Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kasus Maybank, Bergerak Karena Korban Orang Tenar

Kasus Maybank, Bergerak Karena Korban Orang Tenar Winda Lunardi alias Winda Earl. ©2020 liputan6.com/Instagram/evos.earl

Merdeka.com - Memakai kemeja putih sambil didampingi tim kuasa hukum, Winda Lunardi menyambangi kantor Bareskrim Mabes Polri. Kedatangannya pada 5 November 2020, merupakan kali kedua. Tujuannya untuk mempertanyakan kelanjutan kasus pencurian duit tabungan diduga dilakukan Maybank. Kasus tersebut pun mendadak mencuat.

Laporan pertama kali dilakukan pada 8 Mei 2020 dengan Nomor LP/B/0239/V/2020/Bareskrim. Adapun terlapor adalah PT Bank Maybank Indonesia dan Kepala Cabang Bank Maybank Kebayoran Arcade berinisial AT. Winda dalam laporannya mengaku kehilangan duit sekitar Rp20 miliar.

Sejak Mei 2020, kasus seakan nyangkut. Pihak Winda belum mendapat kejelasan dari Polri. Termasuk dari kubu Maybank, dirinya tidak mendapat titik terang atas kasus dugaan pencurian duit tabungan miliknya dan sang ibu, Floletta. "Saya ingin secepatnya uang saya kembali," kata Winda saat di Gedung Bareskrim.

Permasalahan dimulai sejak 2014. Ketika itu Winda dibukakan tabungan oleh sang ayah, Herman Lunardi, di salah satu kantor cabang Maybank. Pembukaan tabungan itu untuk dipakai tabungan masa depan. Lalu pada 2015, ayah Winda, Herman Lunardi, mengirim uang sebanyak Rp5 miliar. Pengiriman dilakukan dalam dua kali transfer dengan jumlah yang sama. Dengan demikian jumlah uang yang ditransfer sebesar Rp10 miliar.

Perkembangan tabungan Winda dipantau lewat rekening koran yang rutin dikirim pihak bank. Tabungan Winda kemudian ditingkatkan. Ditambah secara bertahap oleh ayahnya. Hingga total tabungan di rekening mencapai sekitar Rp15.879.000.000.

Setelah secara rutin mendapatkan laporan rekening koran tersebut, Ibu Winda, Floletta juga ikut membuka buku tabungan pada 2016. Sang suami kemudian mentransfer uang sekitar Rp5 miliar ke rekening yang baru dibuka itu. Sehingga seluruh total yang di transfer dari 2015 dan 2016 untuk ibu dan anak ini mencapai Rp20.879.000.000.

Kuasa hukum Winda, Joey menyebut bahwa Maybank kala itu menjanjikan bunga menggiurkan. Atas hal itu pihak keluarga berkeyakinan untuk membuka tabungan. "Dengan adanya keyakinan untuk nabung di situ dengan adanya bunga sekitar 10 persen, sebagaimana yang disampaikan kepolisian juga," kata Joey kepada merdeka.com.

Kepolisian belakangan ini akhirnya mengangkat kasus dialami Winda. Polisi pun memeriksa saksi-saksi termasuk pihak Maybank. Di mana ada 33 saksi yang telah diperiksa termasuk 10 di antaranya pegawai Maybank.

Usut punya usut, AT bukan hanya dilaporkan di Mabes Polri. Pelaku pun dilaporkan kasus serupa di Polda Metro Jaya. Saat ini, AT tengah menjalani persidangan di Tangerang.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes, Polri Brigjen Awi Setiyono, mengaku kesulitan dalam memeriksa AT sebab tengah menjalani persidangan atas laporannya di Polda Metro Jaya. Kepolisian kini tengah meminta izin dari pengadilan.

Adapun kasus dialami Winda akhirnya mencuat, polisi tidak menampik bahwa korban merupakan sosok yang populer. Winda dikenal merupakan atlet e-Sport perempuan tingkat nasional. Kondisi ini membuat polisi merasa perlu membereskan kasus dugaan pencurian duit nasabah dilakukan Maybank lantaran permasalahan ini menjadi sorotan publik.

"Kasus ini (mencuat) karena memang di sini ada publik figure (Winda), sehingga mencuat kembali karena tadi beberapa media yang memberitakan hal tersebut tentunya menjadi hal menarik yang menarik terkait pemberitaan ini," kata Awi mengungkapkan.

Dalam kasus ini, Awi menjelaskan bahwa ayah Winda memang diajak pelaku AT untuk memindahkan tabungannya ke Maybank. Herman ditawari keuntungan 10 persen bila tabungan ditaruh di Maybank. Penelusuran polisi, antara pelaku AT dan Herman ternyata sudah lama kenal. Kondisi itu membuat korban mudah terpengaruh pelaku.

Tergiur tawaran manis, Herman mengajak anak dam istri untuk memindahkan tabungannya dari BCA ke Maybank. Alhasil, Floletta dan Winda pun tertarik. Apalagi mereka tak curiga karena Herman sendiri telah kenal dengan pelaku AT. Namun, kepercayaan itu justru dimanfaatkan pelaku untuk menguras seluruh isi dari tabungan Winda dan keluarga.

Awi juga menyebut bahwa pelaku bahwa sejak 2014 mulai melakukan beraksi. Pelaku AT memindahkan seluruh uang Winda dan keluarga ke rekening pribadinya. Pelaku juga memutar uang nasabah tersebut dengan mengirim ke sejumlah teman-temannya untuk investasi dan juga bisnis properti. Tak hanya itu, sebagian uang pun telah dibelinya berbagai kebutuhan hidup.

"Penyidik sudah menyita beberapa aset kendaraan, tanah, bangunan, tentunya ke depan tadi karena pekerjaan rumah kami untuk menelusuri ke mana lagi aliran dana tersebut," ucap Awi.

Pekan lalu kuasa hukum Maybank, Hotman Paris Hutapea, membeberkan kejadian versi kliennya dan menyebut ada delapan orang menerima aliran dana dari duit tabungan Winda. Salah satunya Herman, ayah Winda.

Menurut Hotman, kala itu Winda menyetorkan uang ke rekening Maybank miliknya pertama kali pada 27 Oktober 2014 senilai Rp2 miliar. Uang itu ditransfer dari rekening Herman. Sementara itu Floletta, menyetorkan uang pertama kali senilai Rp5 miliar. Uang juga ditransfer dari Herman. Total uang Winda dan Floletta mencapai Rp22 miliar lebih pada 2020.

Tak hanya itu, pelaku AT pun diketahui mengirimkan uang Rp6 miliar ke asuransi Prudential. Uang ini untuk membuka polis atas nama Winda. Namun, setelah tiga bulan setelah itu di cut dan uang sebesar Rp4 miliar dikembalikan ke rekening Herman. Dengan kejanggalan ini, Hotman meminta polisi memeriksa Winda dan Herman Lunardi untuk mengklarifikasi.

"Tapi, saya tidak mengatakan agar pemilik rekening ditetapkan tersangka, saya tidak mengatakan agar Herman Lunardi dibikin tersangka. Tapi memang keanehan terkait pemilik rekening harus tuntas dulu," tegasnya kala itu.

Atas dugaan keterlibatan ayah Winda, polisi menegaskan terbuka ruang buat siapa saja diperiksa dalam kasus ini. Semua harus ada pembuktian yang cukup yang saat ini didalami penyidik. Kepolisian tentu menerima masukan dan informasi apapun bentukan.

Adapun pernyataan Hotman selaku kuasa hukum Maybank soal dugaan keterlibatan Herman, polisi segera menelusuri informasi tersebut. Namun kembali lagi polisi saat ini terkendala karena AT hingga kini masih menjalani persidangan dan harus meminta izin pengadilan.

"Akan melakukan pemeriksaan tambahan terhadap tersangka A yang saat ini merupakan tahanan Kejaksaan Negeri Tangerang untuk mendapatkan keterangan terkait aset-aset yang telah dilakukan penyitaan oleh penyidik," kata Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helmy Santika kepada merdeka.com

Modus yang dipakai pelaku AT sudah sering terjadi. Polri meminta para nasabah lebih hati-hati dan tak perlu malu dan ragu untuk menanyakan tentang perbankan kepada pihak terkait.

Menurut Awi, biasanya di mana ada tawaran yang menggiurkan terbesit upaya penipuan ataupun kejahatan. Apalagi, Maybank yang tidak pernah memiliki produk tetapi menawarkan produk kepada nasabah.

Atas perbuatannya, pelaku AT diancam Pasal 3, 4, dan 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), dengan ancaman pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp10 miliar. Sedangkan Winda belum mendapat titik terang tentang duitnya dari pihak Maybank.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pria Ini Menangis Usai Dapati Uang Tabungannya Dimakan Rayap, Begini Penampakannya

Pria Ini Menangis Usai Dapati Uang Tabungannya Dimakan Rayap, Begini Penampakannya

Kejadian tersebut mencuri perhatian. Banyak warganet yang mengatakan jika uang tersebut masih bisa ditukar ke bank.

Baca Selengkapnya
Nekat Tinggalkan Jabatan Mentereng di Bank, Pria Tulungagung Ini Pilih Buka Bisnis Cukur Rambut

Nekat Tinggalkan Jabatan Mentereng di Bank, Pria Tulungagung Ini Pilih Buka Bisnis Cukur Rambut

Sesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya

Baca Selengkapnya
Mayat dengan Kondisi Tangan dan Kaki Terikat Ditemukan di OKU Timur, Diduga Korban Pembunuhan

Mayat dengan Kondisi Tangan dan Kaki Terikat Ditemukan di OKU Timur, Diduga Korban Pembunuhan

Polisi menduga pria itu tewas akibat pembunuhan dan sengaja dibuang ke sungai.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang

Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang

Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.

Baca Selengkapnya
Pimpinan Bank Pelat Merah Bobol Uang Rp7,7 M, Cairkan Klaim Asuransi Debitur yang Sudah Meninggal

Pimpinan Bank Pelat Merah Bobol Uang Rp7,7 M, Cairkan Klaim Asuransi Debitur yang Sudah Meninggal

JPU menjelaskan terdakwa menyalahgunakan dana klaim asuransi atas debitur yang sudah meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Perempuan Muda Asal Nganjuk Ini Bersikeras Jadi Petani, Beli Sawah Pakai Uang Tabungan Kini Omzetnya Puluhan Juta per Hari

Perempuan Muda Asal Nganjuk Ini Bersikeras Jadi Petani, Beli Sawah Pakai Uang Tabungan Kini Omzetnya Puluhan Juta per Hari

Sejak lulus SMK, ia merantau ke kota besar agar bisa menabung dari penghasilannya

Baca Selengkapnya
Sebar Video Syur Pegawai Bank, Dua Pemuda Ditangkap Polisi

Sebar Video Syur Pegawai Bank, Dua Pemuda Ditangkap Polisi

Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.

Baca Selengkapnya
5 Fakta di Balik Kebakaran Hebat Pasar Ngawen Blora, Kerugian Capai Rp30,6 Miliar

5 Fakta di Balik Kebakaran Hebat Pasar Ngawen Blora, Kerugian Capai Rp30,6 Miliar

Diduga banyak pedagang pasar yang masih punya utang di bank.

Baca Selengkapnya
Seorang Ustaz Dikeroyok, Warga Pandeglang Sweeping Pegawai Bank Keliling

Seorang Ustaz Dikeroyok, Warga Pandeglang Sweeping Pegawai Bank Keliling

Peristiwa pengeroyokan menimpa Muhyi yang diketahui merupakan ustaz memicu kemarahan warga Pandeglang dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya