Profil
John Dudley Ball
John Dudley Ball atau yang akrab dengan John Ball dikenal sebagai seorang penulis terkenal asal Amerika. Ia terkenal karena novel misteri yang ia tulis yang melibatkan detektif Afrika-Amerika yang dinamai Virgil Tibbs. Tibbs dikenalkan sebagai tokoh dalam novel In the Heat of the Night. Novel ini berhasil memenangkan Edgar Award dalam kategori Best First Novel from the Mystery Writers of America. Novel ini pun diangkat menjadi film dengan judul yang sama pula dan berhasil menyabet Piala Oscar.
Ball lahir di Schenectady, New York dan besar di Milwaukee, Wisconsin. Ia menempuh pendidikan di Carrol College di Waukesha, Wisconsin. Ia sempat menulis beberapa majalah dan koran, salah satunya Brooklyn Eagle. Sesekali, ia bekerja paruh waktu sebagai deputi di Los Angeles County Sheriff. Di sana ia dilatih seni bela diri. Di pertengahan tahun 1980an, ia membedah buku seorang kolumnis majalah misteri, Mike Shayne. Ball tinggal di Encino, California dan wafat di tempat yang sama di tahun 1988.
Karyanya yang berjudul Ball's Last Plane terdiri dari dua cerita dimana karakter di dalamnya saling berkaitan dan menyatu. Yang pertama melibatkan sekelompok wisatawan di negara bermasalah yaitu Third World. Mereka sedang menunggu untuk menaiki pesawat terakhir yang mereka harap akan membawa mereka ke tempat yang aman. Cerita kedua dimulai saat seorang penggemar penerbangan yang diberi kesempatan oleh pilot yang membangun perusahaan penerbangan untuk meningkatkan ketrampilan terbangnya. Pilot tersebut sudah ada dalam cerita yang pertama.
John awalnya menulis The First Team. The First Team dimulai setelah Amerika Serikat menyerah kepada Uni Soviet tetapi tanpa adanya perlawanan (tidak disebutkan dalam novel). Pengambilan ini karena penyebaran budanya. Namun, hal ini dirusak oleh berkembangnya budaya hippie, korupsi industri militer dan mesin propaganda Komunis. Karena itu, Amerika Serikat tidak mampu dan tidak mau membela diri. Pemimpin pasukan pendudukan adalah para birokrat yang didukung oleh kolonel polisi rahasia setan. Juru dari Gedung Putih, Raleigh Hewitt, tetap berada di posisinya karena perintah penjajah "laughably poor command of English" yang dijadikan sebagai organisasi perlawanan bawah tanah yang disebut "The First Team". Pada intinya, novel ini bergenre sastra invasi seperti Pertempuran Dorking di Inggris pada abad 19.
Saat di perguruan tinggi, ia tampil sebagai penyihir semi-profesional dengan nama "Jacques Morintell" dan "Howduzi". Ia tercatat dalam "Who's Who in Magic" di edisi Mei 193. Ia juga berkontribusi dalam artikel yang berjudul "Further Ideas" untuk The Sphinx tahun 1937.
Riset dan analisa oleh Dyanara Putri