Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diecer Rp 5 ribu, cuma dapat 11 cabai rawit

Diecer Rp 5 ribu, cuma dapat 11 cabai rawit jelang puasa cabe rawit merah dan daging naik. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Kenaikan harga cabai rawit yang mencapai Rp 100 ribu lebih membuat konsumen konsumen teriak. Mereka tidak menduga awal tahun disambut dengan harga cabai rawit yang naik drastis. Padahal cabai rawit merupakan bahan pangan penting untuk masakan. Terlebih lagi bagi pedagang-pedagang yang pelengkapnya adalah sambal.

Iman (35), tukang pecel di kawasan Tebet mengungkap dengan kenaikan harga tersebut dirinya lebih memilih memperbanyak tomat dalam sambalnya. Sebab jika tidak begitu cabai yang diperlukan lumayan banyak. Sejak harga naik, dia hanya menghabiskan sekitar 1 kg cabai. Sebelumnya lebih dari angka tersebut digunakan dengan dua hingga tiga kali ulek.

Menurutnya, belum ada pelanggan yang komplain atas sambalnya. Meski terasa ada yang beda tapi nampaknya pelanggan cukup mengerti dengan kondisi harga cabai saat ini.

"Pada biasa aja si nggak komentar," ujarnya, berbincang dengan merdeka.com, Senin (16/1).

Sementara itu, salah seorang pelayan warteg di kelurahan Menteng Dalam, Tebet Murni (27) mengaku tidak banyak pengurangan penggunaan cabai rawit terhadap hidangan yang disediakan di tempat tersebut. Sebab biasanya masakan-masakan yang menggunakan cabai rawit selalu dicampur dengan cabai merah besar dan cabai rawit. Kendati demikian dirinya berharap harga cabai rawit segera turun agar konsumen bisa mengonsumsi seperti sedia kala.

Tak hanya itu keluhan kenaikan harga cabai juga diungkap oleh pedagang sayur keliling Bang Mahdi. Sekarang dia hanya mampu membeli 1 kg dengan harga Rp 140 ribu untuk sekali dagang. Untuk 1 kg itu dia bagi menjadi beberapa kantung ukuran gula pasir 1/4 untuk diecer seharga Rp 5 ribu. Setiap kantung isi cabai hanya sekitar 11 tapi dicampur dengan cabai merah besar.

Menurutnya, terkadang ada saja ibu rumah tangga yang mengeluh sedikit. "Namanya ibu-ibu, beli Cuma Rp 5 ribu minta banyak. Dikasih segitu komentar. Emang suka begitu," kata Mahdi.

Beda dengan seorang ibu rumah tangga Widia (44) yang mengaku keluarganya tidak terlalu menyukai makanan pedas. Kendati begitu dia tetap membeli cabai rawit untuk campuran dalam masakan. Kata perempuan asal Bogor ini meski suami dan anaknya bukan pedas holic tapi cabai harus tetap ada di dapur. Cabai tersebut hanya untuk menyedapkan masakan. Dengan kenaikan harga ini dirinya lebih mengurangi pemakaian dan cara memotong. Untuk masak tumis dirinya potong kecil-kecil berbentuk bulat dan hanya menggunakan tiga buah.

Dia percaya pemerintah punya solusi baik untuk situasi ini. "Cepat turun lah ya jangan lama-lama naiknya," harapnya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah tak perlu mengimpor cabai untuk menekan harga. Enggar pun meminta masyarakat untuk mengonsumsi cabai yang harganya masih terjangkau.

"Enggak usah impor cabai. Cuma cabai rawit merah. Makanlah cabai rawit hijau yang juga sama, cabai rawit merah itu sesaat dan tidak mungkin urusan sesaat kita harus impor. Kalau hujan begini. Kita tidak bisa stop. Bagaimana, hujannya besar seperti ini. Kami tidak bisa memaksakan para petani untuk dia busuk," ujarnya di Jakarta pekan lalu.

Sedangkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Taufik Kurniawan melihat kenaikan harga cabai yang cukup signifikan saat ini hanya gejolak sementara. "Saya melihat persoalan kenaikan harga ini lebih hanya sementara," kata Taufik, di Jakarta, Jumat (13/1).

Dia menjelaskan, pada musim hujan seperti saat ini produksi cabai tidak maksimal, di mana cabai mudah rontok sebelum waktunya dan cepat busuk. "Persoalan kenaikan harga cabai yang saya cermati adalah faktor cuaca yang berpengaruh pada produksi dan kualitas cabai, kemudian faktor distribusinya," tuturnya.

Khusus mengenai pendistribusian, Taufik sepakat dengan usulan Presiden Joko Widodo di mana daerah surplus sebaiknya mendistribusikan ke daerah yang kekurangan stok cabai. Menyikapi persoalan ini, Taufik melihat Pemerintah telah mengambil langkah-langkah antisipatif yang memadai, sedangkan masyarakat juga memahami kondisi yang ada.

"Saya melihat Bapak Presiden dan kementerian terkait sudah beberapa kali turun ke lapangan meninjau pasar maupun sentra produksi cabai," katanya.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mendag Zulkifli Kaget Harga Cabai Sudah Tembus Rp100.000 per Kg

Mendag Zulkifli Kaget Harga Cabai Sudah Tembus Rp100.000 per Kg

Mendag Zulkifli tersentak saat mendengar harga cabai sekarang sudah Rp100.000 per kilogram.

Baca Selengkapnya
Beda dengan Zulhas, Wali Kota Semarang Temukan Harga Cabai Masih Rp100 Ribu per Kg

Beda dengan Zulhas, Wali Kota Semarang Temukan Harga Cabai Masih Rp100 Ribu per Kg

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan harga cabai masih tinggi setelah meninjau Pasar Jatingaleh, Semarang, Rabu (20/12).

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi: Harga Cabai Rawit Kemarin Rp120.000 Kini Sudah Turun Jadi Rp70.000 per Kg

Presiden Jokowi: Harga Cabai Rawit Kemarin Rp120.000 Kini Sudah Turun Jadi Rp70.000 per Kg

Presiden Jokowi juga memastikan cadangan beras nasional pada 2024 akan berada di level aman.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ajak Warga Pilih Caleg Tertentu, Kades dan Sekdes di Ogan Ilir Dilaporkan ke Bawaslu

Ajak Warga Pilih Caleg Tertentu, Kades dan Sekdes di Ogan Ilir Dilaporkan ke Bawaslu

Kepala Desa dan Sekretaris Desa di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dilaporkan ke Bawaslu karena diduga mengajak warga memilih caleg tertentu

Baca Selengkapnya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Makin Mahal Akibat HET Dinaikkan, Begini Penjelasan Pemerintah

Harga Beras Makin Mahal Akibat HET Dinaikkan, Begini Penjelasan Pemerintah

Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kg.

Baca Selengkapnya
Catat! Ini Deretan Titik Krusial Arus Mudik di Jalan Tol Darat dan Jalur Laut

Catat! Ini Deretan Titik Krusial Arus Mudik di Jalan Tol Darat dan Jalur Laut

Menteri Budi Karya beberkan titik-titik krusial rawan macet total saat musim mudik lebaran.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

Kebutuhan makan para pengungsi yang berada di pedesaan cukup memprihatinkan lantaran ketiadaan dapur umum.

Baca Selengkapnya
KAI Ingatkan Bagasi Penumpang Maksimal 20 Kg Selama Mudik Lebaran, Lebih Bakal Didenda

KAI Ingatkan Bagasi Penumpang Maksimal 20 Kg Selama Mudik Lebaran, Lebih Bakal Didenda

Jika lebih, akan dikenakan biaya tambahan sesuai dengan kelas kereta api yang dinaiki.

Baca Selengkapnya