Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Antre nasi padang di Pasar Senen

Antre nasi padang di Pasar Senen Kondisi Pasar Senen pada 1940-an. (tropenmuseum.nl)

Merdeka.com - Siapa tidak kenal Pasar Senen, Jakarta Pusat. Bagi sebagian orang, kurang afdal bila datang ke Ibu Kota tanpa mampir ke sana. Kawasan perbelanjaan ini pertama kali dibuka oleh Yustinus Vinck pada 1733. Setelah masa kemerdekaan, pada 1945 hingga 1975, Senen menjadi pusat perdagangan paling terkenal di Jakarta.

Berada di pusat kota, Pasar Senen juga dekat dengan stasiun kereta api, penghubung Jakarta dengan kota-kota besar lain di Jawa. Laiknya pasar pada umumnya, rupa-rupa jenis jajanan, makanan, dan minuman juga dijual di sana. Namun ada fenomena menarik saban Ramadan tiba di pasar itu, yakni keramaian menjelang buka.

Menurut sejarawan Jakarta, Alwi Shahab, zaman dulu Senen juga menjadi lokasi favorit buat ngabuburit menjelang buka puasa. “Penjual jajanan dan minuman berderet di pinggiran pasar, melayani orang-orang antre membeli makanan. Ramai sekali, kalau bedug ditabuh, banyak di antara mereka makan di lokasi,” kata dia saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya, Rabu pekan lalu.

Saban sore, usai salat asar, bekas wartawan ini biasa keliling Jakarta mengendarai sepeda ontel dari kampungnya di Kwitang, Jakarta Pusat. Dari sana dia keliling mengunjungi beberapa lokasi ramai, salah satunya di sekitar Pasar Senen. Dulu, kata dia, ada satu rumah makan Padang terkenal di daerah Senen paling ramai dikunjungi warga.

“Orang-orang berdiri, mengantre, menunggu giliran masuk mendapat bungkusan nasi. Seingat saya cuma itu nasi padang terkenal, ramai sekali, antrenya sampai jalan raya,” ujarnya.

Dulu Pasar Senen memang terkenal. Sejak awal abad ke-20, Senen telah menjadi jantung ibu kota dengan denyut perdagangan hampir tak pernah mati. Beberapa toko besar dan terkenal berdiri di sepanjang Jalan Kramat Bunder, Kramat Raya, Jalan Kwitang, dan Jalan Senen Raya. "Apotek Rathkamp", setelah kemerdekaan menjadi Kimia Farma, berdiri di seberang Segi Tiga Senen.

Di Gang Kenanga terdapat toko sepeda "Tjong & Co". Sementara di Jalan Kramat Bunder terdapat rumah makan terkenal "Padangsche Buffet". Pada 1960-1970, beberapa toko di atas telah lenyap atau berubah kepemilikan. Pada masa kepemimpinan Ali Sadikin, pemerintah DKI menghidupkan lagi kawasan Senen dengan membangun pusat perdagangan Senen.

Pembangunan Proyek Senen diikuti pasar inpres dan terminal Senen. Pada awal 1990 dibangun pula super blok modern, Atrium Senen. Atrium Senen diisi sejumlah produk skala internasional, seperti Yaohan dan Mark & Spencer, yang pada akhirnya menarik diri karena krisis ekonomi.

Pasar Senen memang sudah berulang kali berubah. Namun bagi Alwi, kenangan Senen tempo dulu, terutama menjelang buka puasa, tetap lekat dalam ingatan. ”Dulu enak rasanya keliling Jakarta. Di Pasar Senen melihat orang dari mana-mana antre jajanan di pinggir jalan menunggu buka,” ujarnya.

(mdk/fas)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jadi Salah Satu Pasar Tertua di Bandung, Ini Sederet Daya Tarik Pasar Baru Trade Center

Jadi Salah Satu Pasar Tertua di Bandung, Ini Sederet Daya Tarik Pasar Baru Trade Center

Dari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pasar Lama Kota Tangerang, Suguhkan Ragam Kuliner sampai Pernak Pernik Khas Imlek

Mengunjungi Pasar Lama Kota Tangerang, Suguhkan Ragam Kuliner sampai Pernak Pernik Khas Imlek

Nuansa Imlek sudah terasa di area Pasar Lama Kota Tangerang. Pernak pernik sampai kuliner khas peranakan tersaji lengkap di sini.

Baca Selengkapnya
Melihat Suasana Pasar Terpencil di Pelosok Pacitan, Pedagang Menjerit Karena Sepi Pembeli

Melihat Suasana Pasar Terpencil di Pelosok Pacitan, Pedagang Menjerit Karena Sepi Pembeli

Walaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pedagang Nasi Goreng Mengeluh Sepi, Baim Wong Langsung Memborongnya dan Membagikan ke Warga yang Ingin Sahur 'Sahur, sahur Gratis'

Pedagang Nasi Goreng Mengeluh Sepi, Baim Wong Langsung Memborongnya dan Membagikan ke Warga yang Ingin Sahur 'Sahur, sahur Gratis'

Pedagang Nasi Goreng begitu senang saat dagangannya habis. Dia menyampaikan terima kasih kepada Baim Wong.

Baca Selengkapnya
Nasi Pecel Legendaris di Tulungagung Ini Porsinya Kecil Banget, Makan Dua Porsi Belum Kenyang

Nasi Pecel Legendaris di Tulungagung Ini Porsinya Kecil Banget, Makan Dua Porsi Belum Kenyang

Warungnya tak pernah sepi pembeli, mereka memuji cita rasa pecel dan rempeyeknya

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Basemen Alun-alun Kota Bandung yang Jadi Spot Kuliner Baru, Suguhkan 140 Lapak Makanan

Mengunjungi Basemen Alun-alun Kota Bandung yang Jadi Spot Kuliner Baru, Suguhkan 140 Lapak Makanan

Ada 140 lapak kuliner, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat tersedia dengan harga yang terjangkau.

Baca Selengkapnya
Uniknya Nasi Kabaka, Makanan Khas Padang Panjang yang Berawal dari Bekal Anggota Keluarga

Uniknya Nasi Kabaka, Makanan Khas Padang Panjang yang Berawal dari Bekal Anggota Keluarga

Makanan khas yang satu ini ini memiliki aroma harum yang tentunya menggugah selera dan menjadi andalan masyarakat Padang Panjang sampai sekarang.

Baca Selengkapnya
Menyantap Masakan Sunda di Rumah Makan Laksana, Hadirkan Suasana Perdesaan dengan Menu Oseng Legendaris Andalan

Menyantap Masakan Sunda di Rumah Makan Laksana, Hadirkan Suasana Perdesaan dengan Menu Oseng Legendaris Andalan

Pengunjung dijamin akan puas menyantap berbagai hidangan khas bumi Parahyangan yang otentik.

Baca Selengkapnya
Pedagang Siomay Ngeluh ke Airlangga: Harga Makanan Program Makan Siang Kemurahan, Usul Rp20.000

Pedagang Siomay Ngeluh ke Airlangga: Harga Makanan Program Makan Siang Kemurahan, Usul Rp20.000

Dalam simulasi tersebut terdapat sejumlah aneka menu makan siang yang disiapkan seharga Rp15.000 per porsi.

Baca Selengkapnya