Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Korupsi untuk bayar janji kampanye

Korupsi untuk bayar janji kampanye Kampanye PDIP. ©2014 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Korupsi atau perilaku koruptif tak bisa dilepaskan dari politisi. Citra negatif ini sudah tertanam lama dan bahkan kerap terulang dari tahun ke tahun.

Tak dapat disangkal, korupsi terjadi karena politisi kerap umbar janji pada saat kampanye politik. Ketika janji menjadi beban, sang politisi pun memenuhi janjinya dengan jalan pintas. Menurut politisi PDIP Hendrawan Supratikno, membayar janji kampanye adalah politik pragmatis yang sering dilakukan para politisi di Indonesia. Kata dia, politisi korupsi untuk membayar janji-janji kampanye selain karena faktor biaya politik yang mahal.

"Salah satu penyebab kalau melihat korupsi tentu ada faktor-faktor yang faktual sifatnya. Nah kalau politisi faktor faktualnya adalah karena biaya politik yang sangat mahal dan ekspetasi publik terhadap peran politisi itu demikian tinggi. Harapan misalnya proposal harus direalisasi, kalau turun ke lapangan harus rajin berbagi. Istilahnya bukan demam berdarah tapi demam berderma," kata Hendrawan ketika berbincang dengan merdeka.com di ruang kerjanya di Kantor Fraksi PDIP DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11).

Menurut dia, ketika berhadapan dengan pemenuhan janji politik kerap membuat politisi gelap mata. Tuntutan-tuntutan itu tentunya juga tak mampu dibendung dengan gaji yang mereka terima ketika menduduki suatu kursi. Maka tak ada cara lain selain memanfaatkan kekuasaan yang ada dan pandai mencari celah untuk korupsi.

"Maka ini semua harus ada sumbernya, gaji tidak cukup. Coba you cek. Kalau yang suami istri masing-masing punya gaji itu masih ringan tapi kalau hanya satu itu (yang cari uang), mereka berat. Apalagi politisi dengan tuntutan yang luar biasa. Akhirnya apa? Mereka berimprovisasi melalui berbagai peluang atau celah yang ada. Nah kalau celah itu dimiliki oleh orang yang berkekuasaan maka celah dan peluang itu semakin besar. Jadi otoritas itu mempengaruhi besar kecilnya yang ditanggung. Semakin powerfull semakin besar harapan rezeki yang ditanggung," jelas Hendrawan.

Tak hanya memenuhi tuntutan konstituen, korupsi, menurut Hendrawan, terjadi untuk melanggengkan kekuasaan. Politisi yang sedang menjabat curi duit rakyat untuk mempersiapkan diri pada pemilihan berikutnya.

"You pikir jabatan-jabatan politik tidak melalui atau diperoleh dengan cuma-cuma? Kan tidak. Diperoleh dengan pergulatan dengan perjuangan. Pokoknya kalau di Indonesia ada kontestasi, di mana rivalitas untuk menduduki posisi tertentu kan selalu ada biaya. Coba amati pemilihan ketua-ketua Kadin, amati pemilihan ketua-ketua partai. Kecuali PDIP ya sudah tradisi Bung Karno, trah keluarganya tak tergoyangkan," tutup Hendrawan.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?
Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?

Beras SPHP merupakan beras yang dikelola pemerintah dengan harga ekonomis namun kualitas premium.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Perusahaan Telat Bayar THR Karyawan Kena Denda Segini
Siap-Siap, Perusahaan Telat Bayar THR Karyawan Kena Denda Segini

Batas pembayaran THR pegawai maksimal pada H-7 lebaran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Biaya Kampanye Capres-Cawapres: Ganjar-Mahfud Rp506 M, Prabowo-Gibran Rp207 M, Anies-Cak Imin Rp49 M
Biaya Kampanye Capres-Cawapres: Ganjar-Mahfud Rp506 M, Prabowo-Gibran Rp207 M, Anies-Cak Imin Rp49 M

Ganjar-Mahfud menghabiskan dana paling besar selama Pilpres. Disusul Prabowo-Gibran dan Anies-Cak Imin.

Baca Selengkapnya
Kampanye di Kendal, Ganjar: Jangan Saling Menyakiti dan Jaga Perasaan
Kampanye di Kendal, Ganjar: Jangan Saling Menyakiti dan Jaga Perasaan

"Sekarang lagi proses pemilu, kita harapkan semua saling menjaga perasaan, jangan saling menyakiti, jangan menyebar hoaks," kata Ganjar

Baca Selengkapnya
Usai Ramai Dikritik Wajib Lapor Barang Sebelum ke Luar Negeri, Ditjen Bea Cukai: Kebijakannya Tidak Wajib
Usai Ramai Dikritik Wajib Lapor Barang Sebelum ke Luar Negeri, Ditjen Bea Cukai: Kebijakannya Tidak Wajib

Aturan tentang pelaporan barang sudah dijalankan sejak tahun 2017 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 203.

Baca Selengkapnya
Bocah Ini Borong Semua Jajanan Leker Biar Penjualnya Bisa Pulang Cepat, Pas Mau Pulang Minta Pelukan jadi Sorotan
Bocah Ini Borong Semua Jajanan Leker Biar Penjualnya Bisa Pulang Cepat, Pas Mau Pulang Minta Pelukan jadi Sorotan

Berikut momen bocah borong semua jajanan leker agar penjual bisa pulang cepat dan minta pelukan.

Baca Selengkapnya
Perempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium
Perempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium

EH sudah ditahan dan terancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp2 miliar.

Baca Selengkapnya
Jelang Mudik Lebaran KAI Siapkan 24 Kereta Tambahan, Simak Rute dan Jadwalnya
Jelang Mudik Lebaran KAI Siapkan 24 Kereta Tambahan, Simak Rute dan Jadwalnya

KAI juga telah menyiapkan armada kereta tambahan yang difokuskan untuk mengangkut para pemudik

Baca Selengkapnya