Merdeka.com - Beberapa waktu belakangan ini, thrifting atau aktivitas berbelanja produk-produk bekas sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Ditinjau dari semakin merebaknya thrift shop di media sosial, bisa dilihat bahwa antusiasme masyarakat terhadap cara belanja model thrifting semakin besar.

Mengutip vocabulary.com, thrift adalah perilaku sangat berhati-hati terhadap berapa banyak uang yang dikeluarkan. Thrift secara kata memang berarti hemat. Menggunakan kembali kantong teh yang sama sebanyak tiga hingga empat kali agar tidak membuang-buang uang adalah contoh perilaku hemat.

Tren thrifting dewasa ini dilakukan karena adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya sistem fast fashion yang dilakukan oleh produsen-produsen pakaian kenamaan. Terlebih, banyak perusahaan fast fashion yang juga terlibat dalam praktik eksploitasi buruh. Untuk itu, mendaur ulang pakaian layak pakai dengan metode thrifting adalah salah satu solusi dari masalah ini.

Berikut ini adalah uraian selengkapnya mengenai apa itu thrift, dan apa saja manfaat yang dibawa oleh praktik ini.

Mengenal Praktik Thrift

Kata thrift pada awalnya mengacu pada "keberuntungan" dan telah diartikan sebagai tindakan ekonomis oleh masyarakat umum, mengutip vocabulary.com. Orang yang hemat, atau seseorang yang mempraktikkan penghematan, kemungkinan besar beruntung dalam arti orang tersebut memiliki tabungan.

Di toko barang bekas atau yang juga dikenal dengan thrift shop, Anda akan menemukan banyak pakaian dan barang-barang bekas lainnya dengan harga murah. Dengan keberuntungan dan sedikit skill dalam mencari, memadu padankan warna serta motif, Anda akan dapat menemukan barang bekas layak pakai yang cukup berkualitas dan menarik.

Toko barang bekas atau thrift shop, biasanya dijual berbagai pakaian bekas, furnitur, dan barang-barang rumah tangga lainnya dengan harga diskon. Perbedaan besar antara toko barang bekas dan toko eceran adalah barang-barang yang dijual di toko barang bekas bukanlah barang baru, tetapi bukan berarti barang tersebut tidak dalam kondisi baik.

Belanja barang bekas adalah cara memberi barang-barang itu kehidupan baru. Belanja barang bekas lebih tentang berburu daripada menemukan satu barang tertentu. Karena toko barang bekas penuh dengan barang-barang antik dan di luar musim, sangat menyenangkan untuk melihat apa yang mungkin Anda temukan.

Alternatif Eco-Friendly untuk Berbelanja

Bagi sebagian orang, gambaran tentang "membeli barang bekas" dalam praktik thrifting bisa jadi suatu hal yang mengerikan dan tak terbayangkan. Meski begitu, thrift store sendiri belakangan ini telah menjadi sesuatu yang populer dan dianggap sebagai alternatif berbelanja dengan keunggulan tersendiri, terutama dari segi lingkungan.

Sebagai gambaran, industri tekstil dan garmen, khususnya fast fashion, diketahui berdampak negatif terhadap lingkungan. Dampak tersebut antara lain adalah pencemaran air, penggunaan bahan kimia berbahaya, serta meningkatnya jumlah limbah tekstil. Selain itu, sebagian besar garmen dan tekstil sulit untuk didaur ulang, dikutip dari waste4change.com.

Pakaian memang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Meski begitu, pemenuhan kebutuhan tersebut tidak harus mengorbankan bumi yang merupakan tempat tinggal manusia satu-satunya. Di sinilah toko barang bekas berperan dan menjadi salah satu solusi dalam berbelanja pakaian sekaligus meminimalisir dampak negatif lingkungan.

Manfaat Thrift Shopping

Selain ramah lingkungan, thrift adalah praktik berbelanja yang juga memiliki beberapa manfaat lain yaitu:

1. Harga Murah dengan Kualitas Relatif Bagus

Salah satu alasan utama banyak orang memilih berbelanja di toko barang bekas adalah karena harganya yang super murah. Di Indonesia misalnya, barang dan pakaian yang dijual biasanya berkisar antara Rp 10.000, dan biasanya harganya tidak lebih dari Rp 200.000 tergantung jenis pakaiannya.

Selain itu, dapat diartikan bahwa pakaian yang dijual di toko barang bekas cenderung lebih awet karena telah bertahan dalam satu “siklus hidup” dari pemilik sebelumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan fast fashion yang cenderung mudah aus atau melar setelah dipakai dan dicuci beberapa kali.

2. Kesempatan untuk Bereksperimen dengan Gaya dan Warna

Pakaian yang dijual di toko barang bekas mungkin tidak terlalu trendi atau bergaya, tetapi itu menjadi alasan utama bagi kebanyakan orang untuk berkreasi dalam memadupadankan pakaian yang ditemukan. Anda bahkan dapat mencoba gaya baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

3. Peluang untuk menemukan Pakaian Unik atau Langka

Jika Anda membeli pakaian di toko konvensional atau pusat perbelanjaan, kemungkinan besar Anda mungkin bertemu dengan orang lain yang memakai pakaian yang sama persis. Dengan kata lain, pakaian yang dijual di department store dan toko pakaian sudah jadi barang mainstream.

Kemungkinan ini tidak demikian adanya jika berbelanja di toko barang bekas. Katakanlah Anda kebetulan menemukan rok bunga lucu di toko barang bekas terdekat. Anda bisa jadi satu-satunya orang di kota yang memiliki rok itu. Selain itu, belanja barang bekas membuka kemungkinan untuk menemukan permata tersembunyi atau pakaian edisi terbatas yang tidak lagi dijual di pasaran.