Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jubir Penanganan Covid-19: Semua Data dari Saya

Jubir Penanganan Covid-19: Semua Data dari Saya Jubir Pemerintah Achmad Yurianto. ©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Perbedaan data pasien positif Corona virus Disease (Covid-19) seolah menunjukkan tidak ada sinkronisasi di dalam pemerintahan. Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) bahkan merasa bahwa jumlah disampaikan juru bicara resmi pemerintah tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

Kondisi ini tentu membuat tensi dua pihak ini tampak bersinggungan. Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19, dr Achmad Yurianto, sampai mempertanyakan dari mana hasil didapat dari BNPB terkait jumlah pasien positif.

Anak buah Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto ini juga mengeluhkan masyarakat masih mengucilkan para tim medis. Untuk itu, dia menegaskan akan menjaga privasi para pasien demi keamanan mereka.

Berikut petikan wawancara Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, ini dengan jurnalis merdeka.com Rifa Yusya Adilah pada Rabu, 8 April 2020:

Di Indonesia menggunakan metode test apa sampai akhirnya masuk ke data resmi pemerintah terkait jumlah pasien positif covid-19?

Kita menggunakan rapid test antobodi itu hanya untuk penyaringan saja. Kan kita tidak pernah diagnosa menggunakan rapid test antibodi. Makanya yang diumumkan itu yg antigen kan, yaitu hasil dari PCR (Polymerase Chain Reaction/tes swab).

Tidak pernah saya umumkan yang antibodi. Karena saya laporan ke WHO juga menggunakan PCR. WHO tidak akan terima laporan yang antibodi. Wong akurasinya juga tidak tinggi. Memang aturannya begitu.

pemkot tangerang gelar swab test untuk odp

Pemkot Tangerang gelar swab test untuk ODP Liputan6.com/Angga Yuniar

BNPB sudah blak-blakan menyebut bahwa jumlah data pasien positif corona tidak sesuai. Apa yang mendasari masalah pendataan ini?

Kenapa kamu tidak tanya ke BNPB? Bukan tanya ke saya. Kan saya tidak tahu data yang dia (BNPB) miliki data apa. Orang semua data dari saya. Kalau dia bikin data sendiri ya saya tidak tahu. Kalau kemudian data rapid test antibodi dengan antigen PCR dijadikan satu ya tidak akan sama dengan data saya.

Kalau yang saya laporkan itu kan PCR. kemudian mereka melaporkan PCR dengan rapid test dijadikan satu tidak akan sama kan. Kalau hanya diambil positifnya. Loh ini positif dari apa? Positif dari PCR atau positif dari antibodi (Rapid test)? Jangan dilihat positifnya doang. Jangan cuma positif doang. Jangan-jangan positif hamil pun dimasukkan.

Bagaimana penjelasan Anda terkait penyataan kepala pusat data BNPB yang mengatakan bahwa data dari kemenkes terbatas?

Kok kamu tanya saya? Yang dimaksud terbatas tuh terbatas apanya? Yang pasti saya tidak akan umumkan di koran, saya lempar-lempar di jalan, atau saya tulis di trotoar kan.

Terbatas apanya? Kalau kemudian dia (BNPB) mau tarik data, alamat, ya tidak saya kasih lah itu kan rahasia pasien.

IDI menginginkan saja data pasien dibuka saja agar mudah melacak (tracing) lingkungan. Apa yang dilakukan pemerintah untuk ini?

Ya biarin saja mereka mau bilang apa. Yang dari masalah, begitu dari laboratorium hasilnya positif kan dikembalikan ke rumah sakit. Dari rumah sakit kan tahu alamatnya, rumahnya. Itu lah yang di kasih ke dinas kesehatan untuk tracing.

Apa saya harus umumkan? Nama ini, alamat ini, sakit ini? Oh, langsung masuk penjara saya. Undang-undang bilang tidak boleh. Kalau tracing kan yang tahu rumah sakit dan dinas. Kalau dinas tidak tahu nama dan alamatnya bagaimana mau tracing.

Tapi apa data yang ada di dinas harus dibuka ke masyarakat? Apa masyarakat ramai-ramai mau tracing. Wong perawat saja diusir sama masyarakat.

Menjaga data pasien alasannya untuk privasi atau agar tidak pasien mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di lingkungannya?

Bukan menjaga privasi tapi ini menjalankan aturan undang-undang. Mau nyaman tidak nyaman, kalau ini aturan undang-undang bisa dituntut saya.

Aturannya memang begitu. Bukan masalah nyaman atau tidak nyaman. Ini masalah undang-undang. Kalau datanya tidak ada, mana mungkin bisa tracing.

Apakah tujuan menjaga privasi data pasien positif corona sebagai upaya menghindari kepanikan masyarakat?

Kepanikan, siapa yang panik? Ini undang-undang. Tidak usah dibawa panik enggak panik. Orang sakit biasa saja tidak saya buka kok, apa saya pernah mengumumkan si A alamatnya ini sakit diabetes? Kan tidak boleh.

Ini masalahnya undang-undang, ini aturan. Jangankan sakit covid, sakit diabetes, hipertensi, saya tidak boleh mengumumkan. Bahkan bila si A, alamatnya di sini sakitnya bisulan. Itu saja tidak boleh.

rs pertamina jaya

Petugas medis RS Pertamina Jaya 2020 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Selain soal pendataan, apa saja yang sedang difokuskan Kementerian Kesehatan dalam menghadapi wabah pandemi corona seperti ini?

Ya yang diutamakan jangan sampai ada penularan lagi. Kalau 270 juta sakit semua mau dirawat di mana? Yang paling penting kan itu.

Press release saya tadi kan yang saya omongin pertama kali, penyebaran dan penularannya dihentikan. Kamu bisa bayangkan enggak kalau 270 juta jiwa sakit semua? Mau menaruh di mana. Yang rawat siapa? Mau pasang infus sendiri-sendiri?

Terkait masalah pendataan pasien corona, sampai muncul situs laporcovid19.org. Apakah ini bagian dari tim Anda dan hasilnya bisa dipercaya?

Saya tidak pernah bikin itu. Website resminya gugus tugas adalah covid19.co.id. selain itu bukan buatan gugus tugas. Mana ada institusi pemerintah pakai dot org. Kalau websitenya bukan punya pemerintah masa dipercaya sih.

(mdk/ang)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diduga Mark Up Anggaran APD Covid-19, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan Ditahan
Diduga Mark Up Anggaran APD Covid-19, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan Ditahan

Kejati Sumut menahan dua tersangka korupsi pengadaan sarana, prasarana bahan, dan alat pendukung Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut pada tahun anggaran 2020.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Cerita Anies saat Tangani Pandemi Covid-19, Terapkan PSBB Lindungi Warga Malah Dimarahi Pusat
Cerita Anies saat Tangani Pandemi Covid-19, Terapkan PSBB Lindungi Warga Malah Dimarahi Pusat

Saat itu Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya