Skenario Hadapi Hidup 'New Normal' Menurut Pakar Unair, 4 Fakta Ini Wajib Diketahui
Merdeka.com - Akhir-akhir ini pemerintah menggembar-gemborkan hidup ‘New Normal’ di berbagai kesempatan. Hidup new normal atau normal baru merujuk pada perubahan pola hidup sehari-hari selama pandemi COVID-19 masih berlangsung di Indonesia.
Dikutip dari liputan6.com, menerapkan tatanan hidup normal baru di tengah pandemi COVID-19 dinilai butuh peran pemerintah, tokoh agama dan masyarakat untuk menyiapkan mental masyarakat dalam menerapkannya.
Perilaku Baru
©2020 Liputan6.com/Johan Tallo
Ketua Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (FKM Unair), Hario Megatsari menjelaskan bagaimana skenario menghadapi hidup normal baru di tengah pandemi.
Menurut Hario, tatanan hidup normal baru menuntut adanya perilaku baru. Hidup 'New Normal' sebagai konsekuensi dari adanya virus corona jenis baru (Sars-CoV-2) penyebab COVID-19.
Adanya protokol kesehatan yang berlaku menuntut perubahan perilaku sehari-hari. Seperti memakai masker saat berada di luar rumah, menjaga jarak fisik, dan menghindari kerumunan.
Menjaga Kesehatan dan Kebersihan
©2018 Merdeka.com/Pexels
Selain itu, untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19 masyarakat juga wajib menjaga kesehatan dan kebersihan. Di antaranya dengan makan makanan bergizi yang bisa meningkatkan imun tubuh, olahraga, mencuci tangan dengan sabun, dan lain sebagainya.
"Sebelum ada COVID-19, berinteraksi di suatu acara, misalkan di acara pernikahan berjabat tangan, cipika cipiki, dan selama ada pandemi itu belum bisa dilakukan. Karena ada dalam salah satu protokol (jaga jarak-red), ini perilaku normal yang baru,” jelas Hario, dikutip dari liputan6.com.
Pola Hidup Tidak Sama Seperti Dulu
©2020 Merdeka.com
Setidaknya selama belum ada vaksin yang ditemukan, tatanan hidup normal baru ini jadi bentuk antisipasi penyebaran COVID-19. Meskipun nanti vaksin sudah ditemukan, menurut Hario, pola hidup tidak akan sama seperti kondisi dulu.
Untuk menghadapi tatanan hidup baru itu, Hario menilai masyarakat perlu menyiapkan mental. Hal ini agar tidak tergagap saat menerapkannya. Apalagi masih ada warga yang belum bisa menjalankan protokol kesehatan dan menerima tatanan hidup normal baru.
Peran Banyak Orang
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Masyarakat perlu mengikuti informasi yang baik dan benar sebagai panduan menjalani hidup normal baru.
"Ikuti informasi yang baik dan benar mengenai perilaku tatanan yang baru seperti apa, karena masih menata dan belum ada definitif,” jelas Hario.
Di sini, dibutuhkan peran pemerintah, tokoh agama, masyarakat. Hario mengatakan, peran pemerintah menenangkan masyarakat agar dapat menerapkan tatanan hidup normal baru dengan menjalankan protokol kesehatan.
"Pemerintah harus mulai konsisten dan punya ketegasan. Konsisten itu terhadap protap atau regulasi sehingga publik akan timbulkan trust,” pungkasnya.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPakai Masker, Hasto PDIP Cerita Kena Flu Karena Polusi: Maklum Jakarta Lama Enggak Diurus
Hasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnya