Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jasa dan jasad Tan Malaka dikubur bersama

Jasa dan jasad Tan Malaka dikubur bersama Lokasi diduga makam Tan Malaka. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejak ditemukan pada tahun 2009 lalu di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, wilayah Kediri, Jawa Timur, makam Sutan Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka tak pernah mendapat tempat terhormat. Sebagai seorang pahlawan nasional, Tan Malaka dilupakan jasanya oleh negara. Cap kiri atau komunis menjadikan pucuk penghulu (raja) di Nagari Pandam Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat seolah penjahat.

Kritik ini disampaikan oleh Yudilfan Habib Datuk Monti selaku Pegiat Tan Malaka Institute (TMI). Menurutnya, negara telah melupakan jasa besar Tan Malaka, pejuang besar di Republik ini. Jasa dan pemikiran Tan Malaka seolah dihapus dari ingatan bangsa ini dan hanya dipelajari di 'bawah tanah'. Jasa dan jasad Tan Malaka dikubur di liang lahat.

"Pemerintah Pusat terkesan mengkabur-kuburkan siapa Tan Malaka. Malu kita makam Tan Malaka justru ditemukan sejarawan asing. Pemerintah pusat berlagak seolah tidak tahu, Pemerintah Kediri terkesan melarang kunjungan ke makam. Awal kami ke makam Tan Malaka di Selopanggung, Pemerintah Daerah Kediri terkesan sinis," ujar Yudilfan Habib kepada merdeka.com, Sabtu (14/1).

Menurut Yudilfan, negara harus meluruskan sejarah Tan Malaka. Bapak Republik Indonesia itu dianggap musuh negara dengan cap komunis. Tak heran, berbagai diskusi terkait Tan Malaka selalu dilarang di negara ini.

"Harus diluruskan persoalan Tan Malaka. Pemerintah juga harus memberikan kompensasi. Saya lihat tidak ada sentuhan dari pemerintah. Kita ingat betul bagaimana sinisnya Pemkab Kediri saat pembongkaran makam tahun 2009 silam," ujarnya geram.

Dalam bukunya 'Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia', sejarawan Belanda Harry A Poeze menjelaskan, rangkaian peristiwa menjelang kematian Tan Malaka yang ditembak di dekat Sungai Brantas, Jawa Timur. Penemu makam Tan Malaka itu mengaku baru mengetahui bahwa Tan Malaka dibunuh di Kediri pada tahun 1990.

Itu setelah Poeze meneliti jejak Tan Malaka di daerah Kediri, Jawa Timur. Pada tahun itu, Harry Poeze menemukan fakta bahwa Tan Malaka ditembak oleh Soekotjo di Desa Selopanggung, di Lereng Gunung Wilis, Kediri, Jawa Timur, pada 21 Februari 1949.

"Sesudah Tan Malaka ditembak, ada perjanjian antara Soekotjo dan Brigade Surachmad untuk merahasiakan kematian Tan Malaka karena takut pengikut Murba dendam," ujar Harry.

Meskipun Harry berhasil mengungkapkan penembak Tan Malaka, namun dirinya belum mengidentifikasi kapan Tan Malaka dikuburkan. Di buku jilid keempat itu, Harry Poeze menambahkan pembahasan khusus mengenai proses pencarian makam Tan Malaka di Selopanggung. Data dari kepolisian Hindia Belanda dan keterangan beberapa saksi mengantarkan pada keyakinan bahwa jasad yang dikubur itu memang Tan Malaka.

Namun kini keluarga ahli waris Tan Malaka dan adat sudah sepakat untuk memboyong kerangka Tan Malaka ke kampung halaman di Pandam Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Sabtu (14/1) kemarin, ahli waris, ninik mamak Kelarasan Bungo Satangkai Suliki, melakukan acara majelis beradat pelepasan Delegasi Menjemput Jasad Ibrahim Datuk Tan Malaka Rajo Adat Kelarasan Bungo Satangkai Suliki. Pelepasan dimulai dengan pelaksanaan upacara di Talempong Batu Talang Anau. Kemudian dilanjutkan prosesi Naik ke Balai Bungo Satangkai dan apel delegasi di rumah gadang Tan Malaka Pandam Gadang.

142 Niniak mamak (pemimpin adat) di Kelarasan Bungo Setangkai berkumpul di rumah gadang Tan Malaka. Dalam upacara adat ini, pemimpin adat mendelegasikan beberapa pihak untuk menjemput raja mereka. Tan Malaka yang dijuluki sebagai Bapak Republik adalah pucuk penghulu (raja) di kampungnya, Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.

"Posisi Tan Malaka sangatlah vital dan penting bagi kaumnya sendiri. Di wilayah adat dia membawahi 142 niniak mamak atau kaum, di Kelarasan Bungo Setangkai (tiga nagari: Pandam Gadang, Suliki, dan Kurai). Adatnya dari Agam, mainan urang Limapuluh Kota," kata Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan kepada merdeka.com.

Menurut Ferizal Ridwan upacara adat merupakan prosesi sakral karena Ibrahim Datuk Tan Malaka, adalah Raja Keselarasan Bungo Setangkai. Dalam prosesi adat, maka 142 niniak mamak tersebut mendelegasikan kepada Pemkab 50 Kota, Tan Malaka Institute (TMI) dan YPP PDRI untuk menjemput jenazah Tan Malaka di Kediri.

Setelah pelepasan adat, tim yang diberi mandat bakal melakukan pembongkaran kuburan Tan Malaka di Kediri untuk kemudian dibawa ke kampung halaman di Pandam Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota. Pembongkaran akan dilakukan pada 21 Februari yang diyakini tanggal dibunuhnya raja adat itu.

Kerangka akan langsung dibawa dengan jalur udara untuk kemudian dituntaskan prosesi baik secara agama maupun adat di Pandam gadang. Setelah itu baru dikebumikan.

"Yang akan diarak nanti hanya replika atau simbol saja. Kalau kerangka asli akan segera dikebumikan. Begitu aturan syariat dan adatnya," ujar Yudilfan Habib.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
6 Hal yang Tanpa Disangka Bisa Jadi Penyebab Munculnya Bau Badan

6 Hal yang Tanpa Disangka Bisa Jadi Penyebab Munculnya Bau Badan

Munculnya bau badan merupakan persoalan yang sering dialami oleh banyak orang dan bisa mengganggu kepercayaan diri serta interaksi sosial.

Baca Selengkapnya
Mengenal D915, Jalur Paling Berbahaya dan Mematikan di Dunia

Mengenal D915, Jalur Paling Berbahaya dan Mematikan di Dunia

Mengenal D915, jalanan paling berbahaya di dunia dengan banyaknya tikungan tajam dan belokan yang mematikan.

Baca Selengkapnya
Pasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya

Pasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya

Di sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus

Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus

Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus

Baca Selengkapnya
80 Contoh Pantun Jenaka Lucu Bikin Ngakak, Hibur Waktu Luang

80 Contoh Pantun Jenaka Lucu Bikin Ngakak, Hibur Waktu Luang

Pantun jenaka lucu mampu menghadirkan suasana santai dan ceria di tengah-tengah interaksi sosial.

Baca Selengkapnya
40 Kata Sindiran Halus, Tetap Menohok dan Jadi Ungkapan Jenaka khusus Buat Orang yang Bikin Jengkel

40 Kata Sindiran Halus, Tetap Menohok dan Jadi Ungkapan Jenaka khusus Buat Orang yang Bikin Jengkel

Kata sindiran halus namun menohok menjadi salah satu cara mengungkapkan rasa tak suka secara tidak langsung pada seseorang yang menjengkelkan.

Baca Selengkapnya
70 Pantun Lucu Bahasa Jawa yang Kocak dan Bikin Ngakak, Punya Makna yang Dalam

70 Pantun Lucu Bahasa Jawa yang Kocak dan Bikin Ngakak, Punya Makna yang Dalam

Merdeka.com merangkum informasi tentang 70 pantun lucu bahasa Jawa yang kocak dan bikin ngakak, serta punya makna yang mendalam.

Baca Selengkapnya
500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam

500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam

Menamai anak dengan bahasa Jawa yang bermakna indah bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda.

Baca Selengkapnya
Candaan 'Istrimu Mantanku' Berujung Maut, Pria di Pagaralam Ajak Kakak Bunuh Teman

Candaan 'Istrimu Mantanku' Berujung Maut, Pria di Pagaralam Ajak Kakak Bunuh Teman

Candaan 'istrimu mantanku' membuat DN (23) gelap mata. Bersama kakak kandungnya, DA (29), dia nekat membunuh temannya sendiri, PR (23).

Baca Selengkapnya