Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satgas Covid-19: Orang Merasa Aman Karena Kecil Persentase Meninggal Akibat Corona

Satgas Covid-19: Orang Merasa Aman Karena Kecil Persentase Meninggal Akibat Corona Pelanggar PSBB di Pasar Rebo. ©2020 Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Pandemi virus corona di Indonesia masih mengkhawatirkan. Banyak kegiatan masih dibatasi demi menekan angka penyebaran. Para petugas di lapangan seakan tak menyerah mengimbau sampai memberikan sanksi bagi para pelanggar.

Berbagai sanksi diterapkan kepada masyarakat yang melanggar aturan pembatasan. Meskipun harus diakui upaya dilakukan belum semuanya maksimal. Apalagi dari penelusuran merdeka.com masih ditemukan kegiatan di tempat hiburan malam.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harmadi, menyadari bahwa banyak orang yang menganggap remeh masalah virus corona. Banyak protokol kesehatan tidak dituruti.

Sonny mengakui banyak masyarakat memerlukan edukasi mengenai bahaya virus corona dalam wawancara dengan jurnalis merdeka.com, Ronald, pada Jumat pekan lalu. Berikut petikan wawancaranya:

Hiburan Malam Berisiko Besar

Beberapa lalu waktu Satgas Covid 19 mengatakan bahwa tempat hiburan malam selama PSBB ini di DKI Jakarta masih bagian dari klaster penyebaran. Memang selama ini bagaimana pantauan Anda dan tim di lapangan?

Sebenarnya kita tidak bisa mengatakannya secara langsung karena itu wewenang daerah. Intinya kita akan memberikan guidance. Apakah daerah itu melakukan PSBB atau tidak, itu kan keputusan kepala daerah masing-masing. lalu kemudian untuk menegakkan apa yang mereka putuskan tadi maka mereka melakukan pengawasan. Jadi Pemda yang tahu persis apakah masih beroperasi atau tidak.

Tapi sebanyak apapun aturan kalau tidak dalam pengawasan, tidak ada penindakan atau penegakan kepatuhan yang tegas, mungkin akhirnya masih ngumpet-ngumpet jangankan begitu, orang di kondisi normal yang underground saja banyak.

Dari penelusuran merdeka.com, masih ditemukan tempat hiburan malam buka di Jakarta. Mereka dari luar terkesan tertutup, tapi di dalamnya mereka masih buka. Apakah Satgas Covid-19 melakukan pemantauan selain dari Pemda setempat?

Kalau Satgas tidak punya perangkat untuk memantau secara langsung, makanya Satgas daerah itu biasanya terdiri dari organisasi perangkat daerah atau bekerjasama dengan kepolisian daerah, dengan Kodam/ Kodim. Jadi mereka sebetulnya yang punya perangkat dan mengawasi secara langsung.

Intinya pelanggaran-pelanggaran itu berarti pelanggaran terhadap apa yang sudah ditetapkan oleh kepala daerah Jadi mereka yang bisa melakukan penindakan tapi memang kelihatannya masih terjadi jumlah pelanggaran soalnya pengawasannya kurang. Kan aktivitas di luar banyak sekali apalagi yang tidak kelihatan.

Jangankan hiburan malam, aktivitas kejahatan saja sulit untuk terdeteksi. Jadi memang mungkin perlu penindakan yang lebih tegas dan lebih keras lagi dalam arti mereka kan bisa jadi kelas terbaru tempat-tempat hiburan mereka. Mengapa tidak berpikir padahal mereka yang menikmati tempat hiburan itu juga berpendapatan menengah ke atas.

Jadi harusnya mereka itu orang-orang yang sudah berpendidikan bisa paham bahwa tempat tersebut rawan penularan. Dalam ruangan tertutup seperti itu lalu sulit menjaga jarak pasti risiko sangat tinggi, apalagi mereka tidak menerapkan protokol kesehatan, tidak pakai masker.

Kita ingin masyarakat juga sadar dengan sendirinya bahwa hindari tempat-tempat yang berisiko tinggi. jadi kalau tidak ketahuan oleh petugas, mereka seharusnya punya kesadaran pada dirinya sendiri bahwa itu berbahaya.

Terkadang mengapa klaster perkantoran muncul karena mereka setelah selesai jam kantor mereka tidak langsung pulang, tapi ke tempat hiburan. Akhirnya jadi klaster keluarga, di kantor juga jadinya muncul klaster perkantoran.

Selain kesadaran individu, orang lain juga harus mempunyai kepedulian, bahwa dia punya risiko untuk menyebarkan virus secara luas. Tidak mungkin dia habis dari klub malam, saat pulang ke rumah ditanya dia mengaku. Karena enggak mengaku, orang rumah mikirnya dia aman karena habis dari kantor kerja.

Sejauh ini apakah Satgas Covid-19 sudah membuat protokol khusus bagi tempat hiburan malam?

Jadi bukan pelarangan, ini kan pembatasan sosial. Bukan pelarangan sosial, artinya dalam kondisi pandemi kita masih darurat non bencana alam semua aturan kekarantinaan kesehatan berlaku. Kemudian orang tersadar bahwa kita tidak melarang untuk melakukan aktivitas apapun, yaitu aktivitas ekonomi. Tapi kita membatasi-membatasi itu.

Kita ingin kehidupan ekonomi kita tetap berjalan. Tapi pengusaha juga harus betul-betul sadar, jangan sampai tempatnya menjadi klaster penularan, sehingga dia harus menerapkan protokol kesehatan yang baik dan benar.

Cuma ini juga perlu ya tracing itu susah juga, misalnya tracing orang yang positif dari mana dari klub malam. Dia tidak akan mengaku, jadi susah juga. Jadi tidak akan ketemu ke sana alirannya alias klaster dari klub malam tapi mungkin ini perlu juga dibuka tracing dari mana sumber penularannya lalu kemudian kalau dari tempat hiburan malam ya, harusnya tidak apa-apa diberi tahu saja tidak perlu ditutup-tutupi karena itu kan memberikan efek malu.

Tapi kalau menurut saya sih kita kan juga manusiawi dalam arti sebisa mungkin semua pengusaha hiburan itu dikumpulkan kemudian kalau betul ketika kami melakukan controlling atau pengawasan ditemukan adanya pelanggaran, Ya sudah kerugian ditanggung sendiri oleh perusahaan itu.

Jadi harusnya kita benar-benar tegas saja sekali atau dua kali. Kemudian para bos di kantor juga harus mengingatkan betul. Kalau sampai ada stafnya yang melanggar protokol kesehatan seperti di hiburan malam dan seterusnya mereka akan kena sanksi. Jadi sanksi itu baik terhadap tempatnya sendiri atau penyelenggara hiburan malam maupun terhadap pengunjungnya juga jadi pengunjungnya juga harus menaati protokol kesehatan.

Jadi kita tidak melakukan pelarangan tapi kita melakukan pembatasan. Karena ada pembatasan itu tadi ada persyaratan-persyaratan dan harus dipahami betul, saya yakin harusnya para pengusaha paham tentang itu dia kan tidak mau rugi kita juga tidak mau berdampak negatif aktivitasnya jadi harus saling bisa menjaga tapi kalau dia langgar kita kasih sanksi.

Jikalau ke depan para pengunjung dan pekerja tempat hiburan malam disarankan untuk swab test terlebih dulu sebelum masuk, apakah itu bakal menjadi langkah yang baik?

Ya itu baik saja kalau itu kan mereka memproteksi internal mereka jadi bagus kalau mereka punya inisiatif seperti itu. Tapi tentu kadang-kadang menjadi memberatkan mereka jadi mikir, "Haduh, males. Jadi enggak laku, pengunjungnya jadi sedikit." Karena kan seolah-olah harus test dulu. Tapi kalau saya mendukung untuk swab test dulu.

Intinya kalau kita mau jalan pintas dalam kondisi pandemi ini ada harus mengikuti adaptasi Kebiasaan Baru itu, yaitu menerapkan protokol Kesehatan tidak ada tawar-menawar lagi untuk itu.

Banyak Masyarakat Masih Abai Protokol Kesehatan

Selama ini bagaimana Satgas Covid-19 melihat peran Satpol PP hingga TNI-Polri dalam upaya penanganan penyebaran virus corona di tempat hiburan malam?

Ini kan masalah ketertiban ya, aturan yang dibuat oleh kepala daerah Jadi saya pikir TNI dan Polri juga sudah support sangat luar biasa tetapi yang kita sebenarnya harapkan adalah kesadaran dari masing-masing pengusaha kalau pengusaha bisa mengendalikannya sebenarnya itu aman karena pengunjung pun harus mengikuti apa yang jadi aturan di tempat hiburan tersebut

Jadi semuanya tergantung pada para pengusahanya maka kita dorong saja para pengusaha harusnya kalian jadi Garda terdepan juga dalam pencegahan penularan covid 19. Jadi di masa pandemi ini apa yang bisa kalian lakukan? Para pengusaha ini harus betul-betul mendukung jangan sampai tempat hiburan dari tempat penularan yang masif. Kita doronglah dan ada komitmen kalau semua dilakukan kan akan menjadi lebih baik.

Tempat hiburan malam disebut Satgas Covid-19 menjadi salah satu klaster dengan risiko penyebaran terbesar. Apa penjelasannya?

Yang pertama, hiburan malam itu sudah pasti risikonya besar karena namanya juga hiburan malam di situ. Kalau terbuka kan bisa dilihatin orang. Karena serba tertutup semua sirkulasinya buruk jadi risiko untuk penularannya sangat tinggi. Kedua, penerapan protokol kesehatannya sedikit.

Ketiga, itu dilaksanakan pada malam hari di mana saat orang-orang sudah beristirahat dan ketika kita menghadapi covid-19 kita kan butuh sekali imunitas yang baik harus istirahat yang banyak jadi jelas saja risikonya jadi amat sangat tinggi.

Selain tempat hiburan malam, klaster lain apa saja yang masih memiliki risiko besar?

Sebetulnya sekarang itu penemuan kasus Positif itu banyak di permukiman. Jadi beda-beda di setiap daerah itu karakteristiknya. Berbeda tapi di permukiman itu cukup besar. Mengapa karena terutama di daerah yang sulit menjaga jarak di pemukiman padat? Jadi resiko penularan nya lebih tinggi lalu kemudian di perkantoran dan di pasar-pasar tradisional itu paling rendah menerapkan protokol kesehatan, tempat pelelangan ikan juga. Perkantoran kalau di kota-kota besar

Di lapangan terlihat masih banyak publik terkesan tidak khawatir dengan virus corona. Seperti apa hasil kajian dari tim Satgas Covid-19 terkait fenomena ini?

Dulu ingat enggak di awal-awal? Waktu pengumuman kasus pertama kedua, orang tidak berani keluar masker dan hand sanitizer habis, vitamin habis. Mengapa? Mungkin karena orang lihat video-video di Wuhan di jalan, jatuh, mati, nah orang pada takut.

Semakin ke sini orang melihatnya, "loh ternyata yang meninggal persentasenya kecil." Jadi mereka merasa aman, orang berpikir seperti itu. Atau bisa juga orang berpikir sudah normal.

Kita makannya tidak mau memakai di sini new normal, karena itu memberikan persepsi bagi masyarakat sudah normal. "Oh sekarang sudah normal sekarang, sudah tidak ada corona." Jadi sudah banyak orang yang berpikir kalau karena itu sudah pergi ini yang menyebabkan masyarakat menjadi rileks.

Lalu kalau dari survei BPS, mengapa orang yakin tidak tertular karena di sekeliling kami tidak ada yang positif padahal bisa jadi orang itu OTG orang tanpa gejala sebetulnya dia membawa virus

Bedanya virus corona dengan virus yang lain, yang bawa ini kan orang. Jadi dia pikir lingkungannya sehat-sehat saja tidak pernah kena pressing. Padahal dia positif, membuat orang-orang sekitarnya merasa aman, kumpul-kumpul. Ini yang membuat orang lain menjadi abai.

Kemudian juga masih ada anggapan di publik bahwa covid-19 itu enggak ada dan hanya permainan pemerintah. Mengapa banyak yang berpikir seperti itu?

Jadi ternyata bahasa yang disampaikan itu sangat berpengaruh. Misalnya, "ini ada pandemi." Nah, banyak orang pendidikan ke bawah yang enggak ngerti arti pandemi. "Oh, pandemi itu ada penyebaran perluasan virus secara masif." Lalu mereka juga bingung "virus itu apa?"

Kita sedang berupaya untuk membuat itu dalam bahasa mereka yang gampang dimengerti oleh masyarakat seperti di Jawa kalau kita ngomong bahasa jawa mereka sudah mengerti. Kalau kita menyebut pandemi, respon mereka tidak mengerti.

Jadi komunikasi ini menjadi sangat penting supaya masyarakat tahu. Jangankan kita, masyarakat dari negara barat yang pendidikannya sudah sangat tinggi saja masih banyak yang tidak percaya kok.

Sebenarnya menempatkan perubahan perilaku sebagai ujung tombak menyelesaikan pandemi. Jadi perubahan perilaku di masyarakat ini jadi ujung tombak, karena jumlah tenaga medis kita ini kan terbatas sekali kalau semuanya dibebankan ke rumah sakit. wah kasihan para tenaga medis.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Tips Aman dari Covid-19 Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Tips Aman dari Covid-19 Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Pakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.

Baca Selengkapnya