Merdeka.com - Nama mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo moncer di sejumlah hasil survei capres cawapres yang dilakukan berbagai lembaga survei di tanah air. Nama Jenderal Gatot banyak dipilih masyarakat dalam survei buat menjadi capres atau cawapres.

Bahkan, sejumlah partai politik sudah terang-terangan melirik dan mengakui Jenderal Gatot bisa menjadi calon potensial. Sebut saja Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Bagaimana tanggapan Jenderal Gatot atas itu? Berikut petikan wawancara dengan Jenderal Gatot Nurmantyo di Singapura, Senin (5/3) lalu. Di Singapura, merdeka.com berkesempatan meliput kegiatan mantan Kasad itu saat menerima penghargaan Darjah Utama Bakti Cemerlang (Tentera) atau Distinguished Service Order (Military) dari pemerintah Singapura.

Nama Anda disebut-sebut bisa menjadi calon potensial di Pilpres 2019, apa tanggapan Anda?

Saya terima kasih saja disurvei, tapi ingat saya masih prajurit TNI dan sebagai prajurit TNI dalam kata-kata berjuang tak pernah ada akhirnya, kecuali sudah mayat di kalang tanah. Jadi kapan pun jika negara memanggil saya siap berjuang. Sama-sama pasukan pun saya siap, apalagi dengan yang lainnya. Jadi kalau bicara soal politik praktis saya sekarang TNI enggak boleh bicara politik praktis.

April Anda pensiun dari TNI, ada niatan bergabung ke parpol?

Ya saya katakan sekarang ini saya enggak boleh ke partai manapun juga kan. Tawaran ada, saya katakan terima kasih. Sebagai prajurit saya siap berjuang dimanapun juga.

Artinya tidak menutup kemungkinan Anda akan masuk parpol atau maju di 2019?

Ya saya katakan berjuang kan dalam berbagai bentuk kan. Wartawan berjuang mencari informasi kemudian dibagikan kepada masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih cerdas, masyarakat lebih paham, kan gitu.

Sudah ada parpol yang mengajak Anda bergabung?

Ya kalau mengajak gabung ada saja.

Saat bertemu Perdana Menteri Singapura sempat membicarakan soal Pilpres RI?

Beliau enggak sempat singung itu, hanya (bicarakan) hubungan dua negara saja.

Sebulan jelang pensiun kegiatan apa saja?

Saya banyak dimintai memberikan kuliah di beberapa universitas, kemudian beberapa tempat juga diminta, ormas-ormas juga minta sharing, dan ini sudah saya lakukan sejak saya Pangkostrad, sejak 10 Maret 2014. Saya berkeliling lebih banyak saat saya jadi Pangkostrad dari pada sekarang ini. (Kalau sekarang) dimaknai orang lain.

Saat ini apa ada keinginan untuk ikut Pilpres 2019 dalam diri Anda?

Sekarang ini saya sebagai prajurit adanya untuk mengamankan semuanya itu.

Hasil survei nama Anda moncer buat maju di Pilpres, tak tertarik?

Saya hanya ucapkan terima kasih ke masyarakat yang disurvei dan memilih nama saya. Saya ucapkan terima kasih hehehe.

Bicara soal kondisi keamanan Tanah Air, bagaimana pandangan Anda terhadap maraknya penyerangan ulama yang dilakukan orang gila?

Ini kan semua sekarang sudah selesai, kemudian Kapolri sudah menyatakan Kepolisian Republik Indonesia terlalu cepat menyampaikan dan meminta maaf dan sekarang semuanya diproses dan sudah secara profesional dites secara psikologi semuanya. Ini adalah suatu langkah yang bagus. Yang paling penting adalah isu ini jangan dibesar-besarkan, tetapi ini semua sudah bisa diredam dan jangan terpancing pada isu-isu yang bisa buat kita semua marah.

Saya ingatkan bahwa rakyat Indonesia adalah keturunan patriot, keturunan kesatria, siapa pun dia, laki-laki atau perempuan dia enggak takut mati apabila jati dirinya terusik. Nah ini yang harus kita jaga apalagi kita masih dalam proses, sedang proses pilkada serentak 171 (Pilkada). Kadang-kadang kita harus peka terhadap ini karena kadang isu-isu ini juga bisa dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggungjawab atau ingin menang dengan segala cara. Ini harus kita semua sadari dan kepolisian juga sudah menangkap. Indonesia jangan dibuat marah, orang Indonesia kalau marah enggak takut mati. Jadi benar-benar semuanya harus saling meredam sehingga semuanya menjadi tenang.

Anda mendapat penghargaan dari Pemerintah Singapura. Selain bertemu dengan Panglima, Menhan dan Presiden, Anda juga melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura. Apa yang dibahas?

Beliau (PM Singapura) menanyakan kepada saya bagaimana tentang ASEAN dengan perkembangan seperti sekarang Laut China Selatan, Semenanjung Korea, harus berpihak kemana? Saya sampaikan pemerintah Indonesia dalam pergaulan internasional itu nonblok. Kemudian Indonesia berusaha untuk selalu mewujudkan ASEAN kondusif dan tak melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa membuat eskalasi meningkat atau tak kondusif.

Mengapa demikian? Karena Indonesia, Singapura dan negara-negara ASEAN adalah tempat dimana lokasi itu lebih dikenal sebagai 'the winning region' yakni negara-negara yang saat ini dan lima tahun lalu pertumbuhan ekonominya 5 persen ke atas. Jadi pusat perekonomian dunia sebenarnya ada di negara-negara ASEAN. Termasuk AS, Jepang dan Australia pun melihatnya ke indo pasifik. Dengan demikian wilayah ini harus dalam kondisi kondusif sehingga ekonomi bisa berputar.

Apa yang Anda sampaikan dan sarankan?

Terus bagaimana dengan Singapura kan wilayahnya tak begitu besar? Saya sampaikan bahwa persaingan global sekarang ini tak melihat negara itu besar tapi siapa yang inovatif dan cepat mengantisipasi perkembangan maka dia akan jadi pemenang. Tak ada satu negara pun yang tak saling tergantung. Indonesia pun saling tergantung dengan Singapura dan negara-negara lain. Saya juga terima kasih investasi negara-negara lain ke Filipina sama jumlahnya dengan investasi Singapura ke Indonesia. Jadi investasi semua negara ke Filipina jika digabungkan hampir sama dengan jumlah investasi Singapura ke Indonesia.

Nah ini kan merupakan kepercayaan publik karena di Singapura ini kan hampir semua perwakilan-perwakilan perusahaan-perusahaan besar kan ada. Jadi kalau Singapura sebagai negara tetangga berani berinvestasi besar, negara-negara lain pun sama, dan kita perlu investasi ini. Ini saya terima kasih.

Lalu bagaimana prospek hubungan TNI dengan tentara Singapura ke depan?

Saya katakan bahwa sejak beberapa waktu lalu saya memimpin dan Jenderal Perry Lim (Panglima Angkatan Bersenjata Singapura, Letnan Jenderal Perry Lim) memimpin, kita manfaatkan dengan kunjungan bilateral, pendidikan, pertukaran, itu mulai dari perwira junior dari berbagai korps. Jadi saat mereka menjabat mereka sudah familiar. Inilah diplomasi militer yang ikut membuat suasana kondusif. Demikian juga soal teroris sejak saya menjabat, saya buka latihan tentang teroris karena teroris ini kan sekarang global, sehingga negara satu dan lainnya saling ketergantungan dan perlu kecepatan tinggi koordinasi buat menangani teroris.