Karir politik Agus bisa pengaruhi sikap perwira muda
Merdeka.com - "Sampai kapanpun jiwa saya seorang prajurit," ujar pria 38 tahun itu dengan suara lantang.
Agus Harimurti Yudhoyono telah menentukan sikap, meninggalkan karirnya yang cemerlang di dinas ketentaraan. Putra sulung Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu mendaftar sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.
Sebelum mundur, Agus Harimurti Yudhoyono berpangkat Mayor Infanteri dan menjabat posisi Danyonif Mekanis 203/Arya Kemuning.
Saat menggelar jumpa pers di Cibubur, Jawa Barat, pada 3 Oktober lalu, Agus mengaku awalnya berat memenuhi keinginan koalisi partai politik lingkaran ayahnya menjelang Pilgub DKI.
Namun dia tidak pernah menyesali keputusannya terlibat politik praktis. Agus membantah selentingan di sosial media bahwa karir militernya mentok karena menderita sakit. "Bukan karena saya frustasi tidak berkembang di tentara lalu lompat pagar. Saya cukup punya prospek baik di militer."
Keterlibatan Agus merupakan salah satu momen penting yang diramal mengubah konstelasi politik di internal militer Indonesia. TNI memang tidak boleh berpolitik praktis. Agus pun sudah membuktikannya dengan segera mengundurkan diri.
Namun sulit ditampik bila perwira muda seangkatan Agus pelan-pelan akan tertarik menjajal karir menjadi politikus. Analisis ini dilontarkan Muradi, pengamat militer Universitas Padjajaran.
Muradi meyakini Agus adalah figur sentral angkatan 2000 di Akademi Militer. Terbuka kemungkinan teman-teman seangkatannya beralih orientasi jika peruntungan Agus Harimurti di dunia politik praktis sukses.
"Ini akan ada gerbong Agus," ujarnya. Fenomena melibatkan teman seangkatan menjadi tim sukses bukan barang baru bagi perwira TNI yang memutuskan berpolitik praktis.
Muradi menyatakan ketika Prabowo Subianto diberhentikan dari dinas militer, beberapa tentara yang dia kenal baik, khususnya yang seangkatan, akhirnya diajak masuk Partai Gerindra.
Pandangan lain disampaikan Anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya. Jumlah perwira menengah di lingkungan TNI sudah terlalu banyak. Sangat wajar sebetulnya jika akan ada perwira yang kesulitan meraih jabatan tertinggi di tiap-tiap matra.
Apalagi, Tantowi mengingatkan bahwa prajurit yang ingin mencapai pangkat Kolonel bisa hanya mengandalkan kinerja. Sedamglam jika ingin berpangkat perwira tinggi, itu sudah masuk ranah politis. Bujukan berpolitik praktis rentan dialami perwira-perwira seangkatan Agus.
"Karena menjadi pejabat tinggi adalah posisi politik, ada variabel lain yang harus diperhatikan perwira menengah," kata Tantowi.
Prabowo silaturahmi bersama Purnawirawan TNI (c) 2014 Merdeka.com/Dwi NarwokoDi lain pihak, Ketua Komisi I DPR, Abdul Haris Almasyhari, menilai majunya Agus sebagai Cagub DKI justru harus dianggap preseden bagus. Dia merasa masyarakat tak perlu alergi dengan tentara yang memilih pensiun muda untuk mengejar karir di bidang politik.
Toh sebelum Agus sudah ada sosok Yoyok Riyo Sudibyo, mantan Danramil 03 Tanjung Priok, yang memutuskan pensiun pada 2006 untuk mengurus bisnis garmen. Yoyok lalu terpilih sebagai Bupati Batang, Jawa Tengah pada 2011. Yoyok adalah lulusan Akademi Militer 1994 yang malang melintang sebagai intel di Papua.
"Intinya, boleh mengikuti jejak Agus tapi harus mengundurkan diri," kata Haris.
Baca juga Liputan Khusus merdeka.com untuk isu profesionalitas TNI:
Komisi I minta pemerintah bentuk aturan soal TNI selain berperangPurnawirawan sebut peran TNI sudah melenceng dari undang-undang4 Anggota TNI AU menjadi santri dan korban Dimas Kanjeng38 Kasus hukum prajurit TNI di Sulawesi penyelesaiannya tak jelasPengerahan TNI bikin lawan 'keder' & Jabar juara umum PON 2016Panglima TNI didemo mahasiswa, tuntut setop kekerasan militerPukuli atlet, anggota TNI hanya diberi sanksi teguran11 Anggota TNI terbukti terima sogokan buat loloskan calon siswaWarga Kebumen jadi korban pecahan mortir saat latihan TNI
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Timses 02: Anak Muda Tentukan Kemajuan Bangsa, Jangan Golput
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Azanil Kelana mengatakan, masa depan Indonesia berada di tangan anak-anak muda.
Baca SelengkapnyaTidak Terpengaruh Survei, Kaum Muda Banten Optimis Kemenangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024
Gardu Ganjar dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaIbu ini Sukses Besarkan 3 Anak Laki-Laki jadi Abdi Negara, Dua Jenderal TNI Polri, Satu Perwira Polisi
Ini sosok di balik suksesnya tiga perwira TNI-Polri saat ini hingga mampu menjabat posisi strategis. Siapa orangnya?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya
Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnies Sulit Terobos 'Kandang Banteng'?
Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, ada dua hal yang membuat AMIN tidak melakukan kampanye di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAnies Minta Anak Muda Tak Apatis Politik, Cerita Dukung Bima Arya-Ridwan Kamil
Terjadi fenomena orang tidak bermasalah, justru dipermasalahkan saat terjun ke dunia politik.
Baca SelengkapnyaDitanya Maju Pilgub DKI 2024, Anies: Kita Lagi Fokus Tuntaskan Amanah Jutaan Orang
Aziz menyebut partainya terbuka untuk melakukan komunikasi dan penjajakan koalisi dengan partai politik (parpol) manapun.
Baca SelengkapnyaBegini Reaksi Surya Paloh Ditanya Pilih Ahmad Sahroni atau Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta
Nama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya