Berkarya Lewat Bank Sampah
Merdeka.com - Sejak pagi aktivitas pria ini tak pernah henti. Semua usaha rela dilakukan. Menjadi pengemudi ojek daring, guru hingga pengumpul sampah. Bukan sekedar berjuang mengumpulkan pundi-pundi. Hidupnya kini untuk mengabdi untuk lingkungan yang dia cintai.
Dia adalah Rachmat Pebritria. Masih mengenakan jaket hijau khas ojek daring, tiap hari harus keliling. Selain mencari penumpang, pria ini juga mengumpulkan sampah dari para nasabah.
Persis seperti menabung di bank. Hasil sampah anorganik berasal dari tiap rumah tangga dikumpulkan. Kemudian dikelola melalui bank sampah yang didirikannya.
Pendirian bank sampah milik Ebi, sapaan akrabnya, memang baru berdiri Juli tahun ini. Hasil didapat juga masih sedikit. Paling besar 10 kilo per hari. Khususnya berasal dari sampah botol plastik, kardus hingga bahan styrofom. Total kini sudah ada 20 nasabah yang tiap hari dijemput sampahnya.
"Untuk pengambilan uangnya, mereka hanya sebulan sekali. Setelah sampah terkumpul banyak, baru saya bawa," kata Ebi bercerita kepada merdeka.com, pekan lalu.
Inisiatif mendirikan bank sampah bermula ketika banyak melihat banyak warga masih buruk mengelola sampah. Sebagai pecinta limgkungan, kondisi ini tentu membuatnya gelisah. Apalagi pemandangan sampah berserakan tidak nyaman dilihat mata.
Bank Sampah Berkah. Nama itu disematkan Ebi buat bank sampah buatannya. Lokasinya di Ciampea, Kabupaten Bogor. Tepatnya di Taman Dramaga Permai 5 blok L 10 nomor 10. Di situ sampah dikumpulkan untuk diolah maupun dijual lagi agar menghasilkan uang bagi para nasabahnya.
Target utama bank sampah memang para kaum ibu. Menurut Ebi, langkah ini seharusnya bisa membuat para ibu di lingkungannya semakin sadar dan mencintai lingkungan. Apalagi mereka banyak mengurusi kebersihan rumah. Tentu dengan adanya bank sampah, diharapkan mereka bisa bersemangat.
"Kalau orangtua atau ibu-ibu tahu kalau ini bisa ditukar dengan uang, insya Allah mereka akan memperlakukan sampah dengan lebih bijak," ucap dia.
Memberi Anak-Anak Edukasi
Bukan sekedar mengumpulkan sampah. Mantan guru sekolah luar biasa itu juga memberikan beragam edukasi bagi masyarakat. Upaya ini tentu penting dilakukan. Membangun kesadaran demi menciptakan lingkungan sehat menjadi tujuan utamanya. Terutama soal daur ulang sampah.
Anak-anak dari para nasabah juga mendapat edukasi tentang sampah. Secara sukarela Ebi memberikan mereka pelajaran. Terutama soal mendaur ulang sampah di sekolah kreatifitas. Bahkan dia rela dibayar dengan sampah anorganik agar bisa mengajari anak-anak di wilayah tempat tinggalnya.
Ebi memang senang mengajari anak-anak. Dia mau mengajar tentang cara mendaur ulang sampah melalui internet maupun yang berbayar. Semua ilmunya dibagikan kepada anak-anak tersebut.
Hadirna sekolah kreatifitas ini, Ebi ingin anak-anak memiliki kegiatan positif selama berada di rumah. Apalagi dalam kondisi menghadapi pandemi corona saat ini. Para anak tentu banyak yang bosan harus berlama-lama di rumah tanpa kegiatan. Sehingga perlu mengajak mereka untuk berbuat kreatif.
"Syaratnya cukup jadi nasabah (bank sampah). Kemudian anak-anak bisa sekolah kreatifitas yang aku dirikan," kata Ebi.
Belakangan ini Ebi mengutamakan menjalankan protokol kesehatan saat memberikan edukasi di sekolah kreatifitas. Walaupun terkadang masih menerima tatap muka langsung dan dibatasi hanya menerima lima orang. Namun, jika tidak memungkinkan, Ebi tetap mengutamakan belajar daring.
Ebi sangat menyukai kegiatan yang berhubungan dengan anak-anak. Banyak tantangan. Namun, semua itu dijalani dengan rasa senang. Sebagai mantan guru, Ebi terus mencari cara untuk terus bisa mengajari anak-anak di tengah pandemi. Apalagi banyak sekolah ditutup. Alhasil Ebi menciptakan sendiri sekolah yang diinginkan.
"Aku ingin memberi makna lewat karya, lewat limbah. Alhamdulillah antusias, karena kan caranya beda," ujar dia.
Pesan yang terus diingatkan Ebi kepada para nasabah adalah menjaga lingkungan. Terutama kepada tiap anak didiknya. Sebagai masa depan bangsa, sudah seharusnya mereka lebih bisa menjaga bumi dan isisnya. Sehingga di masa yang akan datang lingkungan tetap lestari.
Harapan itu tak bosan Ebi tanamkan kepada generasi muda. Dia merupakan satu dari banyak sosok merdeka di Indonesia. Melalui gerakan ini, dia percaya hal kecil yang dilakukan kini bakal berdampak besar di masa depan.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara Kreatif Polisi Ajak Warga Serang Peduli Lingkungan, Dirikan Bank Sampah dan Siapkan Emas Batangan
Warga yang menabung di sini bisa dapat emas batangan.
Baca SelengkapnyaMenilik Pesantren Ramah Lingkungan di Jombang, Bijak Kelola Sampah Cuan Jutaan Rupiah
Pesantren ini punya bank sampah yang dikelola secara profesional
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP
Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Bupati Tabanan 42 Kali Berkantor di Desa
Bupati Sanjaya hadir bersama jajaran, untuk memberikan efek yang Berdampak dan memberi pengaruh positif bagi perkembangan UMKM hingga IKM.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaNekat Tinggalkan Jabatan Mentereng di Bank, Pria Tulungagung Ini Pilih Buka Bisnis Cukur Rambut
Sesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca SelengkapnyaDirut BRI Pamer Tangani Kredit 44 Juta Nasabah UMKM Hingga Bawa Akses Bank ke Masyarakat Kecil
Dia menjelaskan, selain mengurus aspek pembiayaan ke UMKM, BRI juga turut melakukan pendampingan.
Baca SelengkapnyaAnak Lulus Kuliah dari IPB, Cerita Babinsa Ini Jaminkan SK ke Bank Untuk Bangun Rumah
Politisi Dedi Mulyadi dibuat kagum oleh Babinsa yang berhasil sekolahkan anaknya hingga tamat IPB dengan jaminkan SK ke Bank. Simak kisahnya berikut ini.
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga Asal Bojonegoro Punya 14 Rekening pada Bank yang Sama, Begini Kisah Inspiratif di Baliknya
Ketiga anaknya sudah punya rekening sejak masih TK
Baca Selengkapnya