Jaguar Setya Novanto dan kisah profesor doyan perempuan
Merdeka.com - Baru saja Ketua DPR Setya Novanto jadi obyek pembicaraan negatif di sosial media. Banyak orang mengkritik bahkan mencela tokoh Partai Golkar itu lantaran menggunakan mobil Jaguar dengan nomor polisi RI 6. Plat nomor polisi itu diambil dari mobil dinasnya yang sedang rusak. Melalui sopirnya, Setnov mengakui, Jaguar itu mobil anaknya.
Orang-orang tidak peduli dengan pembelaan Setnov. Sebab, mobil dinas rusak atau tidak, tidak sepantasnya ketua DPR mempertontonkan kemewahan di tengah ekonomi sulit seperti saat ini. Jadi, mobil itu milik Senov atau milik anaknya, juga bukan pokok masalahnya. Toh, sama-sama milik keluarga Setnov.
Cercaan kepada Setnov gagar-gara memakai mobil Jaguar mengingatkan saya pada perdebatan para guru besar UGM saat hendak menganugerahi gelar doktor hanoris causa kepada seorang menteri terkenal pada zaman Orde Baru. Tidak ada perdebatan sengit, namun materi pembicaranya sangat mengusik.
Saat itu, di hadapan para koleganya, seorang laki-laki guru besar dari Fakultas Sastra menolak rencana UGM memberi gelar doktor honoris causa kepada menteri tersebut. Bukan soal intelektualitasnya, juga bukan karena kepemimpinannya dalam menggerakkan pembangunan ekonomi nasional.
“Saya tidak setuju beliau dapat gelar terhormat dari universitas ini,” kata profesor itu membuat para profesor lain termangu dan menunggu penjelasan berikutnya. “Beliau itu pacarnya banyak, doyan perempuan,” tegasnya. Para hadirin terhenyak, kaget, lalu ketawa kecut.
Seorang guru besar perempuan segera angkat bicara. Dengan mimik serius dia menunjukkan keherannya. Maklum, sebagai sesama pengajar di Fakultas Sastra, dia tahu banyak tentang koleganya, termasuk kelakuannya. “Bukannya Pak K…. juga punya pacar banyak,” katanya, tak kuasa menyebut doyan perempuan.
Yang ditanya tidak mengelak. Dengan terkekeh dia mengakui tuduhan koleganya. “He he he.. Kurang lebih samalah dengan menteri itu,” katanya. “Bedanya, kalau menteri itu memakai uang negara, saya memakai uang sendiri.”
Bergemuruhlah ruangan rapat senat guru besar. Para guru besar itu tertawa lepas, sekaligus mengakui kebenaran pernyataan Prof K tadi. Perdebatan pun dilanjutkan.
Sesungguhnya, tidak ada larangan orang untuk kaya. Tidak ada ajaran agama atau nilai-nilai Pancasila yang mencegah orang menjadi kaya. Yang jadi masalah adalah bagaimana kekayaan itu diperoleh: mencuri atau kerja keras dengan pikiran dan tangan sendiri.
Jika Anda mencuri harta seseorang, maka yang dirugikan hanya orang yang dicuri hartanya itu. Tapi juga Anda mencuri uang negara, maka seluruh rakyat dirugikan. Itulah korupsi. Yang dirugikan pun berhak mengecam ramai-ramai jika itu terjadi.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaModus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Baca SelengkapnyaBerikut sosok teman satu angkatan Panglima TNI sekaligus sebagai lulusan terbaik Akmil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah seorang ojol perempuan yang tiba-tiba rindu kuliah saat ngetem di kampusnya mendapat banyak sorotan warganet.
Baca Selengkapnya"Tadi malam sekitar pukul 21.00 Wib, saya diterima beliau di kediaman, dan belajar cepat, karena beliau dengan bersemangat," kata AHY
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaBerikut potret lawas ayah Jenderal Agus Subiyanto yang berpangkat Serka TNI.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaMenjadi anak tunggal bukan alasan dirinya mudah menggapai kesuksesan.
Baca Selengkapnya