Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saya pilih turun tangan ketimbang lipat tangan

Saya pilih turun tangan ketimbang lipat tangan Anies Baswedan di kantor Indonesia Mengajar, Kamis (29/8). Dia menjadi salah satu peserta konvensi calon presiden digelar Partai Demokrat. (merdeka.com/imam buhori)

Merdeka.com - Sejak menyetujui undangan konvensi Partai Demokrat pekan lalu, telepon seluler Anies Baswedan kebanjiran pesan masuk. Akun Twitternya juga dihujani kecaman dan cacian.

Dia menyadari keputusannya itu bakal menuai kontroversi. “Pilihannya adalah saya melipat tangan atau turun tangan. Saya lebih pilih turun tangan,” kata Anis kepada merdeka.com saat ditemui kemarin dalam ruang kerjanya di kantor Indonesia Mengajar, Jalan Galuh II nomor, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Berita Anies Baswedan lainnya, bisa dibaca di Liputan6.com

Berikut penjelasan Anies kepada Islahuddin, Faisal Assegaf, dan juru foto Imam Buhori.

Kakek Anda seorang pejuang, Abdul Rahman Baswedan. Apakah ada pesan khusus dari keluarga untuk berkiprah di politik?

Nasihat kakek kami itu dalam bentuk keteladanan, bukan lisan atau tulisan. Sehari-hari saya menyaksikan dari dekat, ini generasi emas. Yang dipikirkan itu bukan untuk dirinya, bukan untuk keluarganya, tapi publik. Semua itu tidak perlu dikatakan secara lisan.

Sekarang saya diberi tantangan untuk turun tangan, Anda turun tangan. Tapi mungkin Anda dikritik atau jadi bahan kontroversi, tapi saya mundur. Saya bilang apa nanti kalau saya bertemu mereka? Tidak. Itu contoh keteladanan. Saya masih merasa memiliki republik ini, kita semua merasa republik ini. Pilihannya adalah saya melipat tangan atau turun tangan. Saya lebih pilih turun tangan.

Buat saya bekerja di luar atau di dalam pemerintahan itu sama saja. Anda bisa cek kepada pengajar muda (istilah untuk pengajar dalam program Indonesia Mengajar dipimpin Anies Baswedan) setiap berangkat mengajar di sana selalu saya pesankan.

Kalau ada yang bilang terima kasih Mas, terima kasih mbak Anda sudah mau jadi guru di sini. Padahal pemerintah belum kirim guru, maka saya bilang kepada mereka, berikan jawaban yang sama: kami datang mewakili pemerintah, kami datang mewakili negara, kami datang mewakili bangsa, titik.

Tidak penting siapa yang kirim. Sama sekali tidak penting, yang penting itu hadir dulu merasakan dan di situ mau mencerdaskan.

Jadi buat saya, anak-anak ini dianggap diutus negara, tidak masalah. Padahal kita nol rupiah dari segi anggaran. Hari ini kita selalu mau melakukan sesuatu sambil menyindir yang lain, sambil menjelekkan yang lain. Saya tidak berminat melakukan itu.

Begitu juga ketika ada yang menawarkan untuk turun tangan, saya katakan siap turun tangan. Tidak pakai menyindir Partai Demokrat, tidak pakai menyindir yang lain, tidak pakai menyindir PDIP atau yang lain. Saya kerjakan saja.

Kalau ada yang tanya, saya akan bilang kenapa Anda tidak bikin konvensi? Biar naik elektabilitasnya. Begitu kira-kira. Jadi buat saya, bukan soal di dalam atau di luar pemerintahan, tapi soal turun tangan, sama-sama membereskan urusan republik ini.

Bagaimana komentar Anda soal pujian dari Ramadan Pohan yang menyebut Anda jauh lebih baik ketimbang Jokowi?

Saya tidak mau berkomentar tentang hal itu. Saya melihat kita ini mau iuran, bukan mau ambil kekuasaan. Mau iuran, mau ikut memberesi republik. Jadi kalau ada orang yang iuran lebih besar, saya senang sekali.

Anda yakin kalau jadi presiden bisa membereskan negeri ini karena butuh dukungan dari politisi di Senayan?

Ya tentu. Itu yang saya katakan sebagai jalan terjal. Pasti akan ada tarik menarik. Pasti ada pro dan kontra, itu bagian dari perjuangan.

Kenapa Anda harus turun ke politik dan menerima undangan konvensi Partai Demokrat yang ruh keduanya sudah hilang saat ini bagi anak muda?

Anda suka sepatu Anda kotor? Apa Anda akan bersihkan meski tahu itu akan kotor lagi? Terus membersihkan, bagian kita membersihkan. Untuk terus menjaga stamina dengan terus membersihkan.

Kalau kita semua bilang tidak usah dibersihkan, toh kotor lagi. Kita tahu pagi dibersihkan dan sore akan kotor. Tapi itulah usaha kita menjaga agar republik ini berjalan sesuai keinginan pendiri bangsa ini.

Apa yang kita sebut dengan mereka bermasalah itu mewakili kita dalam 24 jam. Ketika mereka jalan-jalan ke luar negeri, itu atas nama kita semua. Kita finish atau tidak, mereka bergerak atau tidak, mereka tetap atas nama kita semua. Terus kita hanya diam saja? Mau hanya sebagai pembayar pajak saja?

Terus mau bilang ingin menjaga diri tapi tidak mau terjadi kontroversi, tidak. Saya akan tetap jalan, yang penting saya kerjakan dengan cara benar. Saya kerjakan dengan orang-orang baik. Biar itu dicatat, biar sekecil apapun kontribusinya.

Saya tidak mau menjadi bagian dari republik ini di saat keropos. Sekecil apapun, mudah-mudahan republik ini lebih tegak, tinggi posisinya, sekecil apapun. Tapi yang pasti, saya bukan bagian dari yang diam itu dan marah-marah dari pinggiran sana.

(mdk/fas)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini

KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini

KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini

Baca Selengkapnya
5 Tanda Rekan Kerja Tidak Lagi Menyukaimu, Perhatikan Perubahannya

5 Tanda Rekan Kerja Tidak Lagi Menyukaimu, Perhatikan Perubahannya

Lumrah bagi seseorang untuk tidak disukai oleh semua orang, terutama di tempat kerja. Penting untuk mengenali ciri-ciri rekan kerja mungkin tidak menyukaimu.

Baca Selengkapnya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
19.000 Lebih Pemudik Padati Stasiun Gambir, 40 Rangkaian Kereta Disiapkan Tiap Hari

19.000 Lebih Pemudik Padati Stasiun Gambir, 40 Rangkaian Kereta Disiapkan Tiap Hari

Pemudik yang turun di zona drop off terlihat membawa tas dan banyak barang hingga ke area tunggu

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa

Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa

Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.

Baca Selengkapnya
13 Alasan Mengapa Orang Pintar dan Cerdas Lebih Sulit Merasa Bahagia

13 Alasan Mengapa Orang Pintar dan Cerdas Lebih Sulit Merasa Bahagia

Seseorang yang pintar memiliki titik lemah yang muncul berupa sulit merasa bahagia.

Baca Selengkapnya
Jelang Mudik Lebaran KAI Siapkan 24 Kereta Tambahan, Simak Rute dan Jadwalnya

Jelang Mudik Lebaran KAI Siapkan 24 Kereta Tambahan, Simak Rute dan Jadwalnya

KAI juga telah menyiapkan armada kereta tambahan yang difokuskan untuk mengangkut para pemudik

Baca Selengkapnya
Jadi Kesayangan saat Buka, Ini Alasan Kenapa Teh Hangat Seharusnya Dihindari Penderita Asam Lambung

Jadi Kesayangan saat Buka, Ini Alasan Kenapa Teh Hangat Seharusnya Dihindari Penderita Asam Lambung

Teh hangat merupakan minuman kesayangan banyak orang pada saat berbuka puasa, sayangnya minuman ini tidak sehat dikonsumsi pada saat berpuasa.

Baca Selengkapnya
Pasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya

Pasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya

Di sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan

Baca Selengkapnya