Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Julius Robert Oppenheimer

Profil Julius Robert Oppenheimer | Merdeka.com

Julius Oppenheimer dikenal sebagai ahli fisika Amerika Serikat sekaligus penemu bom atom yang telah menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II. Bom atom pertamanya diuji coba pada Juli 1945 di New Mexico yang dikenal dengan Trinity test. Setelah menemukan senjata maha dahsyat tersebut, Oppenheimer mengutip kata-kata Bhagavad Gita yang berenang-renang di benaknya, berbunyi: " Kini, aku adalah kematian, sang penghancur dunia". Ia merupakan lulusan universitas ternama seperti Harvard, Cambridge, dan Gottingen.

Oppenheimer lahir di keluarga kaya, ayahnya seorang importir tekstil dan ibunya seorang pelukis. Ia memiliki saudara laki-laki yang juga seorang ahli fisika, yaitu Frank Oppenheimer.  Di tahun akhir sekolahnya di Sekolah Budaya dan Etik, ia tertarik dengan ilmu kimia. Pada usia 18 tahun, ia masuk Universitas Harvard dengan studi mayor Kimia. Di universitas ini, sebuah mata kuliah tentang termodinamika menarik perhatiannya dan membuat dirinya mendalami fisika eksperimental.

Oppenheimer diterima di Universitas Cambridge pada tahun 1924. Disana, semakin terbenam ke dalam ilmu Fisika hingga teman-temannya menyebut Oppenheimer sebagai seseorang yang memiliki kecenderungan untuk merusak diri sendiri karena waktunya ia habiskan untuk rokok dan pemikiran-pemikiran Fisika bahkan tanpa makan dan tidur. Ia kemudian pindah ke Universitas Gottingen, yang merupakan pusat Fisika Teori termasyhur di dunia, dibawah bimbingan Max Born. Ia bertemu teman diskusi yang membuatnya semakin tenggelam di Fisika, antara lain Werner Heisenberg, Pascual Jordan, Wolfgang Pauli, Paul Dirac, Enrico Fermi, dan Edward Teller.

Saudara Frank Oppenheimer ini banyak melakukan riset dalam Astonomi Teori, Fisika Nuklir, Teori Kuantum, dan Kuantum Elektodinamis. Oppenheimer kemudian tergabung dalam 'Manhattan Project' yang mengembangkan proyek bom atom. Ia menjadi salah satu ilmuwan yang berpengaruh dalam terciptanya senjata pemusnah masal ini. Ilmuwan-ilmuwan ini melakukan riset bom atomnya di Laboratorium Los Alamos yang sebenarnya berfungsi sebagai laboratorium militer. Bom atom para ilmuwan tersebut diuji coba di New Mexico yang dikenal dengan nama Trinity test. Setelah melihat bola api hasil ledakan bom buatannya, terbersit kata-kata Baghavad Gita di benak Oppenheimer yang berbunyi "Kini, akulah kematian, sang penghancur dunia".

Namun, ketika bom tersebut dijatuhkan di Negeri Sakura dan mengakibatkan ratusan ribu nyawa melayang, Oppenheimer menyesali pekerjaanya dan menyarankan supaya benda tersebut digunakan untuk tujuan perdamaian saja. Keputusannya ini membuat pemerintah mempertanyakan loyalitas Oppenheimer yang berakhir pada pelepasan jabatannya sebagai penasihat pemerintah bidang pertahanan. Setelah Perang Dunia II selesai, Oppenheimer tetap aktif dalam bidangnya dan terpilih menjadi Ketua Komisi Energi Atom AS. Sayangnya, langkah Oppenheimer tersendat sebab ia menolak dengan keras pengembangan bom hidrogen yang berkekuatan jauh lebih besar dari bom atom miliknya.

Profil

  • Nama Lengkap

    Julius Robert Oppenheimer

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    New York

  • Tanggal Lahir

    1904-04-22

  • Zodiak

    Taurus

  • Warga Negara

    Amerika

  • Saudara

    Frank Oppenheimer

  • Istri

    Katherine "Kitty" Puening Harrison

  • Biografi

    Julius Oppenheimer dikenal sebagai ahli fisika Amerika Serikat sekaligus penemu bom atom yang telah menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II. Bom atom pertamanya diuji coba pada Juli 1945 di New Mexico yang dikenal dengan Trinity test. Setelah menemukan senjata maha dahsyat tersebut, Oppenheimer mengutip kata-kata Bhagavad Gita yang berenang-renang di benaknya, berbunyi: " Kini, aku adalah kematian, sang penghancur dunia". Ia merupakan lulusan universitas ternama seperti Harvard, Cambridge, dan Gottingen.

    Oppenheimer lahir di keluarga kaya, ayahnya seorang importir tekstil dan ibunya seorang pelukis. Ia memiliki saudara laki-laki yang juga seorang ahli fisika, yaitu Frank Oppenheimer.  Di tahun akhir sekolahnya di Sekolah Budaya dan Etik, ia tertarik dengan ilmu kimia. Pada usia 18 tahun, ia masuk Universitas Harvard dengan studi mayor Kimia. Di universitas ini, sebuah mata kuliah tentang termodinamika menarik perhatiannya dan membuat dirinya mendalami fisika eksperimental.

    Oppenheimer diterima di Universitas Cambridge pada tahun 1924. Disana, semakin terbenam ke dalam ilmu Fisika hingga teman-temannya menyebut Oppenheimer sebagai seseorang yang memiliki kecenderungan untuk merusak diri sendiri karena waktunya ia habiskan untuk rokok dan pemikiran-pemikiran Fisika bahkan tanpa makan dan tidur. Ia kemudian pindah ke Universitas Gottingen, yang merupakan pusat Fisika Teori termasyhur di dunia, dibawah bimbingan Max Born. Ia bertemu teman diskusi yang membuatnya semakin tenggelam di Fisika, antara lain Werner Heisenberg, Pascual Jordan, Wolfgang Pauli, Paul Dirac, Enrico Fermi, dan Edward Teller.

    Saudara Frank Oppenheimer ini banyak melakukan riset dalam Astonomi Teori, Fisika Nuklir, Teori Kuantum, dan Kuantum Elektodinamis. Oppenheimer kemudian tergabung dalam 'Manhattan Project' yang mengembangkan proyek bom atom. Ia menjadi salah satu ilmuwan yang berpengaruh dalam terciptanya senjata pemusnah masal ini. Ilmuwan-ilmuwan ini melakukan riset bom atomnya di Laboratorium Los Alamos yang sebenarnya berfungsi sebagai laboratorium militer. Bom atom para ilmuwan tersebut diuji coba di New Mexico yang dikenal dengan nama Trinity test. Setelah melihat bola api hasil ledakan bom buatannya, terbersit kata-kata Baghavad Gita di benak Oppenheimer yang berbunyi "Kini, akulah kematian, sang penghancur dunia".

    Namun, ketika bom tersebut dijatuhkan di Negeri Sakura dan mengakibatkan ratusan ribu nyawa melayang, Oppenheimer menyesali pekerjaanya dan menyarankan supaya benda tersebut digunakan untuk tujuan perdamaian saja. Keputusannya ini membuat pemerintah mempertanyakan loyalitas Oppenheimer yang berakhir pada pelepasan jabatannya sebagai penasihat pemerintah bidang pertahanan. Setelah Perang Dunia II selesai, Oppenheimer tetap aktif dalam bidangnya dan terpilih menjadi Ketua Komisi Energi Atom AS. Sayangnya, langkah Oppenheimer tersendat sebab ia menolak dengan keras pengembangan bom hidrogen yang berkekuatan jauh lebih besar dari bom atom miliknya.

  • Pendidikan

    • Universitas Harvard
    • Universitas Cambridge
    • Universitas Gottingen

  • Karir

    • Fisikawan
    • Penemu Bom Atom
    • Peneliti di ETH, Zurich
    • Direktur Institute for Advanced Studi di Princeton

  • Penghargaan

    • Enrico Fermi Award

Geser ke atas Berita Selanjutnya