Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketua Tim Peneliti: Bahan Dasar Vaksin Sinovac Sulit Didapat dan Jadi Rebutan Dunia

Ketua Tim Peneliti: Bahan Dasar Vaksin Sinovac Sulit Didapat dan Jadi Rebutan Dunia Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof Kus. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Harapan masyarakat dunia untuk mengakhiri era Pandemi Corona ini mulai terlihat titik terang. Kehadiran vaksin bisa yang masih tahap uji klinis seakan menjadi penenang. Hanya tinggal tunggu waktu yang tepat kapan itu akan diproduksi masal.

Salah satu vaksin yang menjadi sorotan adalah Sinovac. Vaksin asal Cina ini sedang banyak menjalani uji klinis berbagai negara. Termasuk di Indonesia. Sekitar 1.600an relawan telah disuntikkan demi memastikan bahwa vaksin ini aman.

Ketua Tim Peneliti Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Prof. Kusnandi Rusmil, menyatakan sejauh ini Indonesia hanya mendapat 140 juta dosis Vaksin Sinovac. Namun, yang baru tersedia hanya 40 juta dosis.

Kini banyak negara berebut bahan dasar vaksin Sinovac. Dalam wawancara dengan jurnalis merdeka.com Wilfridus Setu Embu pada Kamis pekan lalu, dia menceritakan bagaimana kendala sejauh ini timnya rasakan. Berikut petikannya:

Bisa diceritakan progres penelitian uji klinis vaksin Sinovac yang sedang Anda pimpin?

Kita sudah menyuntik sebanyak 1.620 relawan. Sudah satu kali suntikan. Terus yang dapat suntikan kedua sudah 1.500-an. Suntikan dalam dua minggu ini. Kayaknya minggu depan sudah selesai. Jadi semuanya dapat dua kali suntikan.

Kan sebelum disuntik, diambil darah. Kemudian dua minggu setelah disuntik yang kedua diambil darah lagi, tiga bulan diambil darah lagi. Kemudian enam bulan diambil darah. Saat diambil darah kita tanya-tanya apa yang dirasakan dan sebagainya. Sampai saat sekarang yang menunjukkan reaksi yang berlebihan tidak ada. Jadi yang panas-panas itu tidak ada.

Yang sampai sakit sekali itu tidak ada. Dalam 30 menit pertama memang ada nyeri di tempat suntikan, agak merah tapi dalam 2 hari itu hilang. Dan itu yang terjadi cuma 15 persen dari semuanya. Dalam dua hari sudah hilang. Dan tidak ada yang menakutkan.

Waktu saya melakukan uji klinis untuk vaksin DPT itu panasnya ada yang sampai 39-38. Ini (Sinovac) keadaannya lebih ringan dibandingkan dengan vaksin yang dulu pernah saya uji coba. Jadi kelihatannya ini lebih ringan sehingga kita pengen tahu antibodinya setelah 2 minggu disuntik, kemudian 3 bulan setelah disuntik, kemudian 6 bulan setelah disuntik.

Vaksin ini kan vaksin yang inactive. Artinya kumannya dimatikan. Salah satu kerugian dari kumannya dimatikan ini, suntikannya tidak bisa satu kali. Minimal dua kali. Tapi keuntungannya, subjeknya (relawan) tidak akan sakit. Karena kumannya mati.

Dari kondisi dirasakan relawan itu, apakah artinya ada efek samping dari vaksin Sinovac?

Justru timbul kekebalan. Dia dimasukkan kuman yang mati. Dan untuk menimbulkan kekebalannya. Sehingga timbul zat kekebalan terhadap kuman covid ini. Tapi kan biasa saat disuntik itu, ada yang kuat disuntik ada yang tidak kuat disuntik. Itu sampai sekarang belum ketemu kita. Apalagi yang sampai pingsan disuntik belum ketemu. Karena selama ini reaksinya ringan-ringan saja.

Tentu di awal ada kekhawatiran terkait keamanan vaksin Sinovac. Berdasarkan hasil uji klinis, bagaimana tim Anda memastikan bahwa vaksin ini dijamin aman?

Sampai sejauh ini sangat aman. Cuma kita lagi melihat hasilnya. Setelah disuntik kita lihat kadar zat antinya. Pada waktu ambil darah kita tanya-tanya rasanya bagaimana. Pada umumnya nggak ada yang mengeluh.

Memang ada 14 orang yang drop out. Tapi yang 7 itu karena mereka pindah kerja. Yang 7 (lainnya) sakit. Tapi sakit yang tidak berhubungan dengan imunisasi. Ada yang tifus, flu berat. Sehingga saat mau suntikan kedua, tidak bisa (terlibat). Jadi yang drop out itu 14 orang.

Jadi 7 orang karena pindah kerja, lalu 7 orang lagi karena sakit tapi sakitnya setelah diteliti tidak ada hubungannya dengan imunisasi.

Apa saja latar belakang para relawan vaksin Sinovac ini?

Jadi itu ada hampir semua suku di Indonesia. Sebagian besar memang orang Sunda. Tapi ada orang Batak, Padang, Jawa, China, Arab, ada semua. Pendidikan ada yang dari biasa sampai S3 juga ada. Jabatan mulai panglima, gubernur, Kapolda, Jaksa Tinggi, kepala desa, lalu warga biasa juga ada. Jadi sangat bervariasi.

Berapa lama jangka waktu uji klinis terhadap vaksin Sinovac untuk dipastikan bisa digunakan kepada masyarakat luas?

Nanti kita selesainya Januari (2021). Januari itu 540 pertama. Selesai semuanya bulan Maret (2021). Tapi laporan saya, sementara itu 540. 540 itu yang bisa digunakan kalau kita memerlukan imunisasi yang urgent. Itu dilihat dari situasinya.

Waktu 6 bulan itu, apakah memang standar internasional nasional punya WHO, atau ada pertimbangan lain?

Jadi saya kan diminta oleh Unpad. Unpad diminta oleh Biofarma untuk kerjasama dengan Sinovac. Yang menentukan itu (jangka waktu 6 bulan) semuanya adalah Biofarma dan Sinovac, ahlinya. Jadi saya tinggal ikutin saja.

Apa alasan mereka menentukan waktu 6 bulan untuk uji klinis vaksin Sinovac?

Jadi saya ikutin saja. Karena mereka yang kerja sama. Dan Sinovac ini kan bukan hanya sama Biofarma saja. Dia juga kerja sama dengan uni Emirat arab, di Turki, di Eropa. Jadi nantinya hasilnya akan dilihat. Bagaimana di Indonesia, bagaimana di Uni Emirat Arab, dan di Turki.

Pemerintah sempat gembar-gembor akan segera menyuntikkan vaksin pada Novembern 2020, tentu kabar ini membuat publik sempat geger, dan kemudian kembali diundur. Apakah vaksin yang didatangkan maksudnya ada Sinovac?

Boleh saja. Karena memang yang punya Uni Emirat Arab itu lebih dulu uji klinisnya dibandingkan Biofarma. Vaksinnya sama cuma dia diuji di Uni Emirat Arab. Selesainya bulan November dia. Jadi kalau kita mau pakai di Bulan November, bukan yang buatan Biofarma. Kita harus beli yang buatan Uni Emirat Arab atau yang dari Turki atau yang dari Brasil. Mereka memang selesainya November.

Kenapa tidak memakai vaksin Sinovac yang sedang uji klinis di Indonesia?

Bukan (vaksin yang uji klinis) di kita. Yang dari luar. Itu memang uji klinis fase III tidak boleh di satu tempat. Syaratnya begitu. Mesti di beberapa tempat dan hasilnya harus sama. Jadi nanti dilihat hasil di Indonesia, di Afrika, bagaimana. Itu hasilnya sama.

Jadi kalau umpamanya kita mendadak ada ledakan kasus, kita belum punya vaksin. Kita bisa beli vaksin yang punya Uni Emirat Arab. Tapi bukan sekarang. Mungkin November. Sekarang belum ada yang jadi. Amerika juga belum jadi.

Jadi kalau sudah selesai uji klinis dapat surat dari WHO, bahwa sudah selesai dan hasilnya bagus. Kalau WHO sudah bikin surat, siapapun bisa beli.

Jadi, misalnya uji klinis di Indonesia sudah selesai, vaksin itu tidak bisa serta-merta diedarkan? Harus dapat izin dari WHO?

Kalau Indonesia izinnya dari BPOM. Itu untuk dipakai di dalam negeri. Tapi kalau punya Indonesia mau dipakai di luar negeri, itu harus izin WHO.

Misalnya uji klinis di negara lain sudah selesai, lalu kita mau beli vaksin Sinovac dari negara lain. Apakah Vaksin Sinovac dari negara itu harus dapat izin dari WHO dulu?

Betul. Itu memang kesepakatan global begitu. Supaya vaksin ini mutunya terjamin. Jadi enggak bisa semua negara bisa seenaknya begitu. Dikontrol sama WHO.

Dikabarkan ada kasus kematian di negara lain akibat uji coba vaksin Corona. Sepengetahuan Anda apakah ini terkait Sinovac?

Yang meninggal itu di Korea Utara. Kalau di Inggris itu lumpuh. Tapi lumpuhnya itu bukan disebabkan oleh vaksin. Karena penyakit bawaan. Yang meninggal itu di Korea Utara. Mereka bikin vaksin sendiri. Korea Utara bikin vaksin sendiri. Dia pakai sendiri dan bukan punya Sinovac.

Ada macam-macam (vaksin). Yang sudah mau jadi itu ada 9 jenis vaksin. Ada yang berasal dari virus yang dimatikan, ada yang diambil dari fragmennya. Ada macam-macam. Tapi yang sudah masuk ke uji klinis fase III ada 9 jenis. Salah satunya Sinovac yang kerja sama dengan Biofarma. Jadi banyak yang bikin vaksin. Karena Biofarma juga baru selesai Maret lah.

Bisa dijelaskan ringkasan seperti apa tahapan uji klinis vaksin Sinovac ini?

Yang produksi kan Biofarma ya. Saya enggak punya wewenang. Karena itu tergantung bahan dasarnya. Sampai sekarang bahan dasarnya tidak ada. Orang rebutan. Amerika sudah beli 500 juta dosis. Inggris sudah beli bahannya.

Biofarma cuma kebagian 140 juta dosis, tapi yang baru ada 40 juta dosis. Jadi saya enggak yakin kapan dapatnya Biofarma. Jadi kalau kita ingin dapat vaksin cepat-cepat kita harus beli dari luar. Karena bahannya sangat susah dapatnya.

Untuk vaksin Sinovac asal Indonesia, uji klinis selesai di Januari?

Selesai Maret. Yang Januari itu yang 540 untuk emergency use.

Sekiranya berapa lama Indonesia akan memenuhi vaksin bagi seluruh rakyat?

Iya. Tapi enggak akan mungkin kita bisa memenuhi untuk seluruh Indonesia. Mungkin perlu beberapa tahun. (Diprediksi) 2 tahun lah.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio

Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio

Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
28 Februari Peringati Hari Penyakit Langka Sedunia, Begini Tujuan dan Cara Merayakannya

28 Februari Peringati Hari Penyakit Langka Sedunia, Begini Tujuan dan Cara Merayakannya

Hari Penyakit Langka Sedunia adalah sebuah gerakan global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan advokasi tentang penyakit langka.

Baca Selengkapnya
Menuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas

Menuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas

Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya