Koak gagak maklumat tamat
Merdeka.com - Suasana gelisah begitu terasa di balik dinding rumah bilik bambu di Dukuh Jatiwangi, Desa Jatisaba, Purbalingga, Jawa Tengah. Rabu malam, 16 Oktober 1968, stasiun Radio republik Indonesia terus mengabarkan berita rencana pelaksanaan hukuman gantung besok terhadap Janatin bin Muhammad Ali alias Usman dan Tahir bin Mandar alias Harun bin Said di Penjara Changi, Singapura.
Tiga saudara kandung Usman khusyuk mendengarkan kabar itu melalui radio transistor Philips berwarna putih dibelikan Usman sebelum dia melaksanakan misi pengeboman atas gedung MacDonald House, 10 Maret 1965. Rodiyah, Muhammad Chalimi, dan adik mereka Turiyah seolah tidak bosan mendengar berita ulangan sejak pukul tujuh malam itu.
Chalimi menyimak informasi itu sembari duduk di atas kursi kayu panjang bersama anaknya. Sedangkan Rodiyah sedang menyusui anak keduanya sambil berbaring bersama Turiyah.
"Malam itu, kami tidak bisa tidur. Saya bersama kakak dan adik terus mendengar kabar terbaru tentang rencana eksekusi Janatin akan dilakukan pada 17 Oktober pagi oleh pemerintah Singapura," kata Rodiyah saat ditemui di rumahnya, Selasa dua pekan lalu. Mendekati tengah malam, ketiga kakak adik ini berunding memilih orang tepat untuk menyampaikan kabar duka itu ibu mereka, Rukiah.
Rukiah tidak ikut merubung saat itu. Namun kegelisahan terlihat jelas dari gerak geriknya menahan rindu mendalam terhadap Janatin. Sampai-sampai ibu jari dan telunjuk Rukiah tidak lepas dari tasbih tergantung di pergelangan tangannya. Dia berzikir buat Janatin.
"Malam itu ibu mondar mandir dari ruang belakang ke depan sambil menggenggam tasbih," kenang Rodiah. "Ibu sepertinya merasakan kegelisahan terhadap jantung hatinya."
Akhirnya sekitar pukul 12 malam, ketiga saudara kandung ini memilih Rodiyah buat memberitahu sang ibu tentang informasi didapat dari radio. Rukiah waktu itu hendak melaksanakan salat tahajud. "Ibu sangat tabah, beliau tidak menangis. Hanya mengucap, 'innalillahi wa innailaihi rajiun' dan istigfar sambil bertasbih'," tutur Rodiyah berkaca-kaca.
Menjelang pagi suasana rumah masih terasa muram. Rukiah sudah selesai salat subuh. Dia mendengar bunyi parau gagak bertengger di pohon kelapa terdengar Rukiah. "Saat itu ibu langsung memanggil nama Usman, 'Jan...Jan..' dan sempat menitikkan air mata," kata Rodiah.
Seketika itu juga, tangisan menggema dari dalam rumah berlantai tanah itu hingga terdengar oleh tetangga. "Saya, kakak, dan adik saya menangis. Sampai keponakan juga ikut menangis walau tidak tahu ada peristiwa apa," ujar Rodiah.
Koak gagak pagi itu seolah membenarkan kabar hayat Janatin telah tamat.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sambil Meneteskan Air Mata, Pesan Mendalam Dede Sunandar untuk Keluarga 'Titip Aa ya Suatu saat Kalau Papah Udah Gak Ada'
Anak keduanya bernama Ladz'an diketahui mengidap sindrom langka yakni Sindrom Williams.
Baca SelengkapnyaSambil Meneteskan Air Mata, Cerita Uut Permatasari sedang Hamil Tetap Manggung 'Rafif di Dalam Perut Nendang-nendang'
Uut Permatasari kini dikaruniai dua anak laki-laki yakni Rafif dan Rafa. Anak sulungnya, Rafif akan menginjak usia 8 tahun pada Juli nanti.
Baca Selengkapnya500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam
Menamai anak dengan bahasa Jawa yang bermakna indah bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nama Orang yang Keren dan Artinya untuk Anak Laki-laki dan Perempuan
Dalam proses pencarian nama yang begitu menguras pikiran, arti yang penuh makna tak bisa menjadi patokan. Anak juga butuh panggilan yang keren.
Baca Selengkapnya15 Rumah Terbakar di Kwitang Jakpus, 1 Orang Meninggal Dunia
Satu orang meninggal atas nama Amsiah usia 70 tahun, delapan orang luka ringan,
Baca SelengkapnyaWanita Ini Ceritakan Kebetulan yang Dialami Usai Bekerja Sesuai Keinginan Terakhir Ayahnya, Tak Terduga
Wanita ini ceritakan pengalamannysa usai bekerja sesuai keinginan terakhir ayahnya, banyak kebetulan yang terjadi.
Baca SelengkapnyaSudah Bekerja, Perempuan Ini Ceritakan Sikap Manis Ayahnya yang Masih Peduli Kondisi Anaknya
Cinta kasih orang tua terhadap anak tak pernah padam meskipun anaknya telah hidup mandiri.
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga Tertimpa Tembok Runtuh di Jaksel Saat Lagi Tidur, Empat Orang Terluka
Tiba-tiba tembok tetangga yang lebih tinggi runtuh dan menimpa rumah Suyoto
Baca SelengkapnyaJumlah Janda Usia Remaja di Jatim Capai Ribuan, Ini Fakta di Baliknya
Mereka menikah karena hamil duluan, lalu cerai setelah melahirkan
Baca Selengkapnya