Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Merekayasa Langit dengan Teknologi Modifikasi Cuaca

Merekayasa Langit dengan Teknologi Modifikasi Cuaca Parayaan 100 Tahun Cina. ©2021 AFP/Str

Merdeka.com - Otoritas Cuaca China tahun lalu berhasil mengendalikan cuaca dalam acara perayaan Seratus Tahun Partai Komunis China (PKC).

Menurut Universitas Tsinghua, Beijing, pada 1 Juli tahun lalu Partai Komunis China menggelar acara peringatan Seratus Tahun berdirinya partai itu dengan menghadirkan puluhan ribu orang di Lapangan Tiananmen. Tim peneliti dari Universitas Tsinghua mengatakan operasi penyemaian awan beberapa jam sebelum acara dimulai membuat langit menjadi bersih cerah dan polusi juga minim.

Dikutip dari laman South China Morning Post, pemerintah China memberi perhatian khusus terhadap teknologi penyemaian awan dengan menggelontorkan dana miliaran dolar. Mereka menggelar operasi besar-besaran menembak awan dengan kandungan bahan kimia untuk menurunkan hujan di pinggiran Beijing dan sejumlah wilayah sekitarnya beberapa jam sebelum acara Partai Komunis dimulai pada 1 Juli lalu.

Dalam makalah penelitian, mereka memperkirakan hujan buatan itu mampu menurunkan kadar polutan PM 2.5 sebanyak dua pertiganya dan meningkatkan kualitas udara dari "sedang" menjadi "baik" sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Tim dari Universitas Tsinghua yang dipimpin oleh Wang Can, profesor sains lingkungan, mengatakan kecil kemungkinannya turunnya polusi saat itu terjadi secara alamiah karena "hujan buatan satu-satunya kejadian alam yang terjadi pada saat itu." Penelitian mereka dipublikasikan di Enviromental Science pada 26 November 2021.

Puluhan ribu orang menghadiri acara PKC di Lapangan Tiananmen yang dimulai pukul 08.00. Setelah acara itu selesai dua jam kemudian, hujan deras mengguyur lokasi tersebut.

Otoritas Cuaca China selama ini memodifikasi cuaca untuk keperluan acara-acara penting sejak 2008 ketika Beijing menjadi tuan rumah dari Olimpiade.

Sepanjang pekan itu sebelum 1 Juli, hujan selalu turun hampir setiap hari. Menurut makalah penelitian tersebut, operasi penyemaian awan selama dua jam dilakukan pada pukul 20.30 malam sebelumnya.

Warga yang tinggal di daerah pegunungan di sebelah barat daya Beijing mengatakan mereka melihat banyak roket diluncurkan. Roket itu diluncurkan untuk membawa bahan kimia iodida ke langit untuk memicu turunnya hujan pada 30 Juni.

"Suaranya sangat keras, mirip petir dan itu berlangsung cukup lama, mirip zona perang," kata seorang warga. "Lalu hujan pun turun sangat deras."

Seorang warga lain mengaku menemukan puing pecahan roket yang jatuh di dekat rumahnya.

China sudah membangun jaringan terbesar dan tercanggih di dunia untuk modifikasi cuaca. Pemerintah tahun lalu meluncurkan program modifikasi cuaca yang meliputi kawasan sebelah barat China, termasuk di Xinjiang dan Tibet. Tujuannya adalah mengantisipasi udara lembap di ketinggian yang dibawa oleh angin dari Samudera Hindia melalui Himalaya, kondisi yang diperkirakan kian meningkat akibat perubahan iklim.

Dengan menggunakan satelit, pesawat, stasiun radar, dan teknologi kecerdasan buatan, otoritas cuaca berusaha memprediksi pergerakan dari udara lembap agar mereka bisa menjalankan operasi penyemaian awan untuk mengendalikan kapan dan di mana hujan akan turun.

Memang ada kekhawatiran proyek berskala besar itu bisa mengganggu pola cuaca di daerah lain. Namun menurut Xu Xiaofeng, mantan wakil direktur Badan Meteorologi China, pemerintah China menyadari risiko ini dan mereka juga memahami keterbatasan teknologi modifikasi cuaca.

"Modifikasi cuaca bukan hanya masalah ilmiah tapi juga proyek rekayasa sosial yang erat kaitannya dengan kepentingan, lingkungan, dan tanggung jawab," tulis Xu dalam makalah yang dipublikasi di jurnal Advances Science and Technology Oktober lalu. "Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu aturan baru, kebijakan atau kesepakatan internasional," kata dia.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau

Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau

Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cerita Konglomerat China Gagal Melamar Kerja 30 Kali hingga Akhirnya Punya Kekayaan Ratusan Triliun

Cerita Konglomerat China Gagal Melamar Kerja 30 Kali hingga Akhirnya Punya Kekayaan Ratusan Triliun

Mereka bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli selama orang dapat menggunakannya

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
5 Penemuan Teknologi Aneh ini Dianggap Mampu Menyelamatkan Bumi

5 Penemuan Teknologi Aneh ini Dianggap Mampu Menyelamatkan Bumi

Berikut penemuan-penemuan unik yang disebut bisa selamatkan dunia.

Baca Selengkapnya

"Teknologi Canggih: Air Laut Bisa Diminum dengan Mudah Hanya dengan Sentuhan Tombol!"

Alat ini berukuran sebesar koper dan hemat daya listrik.

Baca Selengkapnya
Pensiunan Aparat Asal Muara Jambi Ini Berkebun Aren dengan Omzet Miliaran, Kalahkan Kelapa Sawit

Pensiunan Aparat Asal Muara Jambi Ini Berkebun Aren dengan Omzet Miliaran, Kalahkan Kelapa Sawit

Peluang bisnis menanam pohon aren di perkebunan milik pribadi bisa meraup omzet hingga miliaran.

Baca Selengkapnya
Buronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP

Buronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP

LY ditangkap di rumahnya Perumahan Concerto, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan pada Selasa (13/2) sore.

Baca Selengkapnya
Teknologi ini Jadi Penyelamat Gulungan Teks Kerajaan Romawi Berusia 2000 Tahun yang Masih Misterius, Isi Naskahnya di Luar Dugaan

Teknologi ini Jadi Penyelamat Gulungan Teks Kerajaan Romawi Berusia 2000 Tahun yang Masih Misterius, Isi Naskahnya di Luar Dugaan

Isi naskah tersebut pernah dianalisis menggunakan teknologi, namun gagal.

Baca Selengkapnya