Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Politik Makan Siang Jokowi Buat Achmad Purnomo

Politik Makan Siang Jokowi Buat Achmad Purnomo Achmad Purnomo. ©2019 Merdeka.com/Danny Adriadhi Utama

Merdeka.com - Menjelang petang, ponsel Achmad Purnomo berdering. Di ujung sambungan, salah seorang staf Istana Negera menanti. Telepon dijawab. Dalam obrolan, Purnomo diminta menunggu. Diberi kabar Presiden Joko Widodo segera menghubungi.

Waktu terus bergulir. Telepon dari Kepala Negara tak kunjung hadir. Purnomo masih melanjutkan pekerjaannya sebagai Wakil Wali Kota Solo, Jawa Tengah. Beberapa saat kemudian, ponselnya kembali berdering. Staf Istana tadi kembali memberi kabar. Penting. Presiden meminta Purnomo ke Istana esok hari.

Undangan khusus Istana tidak bisa ditolak. Segera Purnomo mencari tiket pesawat. Semua demi memenuhi panggilan kawan lamanya, Presiden Jokowi.

Bagi Purnomo pemanggilan ini tidak biasa. Dia sudah merasa bahwa pembicaraan seputar rekomendasi PDIP untuk Gibran Rakabumi, putra sulung Jokowi, maju sebagai calon wali kota.

Informasi rekomendasi Gibran dari PDIP sudah diketauhi Purnomo sebelumnya. Keputusan itu membuat perasaannya legowo. Dari perjuangannya selama, nama Gibran ternyata yang dipilih partai.

Nama Purnomo sendiri diusung DPC PDIP Solo sebagai calon wali kota. Keputusan ini berdasarkan rapat internal. Wali Kota Solo sekaligus Ketua DPC PDIP FX Rudy, terus mendorong nama Purnomo agar diterima partai.

Kemunculan nama Gibran dikabarkan membuat pengurus PDIP di Solo gerah. Apalagi putra mahkota Jokowi itu baru mendaftar sebagai kader tahun lalu. Sudah jadi rahasia umum bahwa ada peran besar di balik terpilihnya Gibran.

Waktu pertemuan pun tiba. Purnomo melenggang ke Istana pada Kamis, 16 Juli 2020. Pertemuan itu tertutup.

Purnomo disambut Jokowi di dalam ruangan. Mereka lantas makan siang bersama. Diawali saling bertanya kabar. Sambil bersantap, obrolan mulai mengarah tentang pencalonan Gibran di Pilkada Solo 2020.

Dalam perbincangan itu, Jokowi juga memberitahu bahwa Purnomo gagal mendapat rekomendasi. Bukan informasi mengagetkan bagi Purnom. Dirinya sudah tahu lebih dulu.

Ucapan Kepala Negara tidak membuatnya kecewa. Sikapnya masih sama sejak awal diinformasikan. "Dari dulu saya kan sudah menduga akan ke arah itu," kata Purnomo.

Purnomo memang sebelumnya sudah mengajukan surat mundur sebagai calon kepala daerah. Surat pengunduran diri telah diserahkan kepada FX Hadi Rudyatmo pada 28 Mei 2020.

Surat itu kemudian ditolak DPC PDIP Solo pada 7 Juni 2020. Sebagai kader partai, Purnomo diwajibkan untuk tetap maju dalam Pilkada mendatang.

Rapat yang diikuti DPC, PAC, ranting dan anak ranting tersebut juga memutuskan untuk tetap setia dan taat menunggu rekomendasi dari DPP PDIP terkait Pilkada Solo. Atas keputusan rapat tersebut, Purnomo harus bisa mentaati keputusan partai.

Perbincangan dua sahabat lama terus mengalir. Di sela obrolan, Jokowi sempat menawarkan Purnomo berkarir di Jakarta. Bagi Purnomo tawaran itu hanya alternatif. Dia tidak terlalu tertarik. Masih ingin tinggal di Solo.

Purnomo justru mengajukan permohonan. Sebelum ditawari jabatan karir di Jakarta, pria kelahiran 28 Desember 1948, itu meminta bantuan dana Rp100 miliar kepada Jokowi. Tujuannya untuk pembiayaan pembangunan Masjid di Taman Sriwedari.

Bagi usia 71 tahun ini, permohonan dana besar tersebut bukan tukar guling. Menurutnya, permohonan pembiayaan tetap dilakukan meski dirinya mendapat rekomendasi sebagai calon wali kota Solo dari PDIP.

Kini Achmad Purnomo kembali melanjutkan tugasnya sebagai wakil wali kota Solo. Memang ada permintaan untuk masuk tim pemenangan. Tawaran itu ditolak. Dia memilih menjadi anggota pasif saja. Khawatir tidak bisa kerja sepenuh hati.

"Nanti kalau Mas Gibran sudah aktif sebagai wali kota, saya diminta bantuannya, diminta sarannya, saya siap," tegasnya.

PDIP akhirnya pada Jumat, 17 Juli 2020, resmi mengusung pasangan Gibran Rakabuming dan Teguh Prakosa untuk maju di Pilkada Solo 2020. Keduanya hadir di kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Semarang, untuk menerima surat penetapan calon.

Ketua DPC PDIP Surakarta FX Hadi Rudyatmo menyatakan menerima keputusan itu dan menunggu aba-aba untuk menjalankan mesin partai untuk memenangkan pasangan Gibran-Teguh. FX Rudy menegaskan tidak merasa kecewa. Apapun yang terjadi yang sudah dipilih rekomendasi hukumnya wajib untuk memenangkan.

(mdk/ang)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Isu Presiden Jokowi Titip Nama Menteri, Gibran: Keputusan di Prabowo
Isu Presiden Jokowi Titip Nama Menteri, Gibran: Keputusan di Prabowo

Gibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Ramai Kritik Prabowo Terima Penghargaan Jenderal Bintang 4, Ada Pelanggaran Aturan?
Ramai Kritik Prabowo Terima Penghargaan Jenderal Bintang 4, Ada Pelanggaran Aturan?

Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pangkat kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menuai pro kontra.

Baca Selengkapnya
Gibran Sebut Ada Pembicaraan Kemungkinan PDIP Masuk Koalisi
Gibran Sebut Ada Pembicaraan Kemungkinan PDIP Masuk Koalisi

Menurut pengakuan Gibran, sejauh ini Prabowo Subianto belum membicarakan soal kabinet.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Puji Penampilan Gibran saat Debat Cawapres, TKN Makin Yakin Menang Satu Putaran
Puji Penampilan Gibran saat Debat Cawapres, TKN Makin Yakin Menang Satu Putaran

Wakil Ketua TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Ahmad Muzani optimistis pasangan calon presiden nomor urut 2 itu bisa menang satu putaran.

Baca Selengkapnya
Jokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Jokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Prabowo soal Pemimpin Masa Depan: Mungkin Gibran atau AHY yang Gantikan Saya
Prabowo soal Pemimpin Masa Depan: Mungkin Gibran atau AHY yang Gantikan Saya

Prabowo menekankan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur dan tak bisa disogok.

Baca Selengkapnya
Dasco Heran Hasto Ungkap Jokowi Mau Ambil Posisi Ketum PDIP Megawati
Dasco Heran Hasto Ungkap Jokowi Mau Ambil Posisi Ketum PDIP Megawati

Dia pun berharap agar seluruh partai politik dalam dinamika pergantian pimpinan dapat berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya
Gerindra: Prabowo yang akan Bisa Menjembatani Hubungan Jokowi dengan PDIP
Gerindra: Prabowo yang akan Bisa Menjembatani Hubungan Jokowi dengan PDIP

Gerindra: Prabowo yang Akan Bisa Menjembatani Hubungan Jokowi dengan PDIP

Baca Selengkapnya
Senyum Lebar Maruarar Sirait Dampingi Prabowo Setelah 3 Hari Keluar dari PDIP
Senyum Lebar Maruarar Sirait Dampingi Prabowo Setelah 3 Hari Keluar dari PDIP

Pria yang akrab disapa Ara itu terlihat mengenakan pakaian berwarna putih, sama seperti Prabowo.

Baca Selengkapnya