Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pernah disangka provokator

Pernah disangka provokator Demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berakhir ricuh di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, pekan lalu. (merdeka.com/Arie Basuki)

Merdeka.com - Dari sekian banyak demonstrasi yang diikuti Heri untuk berjualan handuk dan sapu tangan. hanya satu satu paling diingat, yakni demonstrasi pada akhir Januari 2001 yang menuntut Presiden Abdurrahman Wahid menuntaskan agenda reformasi. 

Sehari sebelumnya, Heri sudah mendengar kabar dari temannya yang berjualan di Salemba, Jakarta Pusat, akan ada demonstrasi besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Salemba.

Selepas sarapan, dia mempersiapkan barang dagangannya. Sekitar pukul 07.00 pagi, dia naik angkutan umum menuju lokasi dari kosnya di Pulogadung, Jakarta Timur. Sampai di sana, belum ada mahasiswa berkumpul. Lalu-lintas masih lancar. Sekitar pukul 09.00, massa mulai berdatangan dengan berbagai warna jaket almamater. Maklum, saat itu ribuan mahasiswa dari Jakarta dan sekitarnya akan berdemonstrasi yang dipusatkan di kampus UI, Salemba.

Heri mulai beraksi saat matahari sudah mulai terik, cukup membuat gerah para mahasiswa berjaket. Dia berkeliling di tengah kerumunan massa sambil menawarkan handuk kecil dan sapu tangan. Baru setengah jam, tiba-tiba dari arah depan seorang mahasiswa membawa bambu menuju ke arahnya. Bambu langsung ditusukkan ke perutnya. Seketika itu juga badannya rebah ke tanah berumput. Handuk dan sapu tangan di tangan kirinya jatuh berantakan.

Melihat kejadian itu, massa yang sedang mendengarkan orasi di pelataran pintu masuk kantor dekan FKUI, langsung melerai dan menghalangi mahasiswa yang membawa bambu itu. “Mata-mata..., provokator....," teriak sang penusuk.

Beruntung, massa tidak mengeroyok Heri. yang perutnya memar. Sejumlah mahasiswa langsung mengangkat dan mengeluarkan dia dari kerumunan. Setelah diobati dan ditanyai, Heri dibawa ke pos polisi Salemba. Di sana dia diinterogasi sekitar sejam. Polisi akhirnya melepaskan dia karena percaya Heri memang pedagang keliling.

Di luar pos polisi, teman-temannya sesama pedagang handuk keliling sudah menunggu. Mereka mengira, Heri babak belur digebuki massa. Mereka mengejek setelah dia dibebaskan. “Kita kira handuknya habis untuk nutupi lukamu,” kata Heri menirukan ucapan seorang rekannya.

Setelah kejadian itu, Heri bukannya kapok berjualan di lokasi demontrasi. Dia malah semakin lincah bergerak bila terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan. 

Seperti saat demo memprotes rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar di depan Istana Negara Jumat siang pekan lalu. Saat massa yang dipimpin Rizieq Syihab mendekati barisan polisi, dia menyingkir dari kerumunan. “Kalau laskar kayak gitu udah mau bentrok, mending segera ke belakang polisi cari aman,” ujarnya kepada merdeka.com.

Dia juga kian akrab dengan polisi yang biasa berjaga saat unjuk rasa. Dia tidak sungkan bertanya apakah ada demo atau tidak.

(mdk/fas)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Masih Lengkapi Berkas, Polisi Bakal Periksa SYL Usai Pemilu 14 Februari 2024

Masih Lengkapi Berkas, Polisi Bakal Periksa SYL Usai Pemilu 14 Februari 2024

Pemeriksaan diperlukan untuk melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa penuntut umum.

Baca Selengkapnya
Polisi Tak Tahan Sopir Primajasa, Berstatus Saksi Kecelakaan Maut KM 58 Tol Jakarta Cikampek

Polisi Tak Tahan Sopir Primajasa, Berstatus Saksi Kecelakaan Maut KM 58 Tol Jakarta Cikampek

Polisi Tak Tahan Sopir Primajasa, Berstatus Saksi Kecelakaan Maut KM 58 Tol Jakarta Cikampek

Baca Selengkapnya
Sopir Truk Penyebab Kecelakaan KA di Semarang Dituntut 6 Bulan Penjara

Sopir Truk Penyebab Kecelakaan KA di Semarang Dituntut 6 Bulan Penjara

Heru Susanto sopir truk scania penyebab kecelakaan kereta api di perlintasan Madukoro, Semarang dituntut pidana selama 6 bulan penjara.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Henri Subiakto Nilai Penangkapan Palti Hutabarat Keliru, Karena Salah Menerapkan Pasal UU ITE

Henri Subiakto Nilai Penangkapan Palti Hutabarat Keliru, Karena Salah Menerapkan Pasal UU ITE

"Pengkapan Palti Hutabarat memakai pasal tersebut jelas keliru. Saya harus mengoreksi kesalahan polisi ini," kata Henri

Baca Selengkapnya
Dilaporkan Usai Serang Prabowo Soal Lahan, Anies: Kita Serahkan Kepada Bawaslu

Dilaporkan Usai Serang Prabowo Soal Lahan, Anies: Kita Serahkan Kepada Bawaslu

"Sebagai warga negara tentu berhak melaporkan. . Kami serahkan kepada Bawaslu," tuturnya," kata Anies

Baca Selengkapnya
Di Balik Kesuksesan Hengki Haryadi jadi Brigjen Polri, Ada 2 Wanita Selalu Melangitkan Doa, ini Sosoknya

Di Balik Kesuksesan Hengki Haryadi jadi Brigjen Polri, Ada 2 Wanita Selalu Melangitkan Doa, ini Sosoknya

Brigjen Hengki Haryadi sebut dua sosok penting dalam kesuksesan kariernya di Polri.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Briptu Mustakim, Polisi Ganteng yang Mirip dengan Herjunot Ali

Fakta Menarik Briptu Mustakim, Polisi Ganteng yang Mirip dengan Herjunot Ali

Briptu Mustakim, seorang polisi ganteng yang bertugas di Polda Aceh, sedang menjadi perbincangan hangat dan menjadi sorotan di media sosial.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Hadi Tjahjanto, Dulu Menteri ATR Kini Dilantik Jadi Menko Polhukam

Mengenal Sosok Hadi Tjahjanto, Dulu Menteri ATR Kini Dilantik Jadi Menko Polhukam

Presiden Joko Widodo melantik dua menteri baru pada Rabu, 21 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Aksi Heroik Perwira Polisi di Rokan Hulu Evakuasi Nenek Sahar Berusia Hampir Seabad dari Banjir

Aksi Heroik Perwira Polisi di Rokan Hulu Evakuasi Nenek Sahar Berusia Hampir Seabad dari Banjir

Dari ratusan korban terdampak banjir, tampak seorang lansia yang berusia nyaris seabad diselamatkan polisi.

Baca Selengkapnya