Mengandalkan langganan dan pembaca tua
Merdeka.com - Media cetak seperti koran, tabloid, hingga majalah makin tergusur oleh kehadiran media online. Penjualannya terus menurun, bahkan beberapa perusahaan media terpaksa tutup karena merugi dan tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Meski begitu, masih ada pembaca setia koran walau jumlahnya terus berkurang.
Supardi (47), salah satu loper koran mengaku hanya mengandalkan penjualan korannya dari para langganan. Mereka, kata dia, rata-rata berasal dari kalangan usia tua dan pekerja kantoran yang masih betah membaca berita dari media cetak. Sementara untuk menjual kepada umum, Supardi mengaku sudah jarang yang membeli koran.
Setiap hari, dari tiap agen, Supardi mengambil koran yang akan dijual dalam jumlah terbatas. Dia membeli koran Bisnis Indonesia 15 eksemplar, Kompas 35, Koran Tempo 5, Rakyat Merdeka 2, dan Pos Kota 5 eksemplar.
"Ada juga (pembaca) yang usia muda tapi mereka langganan sejak lama dengan saya," jelasnya.
Dari agen, Supardi hanya mendapat keuntungan dua ratus hingga seribu rupiah untuk tiap koran. Jumlah itu dia kumpulkan sedikit demi sedikit. Dari koran yang dijualnya, bayaran yang termahal didapatnya dari koran Kompas (grup PT Gramedia) sebesar Rp 95 ribu per bulan.
"Kalau dihitung semuanya ya cukup lah. Saya bisa kumpulkan dua juta sebulan," katanya.
Loper koran ©2017 Merdeka.com/Marselinus Gual
Keresahan akan nasib mereka yang bergantung hidup pada media cetak dialami juga oleh Sawara (62). Agen sebuah koran ternama di Indonesia ini mengaku mengalami penurunan omzet setelah berkembangnya media online. Penurunan itu dicermatinya sejak sejak lima tahun belakangan.
"Coba Anda bayangkan saja, sebelum reformasi, koran ini mencetak 250 ribu eksemplar tiap hari. Sekarang tinggal berapa, cuma 20 ribu eksemplar! Jadi mengalami penurunan drastis," kata Sawara kepada merdeka.com.
Sawara mengaku jauh sebelum media online berkembang pesat, dia bisa meraup keuntungan Rp 1 juta tiap harinya. Namun, kata dia, keadaan berubah setelah perkembangan media online tidak lagi bisa dibendung.
"Kehadiran media kalian (menatap merdeka.com) tidak bisa tidak, melesukan media cetak," ucapnya dengan nada sedikit keras.
Di sisi lain, Ketua AJI Jakarta Nurhasim berpendapat, menurunnya pembaca media cetak tak serta merta meningkatkan pamor media online. Sebab, kata dia, kualitas suatu informasi yang dihasilkan media, dinilai oleh pembaca masing-masing.
"Kualitas bukan soal medium sebenarnya. Orang juga bisa suka online dan bisa juga suka cetak," kata Nurhasim kepada merdeka.com.
Nurhasim mengatakan, letak kualitas suatu media terdapat pada kemauan pemilik dan pengelola media. Sebab, lanjut dia, menulis berita-berita dan informasi sensasional untuk memperbanyak pembaca juga kerap dilakukan oleh media cetak dan online.
Namun ruang untuk berkembang dengan baik di masa depan, kata Nurhasim sangat potensial dimiliki oleh media daring. Dibanding media cetak yang mempunyai kendala jumlah halaman dan oplah, media online mempunyai kesempatan yang lebih luas dari segi waktu dan tampilan kepada pembaca.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Borong Dagangan Penjual yang Sepi Pembeli, Aksi Pria Ini Tuai Pujian
Makanan yang Ia beli juga dibaikan ke orang-orang sekitar secara gratis.
Baca SelengkapnyaDagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaDulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
13 Saksi Diperiksa Ungkap Senjata Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Sampang
Kasus penembakan ini mulai menemui titik terang.. Diduga, pelaku penembakan satu orang.
Baca SelengkapnyaPenjahat Tak Berkutik Usai 'Didor', Tiba di Kantor Polisi Malah Disuapi Makan Anggota jadi Sorotan
Begini jadinya seorang penjahat kasus kejahatan serius disuapi polisi usai ditembak kakinya.
Baca SelengkapnyaDiremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaContoh Sisindiran Bahasa Sunda Kocak, Mampu Menggelitik dan Bikin Tertawa Terbahak-bahak
Sisindiran Sunda ini juga mempunyai pesan yang hendak disampaikan pada pembaca atau para pendengar.
Baca Selengkapnya40 Pantun Bahasa Sunda Lucu Dijamin Mengocok Perut dan Bisa Cairkan Suasana
Berikut pantun Bahasa Sunda lucu yang cocok jadi referensi cairkan suasana.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto Kini Panglima TNI, ini Sosok Teman Satu Angkatannya Lulusan Terbaik Akmil 1991 Pangkatnya Letjen
Berikut sosok teman satu angkatan Panglima TNI sekaligus sebagai lulusan terbaik Akmil.
Baca Selengkapnya