Tradisi Tidur Berkasur Pasir di Sumenep, Unik dan Punya Manfaat Alami
Merdeka.com - Sumenep menjadi kota dengan desa uniknya. Masyarakatnya bercengkerama hingga melepas penat di rumah tercinta mereka. Namun ada yang janggal, bukan keramik halus melainkan tumpukan pasir lembut menjadi alas mereka untuk beraktivitas. Tradisi unik ini telah menjadi perhatian masyarakat luas dan menjadi ikon bagi warga yang tinggal di Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Desa ini terletak tidak jauh dari bibir pantai di pesisir Utara Pulau Madura. Mulai dari bercengkerama, makan, bermain, hingga tidur mereka lakukan di atas pasir. Warga Desa Legung Timur sengaja tidak menghaluskan lantai, karena mempertahankan tradisi yang sudah ada turun-temurun. Menurut penelitian, ternyata tradisi unik mereka punya manfaat sendiri bagi kesehatan. Mulai dari merawat kulit juga memuat tubuh menjadi rileks.
Sebenarnya mereka mampu membeli kasur empuk dari busa maupun kapas. Meski telah ada kasur busa, namun mereka tetap saja berkasur dengan tumpukan pasir halus.
Kampung Pasir Sumenep©2021 Merdeka.com/Haerul Umam
Lelap, begitulah warga Desa Legung Timur menghabiskan waktu istirahat mereka. Terlihat seperti tidur pada kasur busa biasa. Namun sensasi berbaring di tumpukan pasir ini sangatlah berbeda. Mencobanya bakal mengotori tubuh dengan pasir yang menempel.
Desa ini mewajibkan warganya untuk menyediakan area tumpukan pasir di rumahnya, terlebih sebagai tempat tidur. Tradisi mendorong warga desa untuk melestarikan rumah berpasir agar tetap ada. Sekalipun di rumah mereka ada kasur busa, mereka nyaris tidak pernah menidurinya.
Agar lebih nyaman, mereka tetap menggunakan bantal dari kapas. Tujuannya ialah agar rambut mereka tetap bersih dari butiran pasir. Namun beberapa warga juga enggan memakai bantal kapas. Mereka membuat gundukan pasir sebagai pengganti bantal kapas.
Kampung Pasir Sumenep©2021 Merdeka.com/Haerul Umam
Tradisi rumah berpasir masih eksis hingga kini. Tiap rumah di Desa Legung sebagian besar mempunyai area pasir. Tua muda mereka sudah terbiasa dengan adanya tradisi ini. Bahkan kebanyakan bayi di desa ini dilahirkan di atas pasir. Mereka lahir, tumbuh berkembang, bermain, hingga dewasa di atas pasir. Para orang tua tidak khawatir jika anak-anak mereka terkotori oleh pasir. Mereka menganggap pasir ini punya manfaat bagi kesehatan tubuh mereka.
Pasir diklaim sebagai eksofoliator alami, tekstur butiran super halusnya dipercaya mampu membantu mengelupas kulit secara otomatis. Para ahli menyebutkan, tidur di atas pasir dengan kesehatan lebih dikaitkan kepada kondisi tubuh yang jauh lebih rileks. Nuansa pantai terasa saat berbaring di atas pasir ini. Bahkan pasir mampu membuat suhu di dalam ruangan menjadi lebih sejuk di tengah cuaca panas, begitupula sebaliknya.
Kampung Pasir Sumenep©2021 Merdeka.com/Haerul Umam
Kini beberapa rumah tidak menggunakan pasir sebagai keseluruhan alas rumah mereka. Beberapa bagian rumah kini dipadukan dengan lantai keramik. Ruang tamu menjadi bagian umum untuk dikeramik. Teras dan kamar tidur mereka lebih sering ditemui dengan pasir. Bahkan dapat dijumpai, meskipun rumah sudah dikeramik, namun dilapisi dengan timbunan pasir.
Kampung Pasir Sumenep©2021 Merdeka.com/Haerul Umam
Tradisi tidur berkasur pasir sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Pasir di rumah mereka bukalah pasir sembarangan. Pasir ini berasal dari sekitar Pantai Lombang dengan tekstur lembut, bersih, dan mengkilap. Bahkan bila tubuh dalam keadaan basah, pasir ini tidak akan lengket dan menempel pada tubuh.
Sebelum digunakan, warga memastikan betul bahwa pasir tidak menyimpan batu atau benda tajam dan benda berbahaya lainnya. Butiran pasir ini memiliki tekstur yang sangat halus, bersih mengkilap, dan memiliki warna putih gading. Sebelum digunakan, pasir akan saring untuk memastikan tidak ada batu atau benda berbahaya lain di dalamnya. Jika basah, pasir akan dijemur terlebih dahulu untuk kemudian digunakan sebagai alas beraktivitas sehari-hari.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Sumando, Tradisi Meminang Ala Masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah
Sumando dimaknai oleh masyarakat Tapanuli Tengah sebagai sebuah kesatuan, yakni pertambahan atau percampuran antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.
Baca Selengkapnya5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai
Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaMengenal Tari Kain, Kesenian Tradisional Mirip Gerakan Silat dari Pesisir Selatan Sumbar
Tari Kain, kesenian tradisional yang mirip dengan gerakan-gerakan silat dan dimainkan oleh kaum pria di Pesisir Selatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melihat Suasana Kampung Adat Lebak Bitung Sukabumi yang Asri, Punya Tradisi Tumbuk Padi Setelah 6 Tahun Panen
Kampung adat ini masih menjalankan tradisi leluhur
Baca SelengkapnyaMengenal Tari Piriang Suluah, Seni Tradisional Simbol Kehidupan Petani di Padang Panjang
Kesenian tradisional ini menggambarkan kehidupan masyarakat Padang Panjang yang bekerja sebagai petani.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaKeunikan Tradisi Bajapuik, Adat Perkawinan Menjemput Mempelai Laki-Laki Khas Pariaman
Tradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaUniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan
Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca Selengkapnya