Cerita mantan teroris ditolak bikin KTP
Merdeka.com - Machmudi Haryono alias Yusuf Adirima, atau biasa disapa Ucup merupakan contoh mantan napi kasus teroris yang berhasil kembali ke masyarakat. Perjuangannya tidak mudah. Usaha kulinernya dicurigai sebagai tempat kumpul para teroris yang dituding sedangn menunggu waktu untuk beraksi kapan saja. Tak peduli dengan cap miring, Yusuf berhasil membuktikan dirinya telah insyaf dan membantu rekan-rekannya sesama mantan napi terorisme untuk kembali ke jalan yang benar.
Yusuf kini punya usaha rumah makan Dapoer Bistik di Solo, rental mobil dan usaha laundry di Semarang yang cukup menghasilkan. Dia juga mempekerjakan rekan-rekannya sesama mantan teroris dan mencarikan modal bagi mereka yang ingin berbisnis sendiri. Termasuk menerima keluh kesah mereka yang ditolak untuk kembali ke masyarakat.
Seperti yang dialami salah satu rekan Yusuf yang enggan diungkapkan namanya. Saat ingin mengurus kembali Kartu Tanda Penduduk (KTP) di wilayah tempatnya bermukim, dia ditolak saat mengurus KTP dan tidak diberikan sebagian haknya sebagai WNI.
"Ada yang barusan keluar dari lapas, Mas sampai sekarang saya belum punya KTP. Lho? Kok bisa? Saya enggak diterima," ujar Yusuf menceritakan keluhan rekannya saat ditemui di merdeka.com di kediamannya Selasa (29/11).
Menurut Yusuf jika seorang mantan teroris dipersulit saat ingin mendapatkan KTP dan ingin mendapatkan status maka dikhawatirkan akan muncul rasa kebencian kembali terhadap pemerintah. "Seperti kejadian di Karanganyar, (dia bilang) wes saya ndak KTP-KTP nan ndak apa-apa! Ndak NKRI-NKRI juga nggak apa-apa! Sampai seperti itu kan itu satu langkah menuju kebencian (NKRI)," ungkapnya.
yusuf adirima ©2016 Merdeka.com/parwito
Yusuf mencontohkan pengeboman di Mapolresta Solo, Jawa Tengah dirinya meyakini jika aksi pengeboman itu bukan dari kelompok teroris yang besar. Sehingga, usai melakukan pengeboman dan melukai seorang anggota polisi, para pelaku secara cepat ditangkap oleh Densus 88. Itu karena pelaku teroris tidak mempunyai jaringan besar.
"Seperti kejadian di Mapolresta Solo, kecil-kecil kelompoknya nggak masalah mereka berangkat. Di sana ada gereja, tak sikate (saya bom) sendiri. Buktinya apa? Setelah ngebom, lari nggak ada yang membantu. Soalnya aksi sendiri. Tapi kalau kelompok ngebom di sini, dijemput lari ke jaringan kelompok lebih besar," jelasnya.
Demikian juga aksi pelemparan bom molotov di depan gereja di Samarinda yang awal tertangkap pelakunya hanya satu. Namun kemudian setelah dilakukan penyelidikan Densus 88 berhasil menangkap jaringannya.
"Pelaku satu, tapi yang ditangkap kalau tidak salah 7 atau 15 orang lah. Orang-orang di sekitar dia (pelaku pengeboman) kenapa tidak diprotek? Contoh, si fulan ini pulangnya ke Samarinda. Siapa sih teman-teman sekitarnya di Samarinda? Kan mustahil kalau mereka nggak tahu. Oh ini si fulan bebas, ada informasi kepada kami, oh pulang ke Samarinda. Bapasnya di Balikpapan. Ada istri di sana soalnya," terangnya.
Dua contoh kejadian pengeboman itulah menurut Yusuf yang menjadi bukti bahwa BNPT gagal dalam melakukan langkah deradikalisasi. Sehingga pelaku teroris yang usai menjalani hukuman menjadi tobat bukan malah mengulanginya.
Yusuf berharap BNPT bisa membuka mata bahwa mantan teroris bisa hidup kembali normal di masyarakat. Dirinya meyakinkan banyak mantan teroris punya keinginan kuat untuk kembali ke jalan yang benar.
"Dikatakan gagal karena kecolongan sudah beberapa kali. Kalau kecolongan sekali tidak. Banyak kali lah istilahnya. Dan ada mantan teroris yang kembali melakukan aksi terornya, ya akan ada. Saya yakin masih akan ada. Tinggal agresivitas BNPT sebagai penanggung jawab (deradikalisasi) ini. Yang tahu kan BNPT kenapa tidak ditindaklanjuti? Didatangi, diajak bicara. Mas setelah bebas mau usaha apa? Kita kan tidak tahu apa yang terjadi di dalam (lapas) dan apa yang terjadi di luar lapas (setelah bebas)," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
10 Cara Berteman dengan Mantan, Ketahui Beberapa Kondisi yang Perlu Dihindari
Terkadang, mencoba berteman dengan mantan diperlukan untuk sebagian orang.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPBB: 2023 Jadi Tahun Penderitaan, Banyak Orang Tertindas Kemiskinan dan Kelaparan
Kata Gueters, orang-orang semakin tertindas akibat meningkatnya kemiskinan dan kelaparan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengaku Merasa Kesepian Hingga Menangis Jalani Hidup Pasca Menjadi Duda, Desta: Namanya Manusia Ada Up And Down
Desta menceritakan soal kehidupannya yang kini menyandang status duda. Simak ceritanya berikut ini.
Baca SelengkapnyaMayat dengan Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswi SMP
Mayat Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswa SMP
Baca SelengkapnyaPerjuangan Petugas KPPS di Kebon Kacang, Tewas Kecelakaan saat Antar Surat Suara ke GOR Tanah Abang
Korban meninggal setelah sepeda motor bermuatan logistik yang dikendarai menabrak trotoar.
Baca SelengkapnyaPerempuan 19 tahun di Kediri Tewas Misterius di Kamar Mandi Pacar, Tubuh Penuh Luka
Kaget melihat korban tengkurap di depan kamar mandi, Iwan kemudian memberitahu istri dan kerabat lainnya.
Baca Selengkapnya13 Alasan Mengapa Orang Pintar dan Cerdas Lebih Sulit Merasa Bahagia
Seseorang yang pintar memiliki titik lemah yang muncul berupa sulit merasa bahagia.
Baca SelengkapnyaDirikan Tenda Hajatan di Tengah Rel Kereta Api, Warga Terancam Denda Rp15 Juta
Mengetahui ada kegiatan di lokasi terlarang, polisi segera membubarkan kegiatan tersebut.
Baca Selengkapnya