Merdeka.com - Ovy Sabrina sontak tersadar. Banyak sampah plastik ditemui setiap hari. Tidak semua bisa diolah kembali. Perlahan kondisi ini tentu semakin membahayakan. Di satu sisi, dia merasa ada sebuah peluang.
Di mulai pada 2018. Mendatangi beberapa bank sampah, membuka matanya. Begitu banyak sampah plastik tidak dimanfaatkan. Di antaranya, saset kopi, mi instan maupun label pada minuman botol plastik.
Kebanyakan pengepul hanya memanfaatkan botol plastik. Tentu ini dirasa lebih memiliki nilai jual dibanding plastik saset bekas makanan maupun minuman. Kalau pun dibuang kembali, tidak mudah bagi tanah mengurai sisa sampah plastik.
Produk paving blok Rebricks ©2020 Merdeka.com
Sampah plastik tidak bisa diolah tersebut biasanya dipisahkan pemulung. Kemudian disobek, dibakar atau dibuang lagi ke tempat pembuangan sampah akhir. Tahu keadaan itu, semakin membuatnya kaget. Kondisi ini semakin menguatkan tekadnya untuk mewujudkan ide mendaur ulang sisa sampah plastik.
Ovy mulai terpikirkan untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi paving blok, atau sejenis batako. Instingnya berkata bahwa itu bisa dimanfaatkan kembali. Memiliki keluarga yang berbisnis paving blok, dia pun memulai usahanya. Dengan mengajak rekannya, Tan Novita alias Novi.
"Kita coba daur ulang sampah saset. Sama sampah-sampah yang ditolak bank sampah. Fokus kita di sampah saset, karena kan sampah ini banyak banget," kata Ovy menceritakan kepada merdeka.com, Selasa kemarin.
Dua kerabat ini memilih serius dalam berdagang paving blok. Bisnis mereka dimulai tahun 2018. Keduanya memang dikenal peduli lingkungan. Bahkan dari hal-hal kecil, seperti memilah sampah plastik, menggunakan tas saat bepergian, membawa botol minum, dan lain sebagainya.
Mereka memulai usahanya dalam dana terbatas. Berawal pada Juli 2018, Ovy dan Novi mencoba mendaur ulang sampah plastik dengan menggunakan berbagai metode. Pada tahap ini membuat mereka harus jatuh bangun. Ditambah segala kebutuhan dan pengetahuan masih terbatas.
Proses ini tidak mudah dilalui. Sampai suatu hari Ovy bertemu dengan Aris, seorang dosen teknik sipil. Aris membantu memberikan masukan kepada dua perempuan itu. Termasuk berbagai teori dalam mengolah sampah plastik saset saat mendaur ulang untuk dijadikan paving blok.
"Jadi mas Aris ini adalah penasihat ahli kita. Bahkan kita juga bisa tes laboratorium karena bantuan beliau ini," ujarnya.
Ovy bersama rekannya terus berusaha untuk membuat paving blok yang kuat dan mampu bersaing dengan paving blok konvensional. Sampai mereka mendapat formulanya. Biasanya, untuk 20 saset plastik bekas bisa untuk sebuah paving blok. Lebih kurang, untuk ukuran 100 meter persegi bisa memakai 800an bekas sampah plastik saset .
Untuk kualitas, Ovy dan timnya berhasil membuat paving blok dengan kekuatan 250 kg tiap meter persegi dari hasil tes. Sudah masuk kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI). Cukup aman untuk menjadi dasar parkiran kendaraan roda empat. Semua tes dilakukan di Badan Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kementerian Perindustrian.
Modal kuat ini membuat Ovy dan Novi semakin yakin. Ada peluang besar di depan mata. Mereka kemudian membangun usaha barunya bernama Rebricks.
Sebenarnya ada beberapa hal ditakutkan Ovy saat pertama kali menjalankan usahanya ini. Salah satunya kesulitan mendapat pasokan sampah plastik. Harus diakui bahwa sampah plastik, khususnya yang tidak bisa diolah sangat sulit tersedia di banyak bank sampah dan pemulung.
Alhasil, Ovy dan rekannya memiliki ide untuk melakukan kampanye melalui media sosial tentang daur ulang sampah plastik yang mereka lakukan saat ini. Melalui akun Instagram Rebrick.id, kampanye dilakukan cukup berhasil. Membuat kedua perempuan hebat ini terharu dan sadar bahwa masih banyak masyarakat sadar lingkungan.
"Jadi mereka akhirnya hubungi kita. Teman-teman kita yang mengikuti Rebricks dari awal, mereka itu benar-benar semangat untuk lingkungannya," kata Ovy.
Ovy mengaku belum bisa membeli banyak sampah plastik yang disumbang dari teman dan masyarakat. Semua karena masih keterbatasan. Usahanya pun masih dalam dalam membangun. Meski begitu, dia mengaku banyak yang mendukung ikhlas atas gerakan ini.
Bahan sampah plastik untuk paving blok Rebricks ©2020 Merdeka.com
Semakin lama, usaha Ovy semakin maju. Awal tahun 2020, Ovy dan rekannya banyak dihubungi beberapa perusahaan besar untuk membeli paving blok dalam jumlah yang banyak. Tentu hal ini membuat Ovy dan rekannya senang. Usaha mereka ternyata sangat membuahkan hasil.
Meski begitu, Ovy sadar harus menyeimbangkan supp dan demand. Meski mendapat banyak sampah, mereka tentu tidak harus bisa menjual. Sehingga tiap sampah diterima bisa diolah kembali.
Penjualan semakin digencarkan Ovy dan Novi. Pada Februari 2020, mereka melakukan pemasaran dan mendatangi Dinas Lingkungan Hidup. Usaha Ovy tidak sampai di situ. Ovy mulai menghubungi beberapa komunitas dan melakukan pertemuan. Namun di tengah pandemi ini, Ovy dan rekannya mulai kesulitan melakukan pemasaran.
Berprinsip rezeki tidak ke mana. Dalam masa pandemi wabah corona ini, masih ada beberapa pembeli produk buatan mereka. Mulai dari perusahaan besar dan hingga individu.
"Perusahaan order selalu ada. Atau ada individu, mereka punya rumah, mereka peduli lingkungan, mereka hubungi kita. Senang juga selama covid ini, kita merasa meskipun keterbatasannya, pegawai juga aktivitasnya terbatas, Puji Tuhan masih ada yang order," kata Ovy.
Ovy membeberkan perusahaan yang membeli produk buatannya itu. Salah satunya dipesan perusahaan Plastic Play. Mereka memasang paving blok Rebrick untuk parkiran. Kebetulan perusahaan itu juga bergerak dalam daur ulang.
Sejauh ini, tempat produksi paving blok tetap berada di Jakarta. Ovy bermimpi suatu saat usahanya ini bisa tumbuh di seluruh pulau Indonesia. Apalagi banyak pesanan dari luar kota untuk mengajak kerja sama dalam produksi daur ulang ini.
Ovy menyadari usahanya ini bisa berjalan berkat pertolongan teman-temannya. Mereka sudah sadar dalam memilah sampah plastik hingga dibersihkan. Kondisi ini tentu menjadi berkah tersendiri. Bahkan sumbangan diterima rata-rata sudah dibersihkan terlebih dahulu.
"Kami sebenarnya ingin mendaur ulang sebanyak mungkin sampah saset, kami juga perlu dukungan masyarakat untuk percaya produk kami," kata Ovy mengungkapkan. [ang]
Baca juga:
Merawat Lingkungan ala Anak Milenial
Inspirasi dari Bekas Bungkus Kopi
Si Sarjana Pengubah Wajah Bantaran Kali Cisadane
Dianggap Gila karena Urusi Sampah
Karya Ciamik Pemuda Tasikmalaya Ubah Sampah Jadi Miniatur Motor
Tangan Terampil Dede 'Sulap' Limbah Plastik
Mencari Berkah dari Karung Goni Bekas
Advertisement
Pencari dan Penjaga Oksigen Jakarta
Sekitar 1 Minggu yang laluSang Jenderal Menggoda Anak Presiden
Sekitar 1 Minggu yang laluWasekjen PAN: Orientasi Kita Cenderung ke Prabowo
Sekitar 2 Minggu yang laluJalan Jadi Garasi, Awas Bisa Dipidana!
Sekitar 2 Minggu yang laluDibikin Jengkel Urusan Parkir Warga Tak Punya Garasi
Sekitar 2 Minggu yang laluNama Sang Imam Masjid Masuk Daftar Cawapres Ganjar
Sekitar 3 Minggu yang laluSkenario Cawapres Ganjar: Munculnya Sosok dari NU
Sekitar 3 Minggu yang laluSiapa Cocok Mendampingi Ganjar?
Sekitar 4 Minggu yang laluKursi di Sebelah Ganjar untuk Sandiaga
Sekitar 4 Minggu yang laluTriliunan Rupiah 'Tercecer' di Jalur Mudik
Sekitar 1 Bulan yang laluNU: Alasan Rukyatul Hilal karena Mengikuti Dalil Otentik
Sekitar 1 Bulan yang laluMuhammadiyah: Dengan Metode Hisab Bisa Memprediksi Jauh ke Depan
Sekitar 1 Bulan yang laluDua Pelajar Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Tambora, Pedang dan Celurit Disita
Sekitar 1 Jam yang laluPolisi Segera Periksa Rebecca Klopper Terkait Laporan Video Syur
Sekitar 4 Jam yang laluPolri Tegaskan Tak Ada Anggota Divhubinter Terlibat Pemerasan WN Kanada
Sekitar 4 Jam yang laluVIDEO: Rayakan HUT Polisi, Kapolres Madiun Asik Joget Bareng Tahanan & Sawer Bunga
Sekitar 5 Jam yang laluPensiunan Jenderal Polri Bajak Sawah, Hidup Nikmat "Seruput Kopi Plus Singkong Rebus"
Sekitar 10 Jam yang laluAnak Petani jadi Polisi Gara-Gara Motivasi Sang Jenderal, Dulu Sempat Ikut Berladang
Sekitar 10 Jam yang laluSiswa Setukpa Polri 'Terciduk' Tak Ikut IBL, Alasannya Bikin Komandan Polisi Takjub
Sekitar 10 Jam yang laluPolisi Bongkar Modus si Kembar Rihana Rihani Tipu-Tipu Jualan Gadget Merek Apple
Sekitar 11 Jam yang laluJenderal Bintang 3 Polri Anniversary,Dapat Kejutan Spesial dari Dirjen Keamanan Dubai
Sekitar 13 Jam yang laluDiusir Istri, Pria Ini Jalan Kaki Bawa Anak Ke Jakarta, Untung Ada Polisi Baik
Sekitar 13 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 5 Hari yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 5 Hari yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 5 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 2 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 6 Hari yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Minggu yang laluBursa Transfer Liga 1: PSM Resmi Umumkan Masa Depan Ramadan Sananta, Jadi Gabung Persis Nih?
Sekitar 4 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Darynaufal Mulyaman, S.S., M.Si
Lecturer at Department of International Relations - FISIPOL UKIMeningkatkan Kemajuan ASEAN dalam 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami