarta pada Agresi Militer II

Masyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.

Baca Selengkapnya
Jokowi Resmikan 7 Ruas Jalan Daerah di Yogyakarta

Jokowi Resmikan 7 Ruas Jalan Daerah di Yogyakarta

Pemerintah telah menangani 7 ruas jalan dan satu jembatan dengan anggaran Rp162 miliar.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta Banjir di Bandung Pagi Ini, Sebabkan Kemacetan di Dayeuh Kolot hingga Baleendah

Fakta-fakta Banjir di Bandung Pagi Ini, Sebabkan Kemacetan di Dayeuh Kolot hingga Baleendah

Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu.

Baca Selengkapnya